Halloween party ideas 2015

www.orchidsplus.com
Saya sering mendengar pendapat banyak orang bahwa tanaman bunga itu indah. “Bunga-bunga itu indah”, “Bunga di tamanmu ada berapa jenis?” “Bunga itu begitu cantik dan wangi”, “Ada bunga bru di taman ini”, “Kita ke taman bunga yuk..”, “Kita cari tempat yang nyaman misalnya di taman gitu…” dll. Kalimat-kalimat semacam ini kiranya mewakili pendapat sekelompok orang yang begitu terkesima dengan tanaman bunga. Saya kurang begitu ingat kapan dan saat-saat mana saya mulai tertarik dengan bunga. Saya pernah menanam bunga, merawat tanaman di halaman, di dalam ruangan, di dinding rumah, dan sebagainya tetapi saya tidak merasa begitu tertarik. Ada ketertarikan terghadap bunga tertentu dan pada saat tertentu misalnya bunga mawar yang sedang mekar. Namun, saya tidak pernah merasa seolah-olah bunga menjadi sesuatu yang sublime sehingga harus didewa-dewakan, dibesar-besarkan ceritanya. Meski demikian saya menghargai pendapat teman-teman yang begitu terkagum dengan bunga. Hanya saja saya heran, mengapa banyak orang khususnya orang-orang tertentu begitu tergila-tergila dengan bunga? Apa daya pikat sehingga dia begitu terpesona dengan bunga? Adakah hal lain yang membuat dia/mereka terpikat dengan tanaman yang namanya bunga? Adakah pesan khusus dari bunga sehingga mereka harus memiliki taman bunga atau sekurang-kurangnya di samping mereka ada bunga?




Di samping saya ada tanaman bunga, ada taman bunga, ada pot bunga. Di rumah dan di rumah tetangga ada bunga bahkan ada ada taman bunga yang ukurannya besar. Di kampus saya ada bunga, di gereja, di tempat-tempat umum yang saya kunjungi. Singkatnya ada banyak tempat yang disediakan untuk bunga. Bunga di sini maksudnya bunga hidup, bukan bunga hiasan yang tidak bernapas. Dari fenomena ini muncul asumsi bahwa bunga begitu disukai banyak orang. Dalam gereja ada bunga. Letaknya juga strategis yakni di altar dan sekitarnya. Umat yang mengikuti perayaan ekaristi pasti melihat bunga ini. Dan kalau coba dihitung, kira-kira berapa banyak yang suka akan bunga itu? Cara menata dan merangkai bunga itu bagus sehingga banyak orang melihatnya dan bahkan banyak orang tertarik untuk melihatnya. Untuk mengukur suka-tidaknya orang pada bunga di altar itu gampang saja. Coba saja pada satu hari Minggu altar dibiarkan tanpa bunga. Saya pernah mendengar bisikan beberapa orang di samping saya, “Kok agak lain ya. Altarnya kurang begitu bagus. Coba kalau dihiasi bunga….” Ini menunjukkan bahwa ada orang yang masih mengharapkan adanya bunga di altar. Ini hanya sekadar contoh untuk menggambarkan bagaimana orang tertarik melihat bunga. Di tempat-tempat umum lainnya bisa saja ada komentar seperti ini. Pertanyaannya, mengapa orang begitu tertarik dan bisa kagum pada bunga?


Pengalaman tertarik dengan bunga merupakan pengalaman personal. Pengalaman personal yang bisa diceritakan kepada orang lain. saya kira ini soal perasaan. Dan perasaan merupakan sesuatu yang abstrak. Kadar ketertarikan orang pada bunga tidak bisa diukur dengan pasti dan tentu saja berbeda untuk tiap orang. Ketertarikan itu muncul dari hati dan tidak bisa ditipu. Saya hanya bisa mengatakan saya tertarik dengan bunga yang berwarna merah itu sementara teman di samping saya tertarik dengan bunga yang berwarna kuning. Kami tidak bisa menjelaskan kadar ketertarikan saya sekian. Yang bisa dijelaskan mungkin hal-hal lahiriah misalnya warnanya, wanginya, bentuknya, dll. Tetapi hal esensial yang membuat saya tertarik tidak bisa dijelaskan. Dan memang hal-hal lahiriah inilah yang bisa membuat orang tertarik pada bunga. Orang buta tidak bisa merasa tertarik dengan bunga karena warnanya. Ia mungkin bisa tertarik karena wanginya.

