Halloween party ideas 2015

foto ilustrasi oleh PKS Beji
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) kini menjadi ajang rebutan. Rebut gelar, rebut posisi, rebut popularitas, rebut kekuasaan, dan rebut yang lainnya. Ya pilkada menjadi ajang untuk rebut.

Mengapa rebut? Lihat saja di Jawa Barat, ada 5 pasangan yang memperebutkan kursi kepala daerah. Tentu amat mulia perjuangan mereka. Iming-iming menyejahterakan rakyat pun menjadi jargon utama. Satu pasangan datang dengan programnya. Demikian pula empat lainnya. Tak salah. Tak keliru pula. Semuanya membeberkan program yang “menjual”.

Mengapa mesti direbut? Tak tanggung-tanggung 5 pasangan. Kalau hanya 2 saja tentu rakyat gampang menentukan pilihannya. Kalau 5 malah mengaburkan pemilih. Tak gampang memilih yang terbaik dari 5. Suara yang masuk pun akan pecah. Boleh jadi lama baru mendapatkan suara mutlak.

Di Jakarta kemarin hanya ada 2 kandidat. Rakyat DKI pun gampang memilih. Tak sulit membedakannya. Beda dengan Jawa Barat yang 5 kandidat.

Sungguh ini sebuah pemborosan. Meski kelimanya berkaliber sesuai visi-misi, sebaiknya tak usah merebutkan 1 kursi. Yang lain mestinya mengarah ke bidang lain. Jangan hanya ke kandidat kepala daerah saja.

Masalahnya tidak ada yang mau mundur. Tidak ada yang mau merelakan jabatan kandidat ini diserahkan kepada yang lain. Semuanya ingin maju. Padahal kalau mau mengabdi rakyat ada banyak pilihannya. Tak harus jadi kepala daerah.

Sikap semacam ini tentu masih mahal di negeri kita ini. Tak banyak sosok yang mau bekerja di belakang layar. Maunya tampil sebagai pejabat. Padahal menjadi tukang sapu juga masuk kategori mengabdi sesama. Kita tunggu saja siapa yang akan maju dan menjadi kepala daerah. Semoga ia betul-betul menjadi pelayan rakyat yang total tanpa iming-iming.

PA, 18/12/12
Gordi


*Pernah dimuat di blog kompasiana pada 18/12/12

Post a Comment

Powered by Blogger.