Halloween party ideas 2015

Gambar: google



Kemarin (11/10/2011), saya bertemu seorang penjahit. Persisnya saya yang berkunjung ke tempatnya bekerja. Usahanya ini terletak di pinggir jalan kecil nan ramai di Jakarta Pusat. Ibu ini melayani pelanggan usahanya dengan ramah. Siang ini pun seperti itu.


Ketika saya masuk, dia sedang membereskan sebuah celana jahitannya. Dia bercerita kalau sebelumnya ada pemuda yang hendak menjahit celananya namun gagal karena perbedaan harga. Ibu itu mempersilakan pemuda itu mencari tempat jahitan lain. Rupanya pemuda itu tidak menemukan penjahit yang cocok. Tak lama berselang, dia datang lagi. Namun, ibu setengah tua itu menolak jika jahitannya langsung diambil siang itu juga.

Ibu ini memang pekerja keras. Keringat mulai tampak di mukanya. Bisa jadi karena kepanasan. Dia dan suaminya menjalani profesi ini sejak puluhan tahun lalu. Konon, dia adalah seorang perantau. Sebagai perantau, dia mengalami banyak pengalaman bertemu orang dari berbagai latar. Dia memberi nasihat, "Mas sebagai perantau—apalagi sebagai mahasiswa—kita mesti rendah hati dengan penduduk asli." Di mana-mana perantau memang menjadi warga kelas dua. Tak sedikit yang berusaha mengubah/memperbaiki status sosial sehingga menjadi setara dengan penduduk asli. "Kalau mereka olok, kita terima dengan rendah hati saja. Namun, kita juga mesti tegas dengan identitas kita supaya mereka sadar," lanjutnya. Ibu ini sadar akan identitas. Identitas menjadi ciri khas seseorang. Bisa jadi orang yang tidak menghargai akar budayanya tidak beridentitas. 

Identitas ini pula yang membuat ibu ini dipercaya banyak orang. Dia bercerita kalau dulu dia sering melayani pesanan jahitan untuk pegawai TNI AL, dari kantor polisi, dan artis legendaris Indonesia seperti (grup) Koes Plus. "Di rumah saya, ada koleksi kaset Koes. Dia memberi dengan gratis puluhan tahun lalu," kenangnya. Bukan hanya dengan kalangan atas, ibu ini juga akrab dengan tukang sayur. "Kalau ada pakaian yang masih layak pakai, saya berikan kepadanya," cerita ibu yang sudah 35 tahun menjadi penjahit. Keakraban ini membuatnya bisa kenal dengan banyak orang. Di perantauan, peran teman amat penting. Kalau ada masalah, teman bisa membantu. Sumbangan kecil yang amat berarti. Maka, semakin banyak teman dan sahabat, semakin luas jaringan pergaulan. Semakin baik kita bertutur kata, semakain banyak orang percaya dengan kita. Terima kasih Ibu atas nasihatmu.   

Cempaka Putih, 11 Oktober 2011
Gordi Afri


Post a Comment

Powered by Blogger.