Ciri-ciri lahiriah dari bunga inilah yang membuat orang melihat bunga mempunyai daya pikat tersendiri. Orang-orang tertentu berjuang mati-matian mendapatkan bibit dari sebuah bunga karena ia merasa bahwa bunga itu mempunyai arti baginya. Entahkah pengalaman masa kecilnya atau pengalaman jatuh cinta atau pengalaman lain. Bunga itu bisa membuatnya menghayal dan mengingat pengalaman bersama orangtua, bersama sang kekasih, dll. Bunga menjadi tempat untuk curhat mengenai peristiwa tertentu, masa tertentu. Saya senang ketika pada suatu kesempatan disuruh untuk mencari bunga kembang sepatu. Waktu kecil bunga ini mendominasi pagar taman kami. Tentu saja unik bagi saya pada saat itu. Tiap beberapa hari dia mengeluarkan pucuk bunga berwarna merah dan merah muda (tergantung jenis kembang sepatu). Pucuk ini menjadi rebutan antara dua kelompok makhluk hidup. Manusia (saya dan kakak saya) dan beberapa kelompok burung. Saya dan kakak saya berebut untuk memetik pucuk ini. Di dalamnya ada cairan manis yang bisa dinikmati. Begitu pula dengan beberapa jenis burung pipit yang mencurinya dari taman kami. Mereka mau menikmati manisnya pucuk itu. Warnanya juga menarik perhatian saya. Warna merah/merah muda bisa dilihat dengan jelas dari jauh. Ketertarikan akan warna dan wangi pucuk kembang sepatu ini berlaku juga bagi para tamu wisata di hotel tempat saya pernah tinggal. Mereka—yang umumnya dari Eropa—senang kalau ada bunga di kamar. Ini menandakan bahwa ada alasan yang memikat hati banyak orang untuk tetarik dengan bunga. Alasan ini bukan berkadar rasional tetapi cenderung berkadar perasaan (feeling) meskipun yang perasaan itu bisa dirasionalkan.
www.happyvalentinesday14february.com

Di samping itu, saya kira hal lain yang menarik banyak orang untuk memiliki, merawat, menikmati tanaman bunga adalah zat kimia yang dikeluarkan oleh bunga. Seperti tanaman-tetumbuhan umumnya, bunga mengeluarkan oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh manusia. Dia menghasilkan banyak oksigen. Tak jarang banyak orang di kota besar memelihara banyak bunga di rumah, di kantor, di taman umum, di mal, dan tempat umum lainnya. Dari sini terpancar kehijauan yang merupakan reduksi dari warna alam asli. Warna-warni juga akan tampak dari beberapa jenis bunga yang memiliki warna tertentu. Keindahan akan tampak. Selain itu, banyaknya bunga akan mengurangi proses pemanasan global (global warming) yang sekarang ini sedang menjadi perhatian dan keprihatinan banyak orang. Makanya, ada alasan bagi orang tertentu untuk terkesima dan kagum ketika melihat bunga, melihat taman bunga yang hijau dan indah. Di tengah hiruk-pikuk dan kacau balaunya polusi udara Jakarta, saya kagum dan merasakan indahnya taman bunga dan pemandangan alam di puncak. Bersih dan segarnya udara di puncak membuat saya betah dan ingin duduk berlama-lama di taman bunga di salah satu rumah peristirahatan. Tak heran kalau orang mengatakan surganya dunia adalah taman bunga.

Terakhir. Bunga bisa menjadi pembawa pesan khusus. Pesan yang tampak sekaligus tidak tampak. Saya pernah memberi sepucuk bunga kepada teman saya. Bunga itu dititipkan pada teman saya yang lain, dan pernah juga saya sendiri sengaja menaruh di atas meja belajarnya. Dia senang, kagum, dan tertarik dengan bunga itu. Bunga itu mempunyai banyak pesan yang tidak tampak, tergantung dia menafsirkannya. Saya memberinya hanya mau mengatakan bahwa kamu secantik bunga ini, penampilanmu secantik bunga ini, dan sebagainya. Bagi dia mungkin ada yang lebih dari situ. Bunga dari sang kekasih menimbulkan multi-tafsir. Namun, pada intinya bunga menjadi ungkapan cinta antara dua remaja, dua kekasih yang sedang dibakar oleh kobaran cinta. Bunga dari sang kekasih menjadi kandungan memori yang begitu kuat dalam jangka waktu tertentu. Bunga itu bisa menjadi ungkapan cinta terdalam antara dua kekasih. Singkatnya bunga menjadi jembatan cinta yang keliahatan sekaligus transenden (baca= melampaui yang kelihatan). transenden karena makna di balik hadirnya bunga itu—bagi orang tertentu—begitu dalam, kadang tak terbayangkan. Maka, saya senang karena di samping rumah, di halaman kami ada banyak bunga. Begitu juga di rumah tetangga. Bunga-bunga itu menjadi obyek untuk menghilangkan kepenatan dan kejenuhan di tengah banyaknya materi kuliah juga menjadi obyek mata untuk bernostalgia. Maka, mari kita memelihara bunga………
Jakarta, 6 Desember 2010
Gordy Afri



Post a Comment

Powered by Blogger.