Halloween party ideas 2015

foto oleh Lianyuandry
Sebentar lagi ada mudik lebaran. Dari tahun ke tahun animo masyarakat kita untuk mudik  dengan sepeda motor tinggi. kalau ditanya mengapa, argumennya ya murah, irit, asyik, dan sebagainya meskipun risiko kecelakaannya tinggi juga. Banyak korban kecelakaan adalah pengendara sepeda motor. Himbauannya agar mudik sepeda motor berkurang sehingga angka kecelakaan sepeda motor juga berkurang. Gunakan saja kereta api atau bis. Lebih baik berkorban membayar ongkos bis yang besar daripada membayar ongkos rumah sakit yang tidak kalah besar kalau kita mengalami kecelakaan. Itu pun kalau masih bisa diselamatkan, kalau tidak kita tidak tahu apa yang terjadi.

Kemarin pagi saya menggunakan sepeda motor dan mengalami kecelakaan. Saya tidak sedang mudik tetapi sedang memboncengi teman saya. Ban sepeda motor ternyata tidak terlalu kencang. Teman saya agak berat, 80-an kilogram. Sebelum jalan, saya mengecek ban dan kondisinya masih bagus. Saya memperkirakan anginnya masih kencang. Lalu kami jalan. Tiba-tiba saat pulang, ban itu pecah. Ban bagian dalam keluar sebagiannya. Ban luar masih bagus. Untungnya saya cepat menyadari kondisinya ban ini. Motor mulai oleng. Saya meminta teman saya untuk turun.Bengkel sepeda motor agak jauh. Saya mendorong motor sejauh lebih kurang 200 meter. Ban belakang berputar dengan peleks saja. Roda-rodanya masih kuat.

Tibalah kami di bengkel tepat di depan sebuah sekolah dasar. Bengkel itu belum buka karena masih pagi, kira-kira 6.30. Saya menunggu sebentar lalu memanggil tukang bengkelnya. Seorang bapak di dekat bengkel itu menyuruh saya memanggil tukang bengkelnya yang ada di belakang bengkel itu. Lima menit kemudian dia datang dan mengecek kondisi motor. Dia membuka ban dan melihat ban dalam sudah rusak. Lalu dia pergi ke toko untuk membeli ban untuk dipasangkan di motor saya.

Semangat melayaninya tinggi. Rela bangun pagi gara-gara ada ‘pasien’ bengkelnya. Setelah selsesai membenarkan ban motor itu saya memberi uang ongkos. Di belakang motor saya sudah antri beberapa motor lagi. Ini berarti tukang bengkel ini siap melanjutkan pekerjaan.
Hikmah dari kejadian ini adalah cek kondisi motor Anda sebelum jalan. Pengecekannya mesti jeli sebab kecelakaan karena ban sepeda motor bisa datang tiba-tiba seperti yang saya alami. Itu masih seputar angin ban. Belum lagi kalau ban itu kena paku di jalanan. Kondisinya sama trumitnya dengan kasus angin ban motor.

Selain itu, pastikan bahwa di rute yang Anda lalui ada bengkel sepeda motor. Memang di mana-mana sekarang ini ada banyak bengkel tambal ban. Di pinggir jalan di kota besar banyak bengkel seperti ini. Tetapi jika Anda terjadi kecelakaan di jalanan yang tidak ada bengkel tambal ban maka Anda harus mendorong motor Anda sampai ditemukan bengkel. Bersiap-siaplah untuk ini. Saya kira seorang pengendara sepeda motor yang baik adalah dia yang tidak melepaskan tanggung jawab atas sepeda motornya.

Akhirnya, ketika Anda bepergian jauh menggunakan sepeda motor, hati-hatilah di jalan agar selamat sampai tujuan. Selamat jalan.

Selamat sore untuk para pembaca…

PA, 2/8/2012
Gordi Afri

foto oleh Viva Desta
Kompasiana sudah kaya dengan uraian tentang menulis. Saking kayanya, tulisan muncul silih berganti. Dalam sepuluh menit sudah terdapat 1o tulisan. Jadi setiap menit satu tulisan, katakanlah demikian. Kompasiana memang gudangnya tulisan.

