Halloween party ideas 2015

FOTO, di sini
Pertandingan Barcelona melawan Juventus dalam Liga Champions telah berakhir. Hasil akhirnya Barcelona menang dengan skor 3-1.

Juventus yang dipimpin Massimiliano Allegri pulang dengan rasa kecewa. Mereka sudah mengharapkan untuk menang. Bahkan, para pendukung mereka (tifosi) di seluruh penjuru dunia sudah menduga kemenangan ini. Mereka anggap Juventus pergi ke Berlin untuk mengambil kemenangan ini.

Harapan mereka sama dengan harapan para pemain Juventus. Carlos Tevez dan Andrea Pirlo misalnya. Mereka ingin mengakhiri karier mereka di Juventus dengan mengahdiahi Juventus sebuah kemenangan di piala champions. Teves sebentar lagi akan kembali ke Amerika Latin. Demikian dengan Pirlo yang rencananya akan berangkat ke New York. Mereka mencintai klub Juventus. Cinta mereka dibuktikan dengan perjuangan untuk merebut kemengan ini.

Perjuangan mereka adalah bentuk totalitas mereka pada dunia sepak bola. Mereka pemain sepak bola. Dan, seharusnya beginilah mental yang mesti dimiliki setiap pemain. Bermental perjuangan sampai titik akhir. Kalah menang itu urusan kemudian. Yang didahulukan adalah perjuangan. Kata Andrea Barzagli dalam wawancara dengan Sky Sport Italia, “Kami sudah berjuang mati-matian bahkan sampai menit ke-90-an, toh akhirnya kami harus mengakui kebesaran Barcelona.”

Barcelona memang sudah terkenal. Media sudah meramalkan bahwa Barcelona akan menang. Dan, para pemain Juventus juga meramalkan demikian. “Kami beruntung bisa bermain dengan para pemain terkenal dan berkualitas di klub Barcelona,” komentar Claudio Machisio, pemain Juventus lainnya. Apa yang diprediksikan media ini juga diakui Marchiso. “Bagi kami, pertandingan ini memang sulit. Barcelona sudah diprediksikan akan menang. Kami tahu itu,”lanjutnya. Meski Marchiso dan kawan-kawan sudah mengakui kemenangan ini, mereka tetap berjuang sampai titik akhir. Sepak bola memang kadang-kadang sulit ditebak. Berbagai prediksi kadang-kadang jauh melenceng. Lihat saja Juventus yang diprediksi tak berdaya melawan Real Madrid beberapa waktu lalu. Saat itu, banyak yang menyindir Juventus. “Hanya mukjizat yang bisa memenangkan Juventus,”komentar beberapa teman saya.

Apa yang diprediksi mukjizat ini nyatanya benar. Juventus mungkin memperoleh mukjizat ini. Mereka menang melawan Real Madrid. Kali ini mukjizat itu tidak nyata. Boleh jadi mereka memang mengharapkan mukjizat untuk menang melawan Barcelona. Tetapi, mukjizat itu tidak nyata. Mereka tahu, mereka akan kalah. Dan memang, mereka akhirnya kalah. Untuk menang memang tak cukup mengharapkan mukjizat. Dan, Juventus juga sudah membuktikan ini. Para pemain Juventus sudah berjuang hingga titik akhir. Kata Gianluigi Buffon, sang kiper top dunia, “Kami sudah berjuang sampai titik akhir. Tetapi apa boleh buat, Barcelona tetap yang terkuat.”

Barcelona memang kuat. Mereka berambisi untuk menang. Dan, ambisi mereka memang nyata. Meski berambisi, pelatih Barcelona juga mengakui kehebatan para pemain Juventus. “Saya ikut sedih dengan Buffon dan Pirlo. Mereka bermain bagus sekali dan Juventus kali ini sedang dalam perkembangan yang baik. Tetapi, saya juga mengakui klub kami juga bermain dengan baik,”komentar pelatih Barcelona Luis Enrique.

Juventus kalah tetapi mereka sudah membuktikan bahwa mereka ingin menang. Barcelona juga sudah mengakui keinginan mereka ini. Barcelona tidak mau main-main menghadapi keinginan Juventus untuk menang. Juventus membuktikan bahwa mereka ingin menang. Permainan mereka bagus. Dan, Barcelona agak susah menghadapinya. Banyak peluang untuk Juventus. Sayang bola-bola tendagan Juventus berhasil ditangkap kiper Barcelona. Barcelona dengan sedikit peluang mampu memanfaatkannya dengan baik. Di kaki Luiz Suarez, Neymar, dan Rakitic, bola itu berubah jadi keberuntungan. Barcelona memang beruntung. Dan, mereka menang untuk kelima kalinya dalam Liga Champions.

Luis Enrique, pelatih Barcelona tentu senang dengan kemenangan ini. Keseangan ini juga jadi milik Massimiliano Allegri. Allegri mampu membuat Juventus tampil gemilang malam ini meski akhirnya kalah. Dan, kekalahan ini membuat Andrea Pirlo, Paul Pogba, dan beberapa pemain Juventus lainnya sempat menitikan air mata. Betapa air mata itu berharga. Air mata cinta untuk klub Juventus. Air mata yang jatuh setelah berjuang sampai titik akhir pertandingan. Pirlo mungkin sedih, seperti juga para tifosi Juventus, tetapi tentunya para pemain lain senang. Mereka sudah berjuang mati-matian. Mereka mungkin tidak beruntung. Keberuntungan ini amat berperan dalam sepak bola. Maka, siap-siaplah untuk menerima kalah atau menang yang menjadi keberuntungan saja. Barcelona menang dan sudah bermain bagus, demikian juga Juventus. Olympiastadion, Berlin jadi saksi perjungan kalian.

Bravo Barcelona. Selamat untuk perjuangan Juventus.

PRM, 7/6/15
Gordi  

Post a Comment

Powered by Blogger.