Halloween party ideas 2015



philippines


Hal paling indah
Dalam hidup bersama
Adalah hidup tanpa sekat

Perbedaan mesti dilampaui
Persamaan juga mesti dilampaui
Mesti di atas perbedaan dan persamaan

Perbedaan hanya boleh jadi kekayaan
Persamaan juga demikian
Keduanya tak pernah jadi pemisah

Terima kasih Yesus
Engkau mengajar kami
Untuk bersikap terbuka

Kepada siapa saja
Terutama kepada yang lain
Yang berbeda dengan kami

Engkau memang satu-satunya pintu
Bagi kami semua
Untuk masuk Rumah Bapa

Rumah itu hanya punya satu pintu
Tak bisa masuk dari jalan lain
Jadi hanya melalui Engkaulah jalan tunggal

Engkau menunjukkan pada kami
Bahwa Engkau adalah pintu
Bukan untuk kami saja

Terutama yang mengikuti-Mu
Dan mengenal-Mu
Dan menyembah-Mu

Engkau mengajarkan kami
Untuk menjadi pintu bagi yang lain
Yang berbeda tadi

Engkau bersabda
Akulah pintu bagi yang lain juga
Maksudnya mereka yang belum masuk melalui pintu itu

Yesus, inilah kebahagiaan kami
Saat kami melihat perbedaan sebagai sekat
Engkau datang merobohkan sekat itu

Saat kami melihat persamaan sebagai sikap eksklusif
Engkau datang mengubahnya
Menjadi sikap inklusif

Jadilah kami terbuka dengan siapa saja
Baik yang sama
Maupun yang berbeda

Tuhan terima kasih atas teladan-Mu
Selamat malam

Mecit 4/05/20
GA



Philippines 

No more shouting from the workers who wake up early in the morning and clean the school area. No more greetings and say hello, good morning, to everyone. 

That was my morning day in the beginning of May. I walked through the Church without facing anyone. Some students are praying in the Church. Yes, today is a special holiday for our workers. Time for themselves. Like in another part of the world, we celebrate the labor day. Saint Joseph, the Patron of the laborers, was a faithful worker. He obeyed the will of God. The workers are those who follow the instructions of their leader. Ideally, they work for the common good. 

Saint Joseph was in the two choices, between his desire and the will of God. Finally, he follows the will of God without leaving his desire to work faithfully. Joseph provides himself with God's plan. In other words, he is someone who eats God's flesh and drinks His blood. This should be the attitude of all Christians who follow Jesus. Eat the flesh and drink the blood begins in the Eucharistic celebration. Then, it continues in daily life. The mission of the Eucharist is not in the celebration, but in daily life.

May Saint Joseph protect our workers, give them the strong faith, make them faithful in their job. Happy labor day.



Pangasinan, Philippines


Ada benarnya
Jika kami disebut Benalu kasih
Tuhan adalah pohon inangya
Kami bertumbuh bersama

Terima kasih Tuhan
Sudah menjadi inspirator
Yang selalu memberi kehidupan
Kepada kami semua

Tuhan, biarlah kami jadi Benalu kasih
Yang mengharapkan makanan dari-Mu
Yang menimba semuanya dari-Mu
Yang hidup dari-Mu

Engkau tahu Tuhan
Kami tak bisa ada tanpa-Mu
Keberadaan kami bergantung dari-Mu
Engkau pun tahu kami akan selalu hidup bersama-Mu

Sebab Engkau bukanlah Allah orang mati
Engkau ada di luar waktu
Tak kenal awal dan akhir
Tak ada ruang di mana Engkau tak ada

Tuhan biarlah kami ada bersama-Mu
Meski kami akan meninggal
Engkau sendirilah yang akan menghidupkan kembali
Sebab Engkau membangkitkan kami bersama-Mu

Terima kasih Tuhan
Atas kerelaan-Mu
Menjadi pencari nafkah cinta bagi kami
Biarlah kami menjadi Benalu Kasih-Mu

Biarlah kami makan
Hanya dari makanan kasih-Mu
Biarlah kami minum
Hanya dari anggur kasih-Mu

Mecit 30/04/20
GA



 
Let us be on the front line, Hundred Islands, Philippines

“No one can come to me unless drawn by the Father who sent me…”

Last night, I shared with my friends about our pastoral program. He invited me to reach people first. Don’t wait for the other to offer something for us then we take action. It seems the invitation to be on the front line. I feel many times I did the contrary. This invitation reminds me to be on the front line. 

Our Lord is the Lord from the front line. He offers us His Love first. So, our vocation as Christian is not from ourselves. First of all, that vocation comes from God. That is the precious gift from Him. What we can do after is we need to reply to it. Like when someone offers the mask to you, you need to say thanks to him. The same thing is in our relationship with God. He gives us His pure love so we need to respond to it. 