Saya juga termasuk penyumbang tulisan di blog ini meski hanya beberapa saja dibanding teman-teman yang lebih dulu bergabung. Tetapi tidak apa-apa asal saja bisa menulis dan ada tulisan yang dihasilkan. Toh banyak sedikitnya tergantung kemampuan orang menulis dan banyaknya waktu untuk menulis.

Saya saat ini memikirkan bagaimana menulis pendek tetapi bermanfaat. Saya menelusuri tulisan di kompasiana ini. Ada orang yang menulis pendek tetapi pesannya jelas. Tulisan seperti ini bermanfaat, menurut hemat saya. Bukan karena saya benci tulisan panjang tetapi tulisan pendek bisa hemat waktu dalam membacanya. Saya suka menulis pendek tetapi sampai sekarang belum berhasil. Masih sering menulis panjang. Tetapi kalau tidak ada ide yang perlu dikembangkan cepat-cepat disimpan tanda titik dan tulisan pun berakhir.

Harapan ke depannya semoga saya bisa menulis pendek tetapi pesannya jelas. Juga isinya padat. Tulisan pendek tanpa isi atau pesan juga kurang bagus. Tulisan panjang disertai pesan yang jelas juga baik tetapi butuh banyak waktu untuk membacanya. Bayangkan tulisan 8-10 paragraf harus dibaca selama 2-3 menit. Memang ada trik membaca cepat tetapi tetap saja kurang menarik ketimbang membaca tulsian pendek tetapi padat isinya.
____________________
*Unek-unek sore akhir pekan

PA, 4/8/2012
Gordi Afri

foto oleh Dahlan Iskan Picture
Dua nama di atas saya sebut bukan karena mereka berseteru. Tetapi keduanya adalah tokoh favorit saya. Keduanya adalah wartawan di harian yang berbeda. Dahlan Iskan dulunya di TEMPO lalu menjadi bos di Jawa Pos. Abun Sanda tetap menjadi wartawan di harian KOMPAS. Saya tidak tahu mungkin Abun sebelum di KOMPAS bergabung dengan koran kecil-kecilan. Mungkin saja, hanya dia yang tahu. Dahlan Iskan kini menjadi menteri BUMN dan sebelumnya menjadi orang nomor satu di PLN. 

Keduanya menjadi ‘sahabat’ saya pada setiap Senin pagi. Kami berkomunikasi bukan dalam dunia nyata tetapi melalui media. Tulisan Abun Sanda selalu muncul di KOMPAS bagian ekonomi. Saya biasanya membaca tulisan dia sebelum tulisan lain. Saya hafal betul sejak beberapa bulan lalu, tulisannya muncul dan tetap di hari Senin pagi. Saya tidak terlalu akrab dengan namanya waktu itu. Tetapi begitu saya perhatikan 2 minggu berturut-turut namanya muncul di halaman pertama KOMPAS-ekonomi, saya pun tertarik membaca ulasannya. Ulasannya menarik bagi saya.

Dia mengangkat hal kecil yang berguna bagi orang besar di negeri ini. Tak jemu-jemunya dia mendorong pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk berbisnis yang baik. Bukan berarti pengusaha itu selama ini berbisnis buruk. Tetapi, lebih dari sekadar untung, bisnis itu hendaknya mempunyai manfaat bagi rakyat banyak. Dia mengajak pengusaha properti untuk membangun sarana publik yang bisa dinikmati semua warga dan memudahkan akses bagi masyarakat luas. Ini salah satu model ulasannya.

Model ulasan lainnya misalnya membandingkan pengusaha Indonesia dengan pengusaha di negara-negara maju. Menurut saya, ulasan seperti ini menarik dan bagus. Paling tidak demi perkembangan pengusaha Indonesia ke arah yang lebih baik. Hal itu ditunjukkan misalnya mengajak pengusaha-pengusaha kita untuk membangun properti yang berbasis lingkungan. Bangunan megah, tinggi menjulang, tetapi tidak merusak lingkungan.

Selain tulisan Abun Sanda, saya juga akrab dengan tulisan Dahlan Iskan. Dari sinilah saya mengikuti perkembangan karya Dahlan Iskan. Tulisannya muncul di koran Jawa Pos setiap hari Senin. Saya hanya sekali membeli koran Jawa Pos. saya lebih sering membaca tulisannya melalui website yang khusus mengumpulkan tulisannya. Sesekali saya mengunjungi langsung tulisannya di koran Jawa Pos online.

