Halloween party ideas 2015

Padre Corda memerhatikan keindahan ruang doa ini
Tak mudah memerhatikan lubang jarum jahit yang kecil. Memasukan benang ke dalam lubang kecil ini rumitnya minta ampun. Namun, para penjahit—termasuk mama saya di rumah—sering melakukannya. Padre Corda—sahabat saya yang baru pergi itu—juga sering kali melakukannya. Matanya tua tetapi kejeliannya seperti seorang anak muda

Padre Corda adalah penjahit ulet. Dialah yang membuat kasur-kasur di rumah Tunas Yogya menjadi tetap awet. Sarung bantal tua digantinya dengan yang baru. Yang lubang ditambalnya sehingga masih layak dipakai. Kain gorden di ratusan jendela kamar juga diperhatikannya. Demikian juga taplak meja belajar, meja di ruang tamu, taplak meja di setiap kamar, taplak meja setrika, taplak penutup meja biliar, dan sebagainya. Di tangannya, semuanya bisa bermanfaat. Kain yang tua dijadikannya kain lap meja. Pokoknya kain itu selalu berguna sampai kain itu hancur benangnya. Ya, Padre Corda memang penjahit ulung.

Bukan saja, kain lap yang diperhatikannya, pakain juga menjadi perhatiannya. Saya beberapa kali memintanya memendekkan celana, memodifikasi ukuran lengan baju. Dia mengerjakannya dengan teliti. Dia memanggil saya ketika pekerjaannya hampir selesai. Baginya, belum puas jika setelah dimodifikasi, ukurannya masih kurang pas. Dia akan mengubahnya lagi sampai dia dan kita merasa puas. Inilah kesenangan tersendiri baginya.

Saya pernah bertanya padanya. Sejak kapan dia punya kemampuan menjahit. “Sejak muda,” katanya.

gambar dari kaskus.co.id
Di waktu senggang, dia suka sekali menjahit. Rupanya, Padre Corda bukan saja penjahit pakaian dan kain. Dia juga bisa menjahit sepatu. Saya beberapa kali memperbaiki sepatu sepak bola padanya. Sekali dia menjahitnya dengan memakai senar. Sekali dia menggunakan lem yang lekatannya bertahan lama. Sepatu anak-anak didik kami juga tak luput dari perhatiannya. Kalau ada yang rusak, segera bawa padanya. Taruh saja di depan halaman kamarnya yang luas itu. Dia akan mengerjakannya. Dia tidak meminta bayaran. Dia hanya minta agar anak didiknya menyiram pot bunga yang dia rawat. Cukup itu saja.

Terima kasih Padre Corda untuk teladan ketelitianmu. (bersambung)

Prm, 7/2/15
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.