If God is from the front line, we also are invited to become someone on the front line. We receive the bread of life from God, we need to share it with others. We need to take action first. At this difficult moment, we need to take care of others. If you have something, please share it with the others who very need it. 

God, thanks to being the Lord on the front line, make us stand on the front line also, to follow your example in our relationship with others. 

Have a nice day.



Kala keindahan itu gratis, Maesot-Thailand


Tuhan, di luar sedang hujan
Gemercik air itu mengingatkan kami
Akan panasnya tanah selama beberapa bulan belakangan
Maka gemercik itu seperti setitik harapan di tengah kegerahan

Ibarat pandemik covid-19
Gemercik itu besar nilainya bagai kami
Senilai obat anticovid yang sedang kami tunggu
Kalau ditemukan, itu akan seperti gemercik air hujan malam ini

Tuhan, terima kasih atas misi-Mu di dunia ini
Memberi hidup yang kekal kepada kami
Kami sungguh bangga
Karena kematian bukanlah kata akhir bagi kami

Mengikuti jejak-Mu, kami pun akan bangkit
Dan memeperoleh hidup yang kekal
Yang Engkau hadiahkan untuk kami
Betapa berharganya kami di mata-Mu

Tuhan, air hujan ini juga adalah jalan ke sana
Engkau tahu betapa rindunya para petani
Akan air hujan ini
Untuk membasahi tanah mereka

Yang akan siap ditaburi benih
Sebagai persiapan musim panen berikutnya
Mereka tentu bahagia pada malam ini
Mendengar rintik hujan membasahi bumi

Engkau tahu Tuhan
Kami seperti para petani
Setiap hari selalu berharap
Akan datangnya harapan baru

Bagi kehidupan kami
Bagi kebaikan kami
Bagi keharmonisan kami
Bagi kebaikan alam

Tuhan, terima kasih sekali lagi
Untuk air hujan
Untuk kehidupan kekal
Untuk misi Agung-Mu

Mecit 29/04/20
GA

Masih dari Hundred Islands, Philippines



Tuhan, hari sudah malam
Kami pun ingin berlelap
Tapi izinkan kami mengingat-Mu
Pada sunyinya malam ini

Betapa baiknya Engkau
Memberikan makanan yang kami butuhkan
Kami mempunyai makanan juga
Tapi rasanya beda

Engkau tahu kami ingin makanan dari-Mu
Yang kalau kami santap
Lenyaplah seketika rasa lapar kami
Kami rindu makanan seperti ini

Sebab makanan kami beda
Kami makan dan terus makan
Tapi kami lapar dan terus makan lagi
Kami ingin makan yang mengenyangkan

Kami bersyukur
Karena Engkau mau berbagi
Makanan yang memuaskan dahaga kami
Yakni makanan yang kekal itu

Tuhan, kami ingin menyantap makanan dari-Mu saja
Kami Engkau undang ikut ambil bagian
Untuk bertemu dengan-Mu, untuk berbicara dengan-Mu
Dan untuk menerima-Mu dalam Ekaristi

Tuhan, buatlah kami selalu lapar
Akan makanan yang berasal dari-Mu saja
Biarlah kami rindu akan makanan itu
Seperti kami merindukan makanan dunia ini

Semoga ya Tuhan
Kami selalu menimba rahmat dari makana itu
Kuatkan kami selalu dengan tenaga yang baru
Yang berasal dari-Mu  saja

Mecit 28/04/20
GA


Hundred Islands, Philippines

“I am the bread of life. Whoever comes to me will never go hungry, and whoever believes in me will never be thirsty.” (John 6: 35)

If we are hungry, we still alive. So, we need food to eat. If we are not hungry anymore, we are sick. Maybe we have a problem. This morning, I gave some mangoes to the students. I know that they want to eat it. I want them—like me also—to enjoy it. They eat fruits not every day. So, it is better for them—even sometime—to take some fruit.

Yesterday and today we still talk about the food. Jesus stresses more on spiritual food. Every day we need food. We have to eat. But, why Jesus said that “Whoever comes to me will never hunger, and whoever believes in me will never thirst.”? Of course, we need food to eat. The more we eat, the more we feel hungry. So, we eat again. This is our rhythm of life.

What Jesus said here is not about the food that we eat only one time and we will not feel hungry anymore. Not like this. Of course, we need to eat every day. So, Jesus invites us to eat the food that comes from Him. This food makes us not feel hungry anymore. We need to eat so that we don’t feel hungry. The same as this spiritual food. We need to eat it so that we satisfy.