Tulisannya menarik untuk dibaca. Dia menceritakan pengalaman perjalanan juga pengalamannya selama menjabat di PLN dan BUMN. Dia juga tak segan-segan menulis pengalamannya berkaitan dengan kesehatannya, berobat ke luar negeri, dan sebagainya. Tulisannya seperti cerita. Dan memang dia pernah mengatakan bahwa tulisan yang bagus adalah tulisan yang muncul dari cerita. Maksudnya, kalau orang bisa bercerita maka dia bisa menulis. Dia mestinya menulis sesuai tuturannya. Di sinilajh letak kekuatan tulisan Dahlan Iskan.

Tulisan kedua tokoh ini menjadi menu bacaan pada Senin pagi. Sampai sekarang saya masih mengikuti perjalanan tulisan keduanya. Dari mereka saya belajar bagaimana menulis yang baik dan bermanfaat. Belajar dari orang-orang yang sudah mahir dalam hal tulis menulis. Akhirnya semoga sharing saya ini menjadi inspirasi bagi warga kompasiana agar menulis lebih baik dan lebih menarik lagi bagi banyak orang terutama pembacanya.
Selamat malam

PA, 6/8/2012
Gordi Afri


foto oleh A Sekar Ningsih 2002
Bingung atau bengong mau menulis tema apa. Seharian ada aktivitas tetapi tak ada yang bisa diulas. Mungkin memang bisa diulas tetapi tidak menarik untuk dinilai oleh saya sendiri. Lantas, saya pun tak jadi menulisnya.

Dari tiada menjadi ada. Demikianlah yang bisa saya katakan. Bukan karang-mengarang tetapi faktanya demikian. Tidak ada ide atau topik yang mau diulas. Makanya situasinya TIDAK ADA ide. Nah daripada sibuk-sibuk memeras otak mencari ide lebih baik situasi TIDAK ADA itu dijadikan ide tulisan. Maka, dari TIDAK ADA menjadi ADA.

Menarik menulis tentang ide TIDAK ADA. Karena yang ADA itu menjadi berarti ketika mengalami dan menyadari yang TIDAK ADA. Betapa berharganya (ada) IDE ketika mengalami situasi tidak ada IDE. Tidak ada ide seperti kosong-melompong, tak ada yang bisa dimaknai. Tetapi dalam waktu bersamaan yang tidak ada itu justru bisa menjadi sesuatu yang berharga. Berharga karena bisa menjadi sumber tulisan. Di sinilah yang TIDAK ADA itu menjadi ADA.

Ini bukan tulisan main-main. HAnya mau mengatakan bahwa sering kali kita mengalami situasi TIDAK ADA ide untuk menulis. BAhkan sulit sekali menemukannya. Tentu saja tidak semua orang mengalami hal seperti ini. Ada yang dengan gampang menemukan ide tulisan. Entah mengapa hari ini saya tidak menemukan ide tulisan seperti hari-hari sebelumnya. Untunglah saaya menemukan ide untuk menulis tetang TIDAK ADA ide.

Yang TIDAK ADA itu menjadi sesuatu yang pasti karena sering kali dialami. Maka tak salah jika disimpulkan bahwa yang ADA itu adalah yang TIDAK ADA. Boleh juga dibalik yang TIDAK ADA itu adalah yang ADA. Ah…membosankan atau mungkin juga membingungkan membuat kesimpulan seperti ini. JAngan-jangan ada kompasioner nanti yang menilai ini SESAT PIKIR. Biarlah dia menilainya demikian nanti jika itu terjadi. Itu memang haknya dia. Tetapi saya menulis ini dengan sadar dan dengan ide yang runut.

Sekian saja daripada panjang-panjang jadi tidak enak dibaca.

PA, 8/8/2012
Gordi Afri

foto oleh Elizabeth L. Sarri
Beberapa teman sering mengatakan…mau kerja apa saja boleh asal halal. Maksudnya mau dipekerjakan sebagai apa saja asal menghasilkan uang untuk bisa beli makan sehari-hari. Beginilah prinsip hidup orang tanpa pekerjaan tetap. Dalam hal ini tidak dituntut lagi Anda tamatan apa, ijazah terakhir Anda apa, pengalaman bekerja Anda berapa lama, umur Anda berapa, dan sebagainya. 

