Halloween party ideas 2015

Padre Corda berada di antara kaum muda
Padre Corda adalah pendidik ulung. Ini bukan asal sebut. Dalam karyanya di Indonesia hal ini tampak. Pertama, ketika dia bekerja di seminari di kota Padang, menjadi pembina asrama di kota yang sama. Kedua, ketika dia menjadi pembimbing spiritual para Tunas Xaverian di kota Yogyakarta dan menjadi bapa pengakuan para frater di berbagai kongregasi di kota Yogya dan para frater dari Seminari Tinggi Kentungan.

Saya beruntung bisa mengenal lebih dalam lagi karya pendidikannya. Soal pendidikan di kota Padang, saya hanya mendengar. Baik dari dia maupun dari cerita orang. Namun, soal pendidikan di Yogyakarta, saya sendiri adalah satu di antara para muridnya. Dan, selain murid, saya sendiri juga yang menjadi rekan kerjanya sebagai pendidik. Saya—di hadapan dia—adalah seorang didikan dan rekan pendidik.

Dari dia, saya dan teman-teman mengenal beberapa lagu dalam bahasa Italia. Saya sama sekali tidak mengerti artinya sebelum dia menjelaskan artinya. Namun, saya melihat daya juangnya untuk mengajarkan lagu itu. Sulit tetapi lama-lama dia membuat kami menyukainya. Demikian juga ketika kami—para murid—menanyakan banyak hal tentang berbagai pengetahuan padanya.

Di kelas, saat pelajaran, kami mengajukan banyak pertanyaan. Dia menjawab dengan bahasa yang sekiranya mampu kami pahami. Konsep teologis yang abstrak dan tinggi misalnya, diterjemahkannya dalam bahasa yang bisa ditangkap. Kadang-kadang memang sulit apalagi dia orang asing. Tetapi, bukan sulitnya yang membuatnya menjadi pendidik ulung. Dia menjadi pendidik ulung karena kegigihannya untuk mengajar.

Saat menjadi rekan kerjanya, saya beberapa kali dimintai mengoreksi tulisannya. Maklum, dia menerjemahkan beberapa buku ke dalam bahasa Indonesia. Satu sudah terbit oleh Penerbit Pustaka Nusatama, Yogyakarta. Lainnya sedang diterjemahkan dan dikoreksi bahasanya. Saya juga beruntung beberapa kali ikut bersamanya membawakan seminar tentang katekese di kelompok umat Katolik. Saya hanya sebagai rekan kerja dan sebagai sopir dalam kegiatan ini. Rupanya dia menjadikan saya juga sebagai moderator diskusi. Senang bisa bekerja dengannya.

Bagi Padre Corda menjadi pendidik kiranya berarti tinggal bersama, bekerja, belajar, berdoa, bercerita, bersendagurau dengan anak didiknya. Sering kali kami duduk berdua di meja makan kala dua padre lainnya tidak ada di rumah. Kami berbagi cerita setelah selesai makan malam. Kami juga sama-sama berbagi cerita dengan anak-anak didik kami. Indahnya hidup bersama pendidik ini.

Menjadi pendidik juga kiranya berarti memiliki jiwa muda. Umurnya lebih dari 80-an tahun tetapi jiwanya seperti jiwa seorangi anak 17-an tahun. Mayoritas anak didik kami berumur 17-18 tahun. Padre Corda dengan hatinya yang muda itu, mendekati, mengajar dengan memberi contoh, dan memberi semangat kepada anak-anak didiknya yang muda itu. Saya pernah mengalaminya sebagai anak didik dan sebagai rekan pendidik. Saya senang mengulang kalimat ini karena tidak mau kehilangan aura pendidikan dengannya.

Terima kasih padre untuk telata pendidikanmu. 


Prm, 7/2/15
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.