Halloween party ideas 2015

Paus Fransiskus, Pembawa Harapan ke Benua Afrika
 
Foto Paus Fransiskus di Nairobi bersama
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan Margarte, Ibu negara.

FOTO: republica dan AFP


Benua Afrika kali ini mendapat perhatian khusus dari Paus Fransiskus. Hari ini, Rabu 25 November, Paus memulai kunjungannya ke tiga negara yakni Kenya, Uganda, dan Republik Afrika Tengah. Perjalanan internasional ke-11 ini menjadi bersejarah bukan saja karena pertama kali ke Afrika tetapi melihat situasi dunia saat ini. Di Eropa, situasi belum aman setelah beberapa peristiwa mengenaskan di Paris dan juga peristiwa lain di berbagai kota di jantung Eropa. Di Timur Tengah masih terjadi persaingan hangat antara Turki dan Rusia. Tak heran jika kunjungan Paus ini mendapat banyak komentar.

Dalam wawancara dan berita di media Italia, ada yang mengusulkan kepada Paus supaya batalkan saja kunjungan ini, jangan tinggalkan Eropa sebelum situasi benar-benar aman. Yang lain mengatakan, mengapa Paus meninggalkan Vatikan pada pembukaan tahun Yubilium Kerahiman Ilahi ini (L’apertura dell’anno della misericordia)? Bukankah lebih baik jika Paus membuka Pintu Suci (La Porta Santa) di Vatikan dan Roma?

Komentar seperti ini wajar. Bukti bahwa masyarakat Italia dan Eropa menaruh perhatian besar pada Paus Fransiskus. Mereka tidak ingin agar kunjungan ini membawa risiko besar pada keamanan Paus Fransiskus. Paus Fransiskus—seperti pendahulunya Paus Benediktus dan Paus Yohanes Paulus II—tentu tidak langsung mengiyakan komentar seperti ini. Dia tahu, mana yang penting dan mendesak saat ini. Paus kiranya meniru sikap Yesus, mencari domba yang hilang yang belum dijamah oleh sang gembala. Maka, kunjungan Paus ini bertujuan untuk berada lebih dekat dengan rakyat Afrika.

Pelayan Injil
Kunjungan selama 6 hari ini memang bertujuan untuk membawa Injil kepada masyarakat Afrika. Paus Fransiskus mengatakan saya datang sebagai pelayan Injil. Injil mesti diwartakan kepada mereka yang belum menerimanya, belum mengenalnya, bahkan pada mereka yang belum mendengarnya.

Kiranya tepat sekali kunjungan Paus kali ini mengingat situasi Afrika saat ini. Peperangan, kemiskinan, penyakit AIDS, perdagangan manusia, perbudakan, dan berbagai masalah sosial lainnya. Masyarakat Afrika membutuhkan seseorang yang bisa membuat mereka nyaman tinggal di negeri mereka. Kalau tidak, mereka akan mencari tempat aman. Jangan heran jika Eropa menjadi tujuan akhir petualangan mereka dari Afrika. Untuk mereka yang bersikukuh menetap di negerinya, situasi seperti ini kadang menyulitkan. Dan, dalam keadaan sulit ini hanya satu yang mereka butuhkan yakni harapan. Dan Paus Fransiskus adalah pembawa harapan itu sendiri. Beberapa kali dia menyebut frase Pembawa Harapan dalam beberapa hari terakhir dalam homili atau audiensi di Roma dan Vatikan.

Saksi perdamaian
Selain tema harapan, Paus Fransiskus juga ingin mengajak rakyat Afrika untuk menjadi saksi perdamaian. Banyak martir di Afrika terutama para misionaris asing dan juga dari warga lokal. Akhir-akhir ini misalnya di Burundi, Kongo, dan beberapa negara lainnya. Rencananya, Paus akan berbicara tentang tema perdamaian ini saat membuka Pintu Suci di Gereja Katedral Bangui, Republik Afrika Tengah pada Minggu 29 November mendatang.

Tema ini kiranya penting di tengah situasi perang di Afrika. Perdamaian tercapai jika ada damai di antara mereka warga senegara, sedaerah, dan juga warga dari berbagai agama. Itulah sebabnya pada hari terakhir, Senin 30 November, Paus akan masuk Masjid utama di kota Bangui. Di sini, Paus menegaskan dirinya sebagai peziarah damai (pellegrino di pace).

Jadwal Kunjungan
Kunjungan ke 3 negara selama 6 hari. Rencananya Paus akan menetap di setiap negara selama lebih kurang 2 hari.

Kenya: Kamis dan Jumat
Tiba sore hari (Rabu) di Kenya. Menetap di sana dari Kamis sampai Jumat. Hari Kamis Paus akan berbicara di kantor perwakilan PBB di Nairobi tentang tema pemeliharaan ciptaan. Hari Jumat Paus mengunjungi kaum miskin di barak pengunsi di kota Bangui.

Uganda: Sabtu
Di Uganda Paus menetap hanya 1 hari dengan jadwal kunjungan yang padat. Pertama, Paus mempersembahkan misa di Basilika (Santuario) di wilayah Namugongo. Basilika ini didedikasikan untuk para martir Uganda.
Kedua, Paus akan mengunjungi penghuni di Rumah Caritas di Nalukongo.

Republik Afrika Tengah: Minggu dan Senin
Di sini, Paus akan membuka Pintu Suci secara simbolis di Gereja Katedral di kota Bangui pada hari Minggu.
Hari berikutnya, Senin, Paus akan bertemu para pemimpin agama Islam dan akan masuk di Masjid utama di kota Bangui.

Demikianlah jadwal kunjungan Paus ini. Informasi jadwal kunjungan disunting dari harian Avvenire, Italia.

**File tulisan ini pernah dikirim ke situs sesawi Jakarta tetapi tidak ditindaklanjuti. Penulis berhak memublikasikannya di blog ini.






Post a Comment

Powered by Blogger.