Prinsip seperti ini juga mudah ditemukan di mana-mana. Beginilah realitas di masyarakat kita. Tadi sore saya kaget ketika bocah kecil, usianya kira-kira 6-7 tahun, berlari-lari di samping sepeda motor saya. Teman saya langsung menyapanya…hai dek…Anak kecil itu mendekat dan menawarkan koran Merapi, koran dari kelompokKedaulatan Rakyat di Yogyakarta. Teman saya membeli koran tawaran bocah itu meski sudah sore hari. Kasihan dengan bocah ini. Bukan korannya yang dipentingkan tetapi mungkin dengan uang hasil jualan koran itu, dia bisa membeli nasi bungkus atau keperluan lainnya.

Kadang-kadang lebih dari rasa kasihan, muncul pertanyaan, benarkah bocah kecil ini harus mengalami keadaan seperti ini? Di manakah orang tuanya? Mengapa ia yang masih kecil dijadikan ‘tenaga’ pencari uang? Ada yang menyindir kehadiran mereka di lampu merah atau perempatan jalan. Jangan-jangan mereka ini disuruh atau dijadikan demikian oleh oknum tertentu yang memanfaatkan tenaga mereka untuk meraup untung. Pagi sampai sore meminta-minta dan mengemis dan malam hari dikumpulkan kepada satu orang saja.

Semoga bocah kecil ini tidak menjadi tenga yang dimanfaatkan untuk emncari uang oleh oknum tertentu. Dia manusia, generasi masa depan bangsa, dia berhak untuk menikmati masa kecilnya, yang bukan dengan menjadi penjual koran di perempatan jalan. Bocah ini gembira setelah menerima uang 2 ribuan dari teman saya. Kami menggodanya dengan bertanya, berapa harga korannya. Dia menjawab dengan senyum…5 ribuan om… Kami tahu dia membutuhkan uang. KAmi menawarkan 2 ribu dan dia mau. Dia menerima uang itu lalu berlari lagi menuju sepeda motor lainnya di depan kami. Dia juga menawarkan korannya.

Bocah ini memang menghasilkan uang dari jualannya dan pekerjaannya itu halal. Tetapi sayang sekali dia masih kecil. Dia belum boleh bekerja berjemur di bawah terika mentari apalagi berhari-hari. Kalau di negara maju anak kecil seperti ini sedang asyik-asyiknya bermain dengan teman-temannya. Kasihan bocah ini tidak bisa menikmati semua itu. Masa kecil kurang bahagia. Mau bilang apalagi, orang lainlah yang menjadikan dia seperti ini. Semoga semakin banyak orang yang peduli akan anak kecil yang tidak bisa diperlakukan begitu saja. Mereka juga mesti mendapatkan masa kecil yang bahagia.

Selamat malam

PA, 9/8/2012
Gordi Afri

foto oleh Radite Wisanggeni
Entah mengapa makin lama makin jelek tulisan ini. Beberapa tulisan belakangan bahkan tidak masuk kolom HL..high light. Padahal sebelumnya masuk kolom headline dan terekomendasi. Tetapi entahlah mungkin saya memang mengalami kemunduran dalam hal menulis. 

Hanya sedikit berbagi saja. Tulisan yang masuk HL dalam arti headline memang tidak saya rencanakan untuk itu. Saya menulis bukan untuk masuk HL. Tidak ada rencana tetapi justru masuk HL. Ini hadiah. Demikian juga dengan kolom terekomendasi. Tulisan belakangan ini, maksudnya tulisan saya, sulit sekali masuk HL…high light. Mungkin memang ini kesempatan untuk mengubah strategi menulis lagi. Masuk Highlight saja itu sudah lumayan. Saya melihat admin cukup jeli dalam memilih tulisan yang masuk ke situ. Saya berharap untuk masuk tetapi justru tidak. Saya tidak berharap apa-apa tetapi justru masuk.

Saya menulis bukan supaya masuk HL atau terekomendasi. Itu kan bonus. Yang penting saya bisa menulis. Toh ada yang baca. Tiap hari menulis itu luar biasa bagi saya. Bukan karena apa-apa atau mau hebat tetapi mau menyegarkan otak saja. Apalagi sekarang sudah tidak menulis di buku catatan harian lagi. Maka, blog kompasiana dan dua blogspot menjadi media penyalur tulisan. Hidup dengan tulisan memberi corak tersendiri. Tak perlu menjadi penulis hebat. Penulis blog saja sudah cukup memuaskan terutama bagi saya yang merasa puas setelah menulis. akhirnya selamat malam…selamat tidur bagi yang mau tidur.

Makin lama makin jelek tak apa-apa toh ini kesempatan untuk maju lebih baik lagi.

PA, 9/8/2012
Gordi Afri

Foto oleh Syahrulsyahputra
Negeri ini sungguh malang
Aku sering diejekdasar anak negeri malang
aku tak bisa menjawab mengapa demikian
memang faktanya negeri kami malang
Kalian para pendatang sering mengejek kami
padahal kalianlah perusak negeri ini
tetapi tidak semua kalian adalah perusak
kalian juga yang datang untuk membangun negeri ini
sayangnya pelopor kerusakan negeri ini adalah kalian
Kalian memang hebat dalam segala-galanya
dan kami hanya berkutat dengan perkembangan alam kami
kami memandang alam sebagai bagian dari kehidupan
tetapi kalian melihat alam dari sisi sebaliknya
kalian datang dan mengeruk alam kami
kami, kami, dan kami yang menderita sesudahnya
negeri kami miskin dan tanpa prestasi
dulu negeri kami pernah berjaya dalam segala-galanya
sayangnya kami hanya bisa mengenang jasa pendahulu kami
mengenang lebih baik bagi kami rakyat kecil
memang kalian lihat pemimpin kami tidak mengenang jasa para pendahulu
tetapi entahlah kamilah yang mengenangnya
negeri kami negeri malang
jangan ejek aku lagi
kami juga punya sesuatu yang dibanggakan
kami lebih baik dari kalian
kami mempunyai budaya yang unik
budaya adalah kekayaan kami
kalian pendatang dan kalian harus menghormati budaya kami
jangan lagi merusak budaya kami dengan budaya kalian yang terkesan bar-bar
kami bangga meski kami tidak berprestasi
KAmi bangga dengan negeri kami
ayo anak bangsa maju terus
berjayalah di mana kamu hidup
raihlah prestasi di tempat karyamu
harumkan nama negeri kita

PA, 10/8/2012
Gordi Afri

foto oleh Tyovan Ari
Bulan Ramadhan adalah bulan untuk bertobat. Begitu kalimat yang tertulis di baliho besar di depan sebuah pusat belanja di perempatan Condong Catur Yogyakarta. 

Bulan Ramadhan juga merupakan bulan untuk berpuasa. Begitulah yang dialami dan dibuat oleh umat Muslim. Berpuasa sebagai laku tapa dalam hidup keagamaaan. Ternyata selain berpuasa juga bertobat. Bertobat dari apa? Tentunya dari segala yang kurang baik. Maka, berpuasa dan bertobat itu bisa sejalan. Berpuasa ya bertobat. Saat puasa orang tidak lagi mengikuti kemauannya.

Beberapa teman saya yang Muslim rela menunggu buka puasa baru makan. Kami masuk sama-sama di warung makan dan kami yang non-Muslim makan bakso sedangkan mereka yang Muslim membeli bakso lalu membungkusnya. Mereka melihat kami makan dan menunggu sampai selesai. Pada saatnya nanti berbuka puasa mereka membuka bungkusan itu dan menyantap bakso. Uenakkk..Menghargai perbedaan tanpa membeda-bedakan agama.

Lalu di mana tobatnya? Kata teman saya yang lain kalau waktu bulan bukan puasa dia merokok. Saat bulan puasa ini dia tidak merokok pada pagi sampai sore. Malamnya dia merokok setelah buka puasa. Jadi dia mengurangi jatah rokoknya. Ongkosnya juga berkurang.

Inilah model puasa sekaligus tobat. Beruntung bisa baca pesan di baliho ini. Saya tidak tahu berapa orang yang membacanya lalu merenungkan kalimat itu. Kalimat itu menarik dan artinya mendalam. Tentu banyak yang membaca tetapi tidak mendalami kekayaan makna di dalamnya. Di tengah kesibukan orang-orang yang lewat siapa peduli dengan kalimat seperti ini. Malas berpikir untuk hal-hal seperti itu lagi.

Beruntung saya membaca dan merenungkannya. Semoga banyak terinspirasi dengan kalimat di baliho ini. Sayang sekali saya tidak mempunyai kamera sehingga bisa menampilkan gambar baliho ittu dalam tulisan ini. Saya hanya melihatnya di balik kaca mobil. Tetapi tak apa-apa asal tahu pesan dari kalimat itu. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk bertobat. Umat Muslim bertobat dan saya yang non-muslim juga bertobat…..

PA, 10/8/2012
Gordi Afri

foto oleh BIPKK
Menjelang kemerdekaan Indonesia ke-67, bendera Merah Putih bertebaran di mana-mana. Coba saja tengok di sekitar tempat tinggal Anda, di sekolah, di jalan, di perempatan jalan, di mobil, dan tempat umum lainnya, hampir ada bendera Merah Putih. 

Ini patut diapresiasi. Ini tanda masyarakat nasionalis, begitu komentar seorang temn dari luar negeri ini. menurutnya, kibaran bendera yang dibuat masyarakat ini menjadi tanda mereka itu nasionalis. Mereka menghormati atribut kebanggan negara. MAsyarakat kecil yang membuat suatu tindakan konkret untuk negara.

Dulu, kakek-nenek moyang bangsa ini berusaha dengan susah payah merebut kemerdekaan kemudian menciptakan bendera dengan warna Merah Putih. Merah berani dan Putih suci kalau tidak salah guru menjelskan demikian dulu. Merah itu juga sering dikaitkan dengan darah dan Putih dengan tulang. Apa pun tafsirannya yang jelas bendera itu adalah hasil perjuangan kakek nenek moyang bangsa ini.

Semoga masyarakat kita saat ini juga menjadi masyarakat yang berani untuk membela negara dan mempunyai niat yang tulus/putih untuk berbakti kepada negara. Dari rakyat yang jumlahnya banyak diharapkan perubahan. Mungkin saja rakyat sudah berbuat banyak untuk negara dan dari para pejabat yang memeirintah belum banyak. Bukan berarti tidak ada tetapi jumlahnya kecil jika dikaitkan dengan jumlah pejabat yang menjadi tersangka berbagai kasus korupsi, pelanggaran HAM, dan sebagainya.

Bendera Merah Putih berkibar, semoga semangat rakyat juga berkibar. Merah Putih lambang perjuangan. Semoga bendera yang kini bertebaran di mana-mana menjadi semangat pemersatu untuk berjuang demi kemajuan bangsa ini. Salam merdeka.

Gordi

foto oleh ECP
Kata mereka Brasil penuh dengan pemain bintang. Entah bintang berapa, yang jelas beberapa dari pemain itu dijuluki demikian. Maksudnya jelas, pemain bintang itu masuk dalam kategori pemain terbaik, terpopuler. Dengan pemain bintang sebuah klub bisa mendapat hadiah memuaskan. 

Beberapa teman pun membuat prediksi. Ada yang menjagokan Brasil karena alasan pemain bintang. Brasil memang negerinya sepak bola. Mereka lebih dari sekadar negeri sepak bola, mereka adalah negeri seni bermain sepak bola. Begitu kementar teman-teman. Brasil juga jadi favorit juara olimpiade. Emas ada di tangan Brasil untuk cabang sepak bola putra. Begitu komentar mereka.

Meksiko sama sekali tidak terlalu dijagokan. Beberapa orang menjagokan tetapi dengan alasan supaya ada suara lain dari arus utama. Mereka menjagokan dengan harap-harap cemas. Mereka juga menjagokan dengan harapan adanya mukjizat. Brasil memang pasti menang apalagi Santos dari Meksiko tidak main, begitu komentar mereka. Tetapi Meksiko bisa juga menang, siapa yang tahu, bisa saja, lanjut komentar mereka.

Dan kini terbukti, yang diragukan itu, yang hanya berharap itu menjadi nyata, Meksiko menang 2-1 melawan Brasil. Brasil yang bertaburan pemain muda berbintang hanya bisa menyesal. Meksiko yang penuh harap untuk menang menjadi pemenang sepak bola putra olimpiade 2012. Sepak bola memang boleh jadi tergantung keberuntungan. Yang tidak diduga jadi nyata. Yang dijagokan malah kalah. Yang difavoritkan malah pukul dahi pertanda menyesal.

Selamat untuk Meksiko. Saya hobi sepak bola tetapi tidak akrab dengan dunia sepak bola. Saya main sepak bola karena mau olahraga. Tidak hafal nama pemain tetapi sedikit tahu negara-negara gudang pemain. Malam ini saya menyaksikan final sepak bola olimpiade ini karena bersama teman-teman. Akhirnya kami menyaksikan Meksiko menang dan Brasil kalah. Selamat berjuang kembali untuk Brasil. Semoga bisa lebih baik lagi.

PA, 11/8/2012
Gordi Afri

foto oleh Fondapol
Jangan bilang aku kafir 
jangan
hentikan perkataan itu
kamu kafir kamu kafir kamu kafir
teriakanmu itu menggema selama ini
aku pun terkejut
kamu semangat melontarkan itu
kamu kafir, katamu berulang-ulang
apa dasar kamu katakan itu padaku?
pantaskah kamu katakan itu padaku?
apakah kamu mengatakan kalimat itu kepada orang lain selain aku?
apa reaksi mereka?
kalau aku balik tuding kamu, apa reaksimu?
kata itu pedas
kata itu haram
kata itu kotor
kata itu menyakitkan
banyak orang ebrtikai karena lontaran kata itu
api amarah berkobar cepat gara-gara disulut bensin kafir
kamu tidak sayang pada mereka yang jadi korban
kasihan, mereka hanya segelintir saja yang jadi biang kerok
tetapi banyak yang rugi
sekali lagi aku katakan hentikan
jangan bilang, kamu kafir lagi
betapa sakitnya kata itu
lebih baik diam-diam saja
lebih baik lihatlah dirimu di depan cermin
jangan-jangan dirimu dan bukan mereka yang kafir
kalau kamu merasa hidupmu jauh dari kesan kafir, bersyukurlah
jangan lagi menghasut atau menghina kami yang lain
kamu dan kami sudah tahu
kita bukan penilai, bukan pengukur
jadi entah kamu baik atau kami baik
entah kamu buruk atau kami buruk
entah kami jahat atau kamu jahat
entah kami berdosa atau kami berdosa
itu urusan kami dan kamu
tetapi jangan lagi menuding kami dengan kata-kata cercaan yang menyakitkan
lebih baik kita bertanya diri
itu lebih baik daripada berujar dan menghina yang lain
lebih baik KITA/AKU yang berubah dan BUKAN MEREKA
kalau pun mereka kafir
itu bukan urusanmu untuk menilai apalagi mengolok-olok mereka
mari saling damai, bangun kesatuan
kita sama-sama manusia, makhluk pencinta kedamaian
bergandengan tangan, MENCINTAI dan bukan MENCERCCA/MENGOLOK/MENGEJEK yang lain
salam damai…
_____________
*Sekadar ocehan yang tidak penting tetapi menarik
PA, 13/8/2012
Gordi Afri

foto oleh Akademi Berbagi
Tulisan ini adalah tulisan saya yang ke-100 di blog kompasiana ini. Kalau sebelumnya di profil saya, jumlah artikel hanya diberi 2 angka, kini di situ akan ditulis dengan 3 angka. Mulai hari ini 3 angka itu yakni 100 akan muncul. 

Bagi saya ini sebuah pencapaian. Dari Oktober sampai Agustus. 11 bulan. Kalau dirata-ratakan, tulisan saya setiap bulannya di bawah angka 10. Kalau saya menulis 10 artikel setiap bulan maka seharusnya saya sudah menghasilkan 110 artikel. Tetapi tidak apa-apa, toh jumlah tulisan saya sekarang, kalau dirata-ratakan, 9 artikel setiap bulannya. Angka 9 untuk waktu 30 hari belum apa-apa. Tetapi bagi saya yang sedang belajar menulis di blog kroyokan seperti ini, ini pencapaian yang memuaskan dan perlu dikembangkan.

Saya memang menulis tidak teratur. Tiga bulan pertama, tulisan saya menigkat. Mulai akhir Oktober 3 tulisan, lalu berikutnya, November 7, dan di bulan ketiga, Desember, ada 16 tulisan. Perkembangan ini ternyata tidak bisa dipertahankan. Di tengah kesibukan saya sebagai mahasiswa, waktu itu, dan juga menulis untuk 2 blog lainnya, saya masih bisa menulis, meski jumlahnya tidak meningkat. Sampai sekarang saya belum bisa melampaui rekor jumlah tulisan terbanyak di 3 bulan pertama yakni 16 tulisan di bulan Desember. Tiga bulan kedua, jumlah tulisan masih meningkat tetapi masih di bawah jumlah bulan Desember, yakni Januari 7, Februari 8, dan Maret 11.

Tulisan paling sedikit terjadi pada bulan pertama, 3 tulisan, kemudian April 5 tulisan serta November dan Mei masing-masing 7 tulisan. Untuk bulan Oktober bisa dimaklumi belum ada rencana untuk menulis banyak karena patokannya waktu itu adaalh menulis di blog saya sebelumnya yakni 1 tulisan untuk 1 pekan. Bulan November masih sedikit tetapi ada penigkatan dari bulan sebelumnya. Bulan April dan Mei, jumlah tulisan sedikit karena saya sibuk mengikuti Ujian Skripsi dan Ujian Komprehensif. Waktu tersita untuk mempersiapkan 2 ujian yang menjadi penentu kelulusan di kampus.

Tema Tulisan
Tulisan bertema Catatan Harian paling banyak. Ada 15 tulisan. Saya memang paling hobi menulis dari pengalaman. Pengalaman menjadi inspirasi menulis. Saya pun tidak segan-segan mengelompokkannya dalam kategori Catatan Harian.

Tema dominan yang kedua adalah Sosial Budaya, 13 tulisan. Tema ini cocok untuk pengalaman saya. Pengalaman saya banyak bersinggungan dengan realitas sosial. Kehidupan anak-anak jalanan misalnya menjadi bagian dari realitas sosial masyarakat Jakarta.

Tema yang paling sedikit adalah Bola. Itu tulisan saya yang ke-99. saya memang hobi sepak bola tetapi tidak terlalu sering mengikuti perkembangan dunia sepak bola. Saya sadar tema ini sebenarnya paling diminati. Saya sekarang sedang giat membaca koran-koran berbau bola dan olahraga lainnya. Saya mengikuti juga ulasan kompasioner yang konsen dalam tema Bola.

Tema Fiksiana juga sebenarnya bukan hobi saya. Malahan saya bisa mengatakan saya tidak bisa menulis puisi atau cerpen apalagi naskah drama dan dongeng. Tetapi syukurlah saya ternyata bisa juga mencoba menulis sehingga ada 3 puisi, dan 1 cerpen. Drama dan Dongeng juga Cermin belum ada.

Penghargaan Tulisan
Saya bukan siapa-siapa dibanding penulis hebat di kompasiana ini. Tetapi sebagai kompasioner ternyata saya masih bisa dibilang mempunyai sesuatu untuk dibagikan. Paling tidak pihak admin menghargai tulisan saya. Ada banyak yang masuk HL, high light. Sedikit yang masuk HL, headline, dan Terekomendasi. Tulisan yang masuk headline adalah Ada Apa dengan Staf berpakaian Seksi di DPRBeginilah Cara Anak-anak Warakas Mencari Pelajaran Tambahan, dan Belajar Tidak Korupsi dari Tukang Parkir. Sedangkan tulisan yang masuk Terekomendasi adalah Orang Jogya (Paling) sabar di Jalanan danKehidupan Para Sopir Bis Malam.

Ada kepuasan tersendiri bagi saya dengan tulisan yang mendapat penghargaan ini. Meskipun belum pernah masuk Freez, penghargaan yang menurut saya patut dikejar, saya puas dengan penghargaan masuk headline dan terekomendasi. Ini berarti tulisan saya berguna bagi pembaca lainnya di kompasiana. Sampai sekarang belum ada tulisan saya yang dihapus oleh pihak admin. Berarti saya menulis sesuai ketentuan dan tidak emnyinggung pihak yang dirugikan seperti soal SARA misalnya. Hanya beberapa kali admin memindahkan kategori tulisan. Ini pelajaran berharga dan pertanda bahwa admin memang bekerja dengan jeli.

Demikian laporan evaluasi perkembangan tulisan di kompasiana ini.terima kasih untuk pembaca tulisan ini dan terima kasih untuk teman-teman kompasioner yang bersedia membagi pengalaman menulis di kompasiana ini.

PA, 13/8/2012
Gordi Afri

Powered by Blogger.