We give thanks to Jesus who provides this food for us. We are invited to receive it every day. We need to come to Him in the Mass (for example). Don’t worry if now we can’t go to the Church for Mass. If you desire to meet the Lord, you are united with Him. There, we meet Him, listen to his Word, speaks with Him in prayer, and receive Him in Holy Communion. So, let us eat food that makes us satisfied.

May our heart continues to be hungry for God’s bread. He always waits for us, “Come and eat your food here.” Have a nice day.

kami juga membawa bekal dalam perjalanan, Hundred Islands, Philippines


Rakus membuat kami terus lapar
Akan banyak hal
Mulai dari makanan
Coba yang ini lalu yang itu

Tiada hari tanpa ingin yang baru
Seolah-olah tak ada yang mengenyangkan
Cicip satu belum kenyang juga
Nikmati yang lain belum puas juga

Kami memang rakus
Makanya kami tak pernah kenyang
Entah mengapa
Kami selalu menyantap yang tak mengenyangkan

Tuhan, Engkau tahu
Kami hanya penikmat nafsu
Dan hanya Engkau sendiri yang tahu
Cara mengenyangkan kami

Terima kasih Tuhan
Engkau memberi kami Sabda-Mu
Sebagai bekal yang mengenyangkan
Makanan yang tidak akan membuat kami lapar kami

Yesus Engkau juga tahu
Ke mana hati kami berlabuh
Kalau bukan kepada makanan yang tak mengenyangkan
Arahkanlah hati kami kepada Sabda-Mu
Sebagai sumber kekenyangan kami

Tuhan, buatlah kami kenyang selamanya
Dengan Sabda-Mu itu
Agar kami tak perlu banyak mencoba lagi
Cukup menikmati hidangan spiritual dari-Mu

Luruskanlah pencarian kami kepada Sabda-Mu
Agar kami tidak terus berjalan
Mencari yang tidak mengenyangkan
Yang membuat kami terus menikmati hidangan tak memuaskan itu

Bantulah kami Tuhan
Untuk mencari hanya makanan yang dari-Mu saja
Yang sekali dinikmati langsung mengenyangkan
Semoga kami selalu setia menikmatinya melalui perjamuan Ekaristi-Mu

Terima kasih Tuhan
Untuk Sabda-Mu
Untuk Tubuh dan Darah-Mu
Untuk makanan yang mengenyangkan kami

Mecit 27/04/20
GA



Hundred Islands, Philippines

Yesterday, I saw the children came together in front of our gate. They noticed that my friend just arrived home. Usually, he brings them something to eat. The biscuits or something like that. That is what the children want and like it very much. They come because they want to receive something that good for them. While playing with them, he calls them one by one and gives that one.

We probably passed this joyful moment when we were children. As a human being, that experience remains as a part of our daily life. Sometimes, we do like that in the relationship with God. When we have a problem, we try to search for God. We believed that God can help us. Only in that moment that we really need God. After it passes away, we come back in our nature, forget God easily.

Today’s Gospel helps us to reflect on our relationship with Jesus. He reminds us to find “the food that endures for eternal life, which the Son of Man will give you.” That food comes from God. It means we need to find something that comes from God. Not about our desire, but the desire that comes from Him. That food is what God wants us to have.

Here, we are invited to purify our desire to search for God. If we want Him only when we need it, we are the same as the children who come to our gate to receive something. Ideally, we need to find God because we love Him. We want to receive that pure love of Him. Have a nice day.  



Hundred Islands, Philippines


Yesus, terima kasih
Engkau menemani kami
Dalam perjalanan ke Emmaus
Betapa Engkau baik

Menemani dan membantu kami
Untuk membuka mata
Meski kami tak ingin buka mata
Untuk melihat Engkau

Engkau sendiri yang datang
Namun Engkau kami abaikan
Betapa Engkau tahu kebodohan kami
Namun kami tetap tak mau buka mata

Terima kasih Yesus
Engkau membantu kami
Memasukkan kami dalam komunitas
Dan tidak biarkan larut di luar rumah

Engkau tahu rumah kami adalah Yerusalem
Ke sanalah kami mesti berlabuh
Bukan mencari kebahagiaan di luar kota abadi itu
Dan karena kebaikan-Mu kami kembali ke sana

Engkau begitu sabar ya Yesus
Membimbing kami untuk memahami Kristus yang bangkit
Bukan saja dengan menjelaskan Kitab Suci
Tetapi juga dengan memecahkan roti

Tanda yang bagi kami tampak jelas
Roti yang dipecahkan lalu dibagikan
Itulah ikatan komunitas kami
Di mana Engkau sendiri yang menetapkannya

Engkau pula yang mengundang kami ikut ambil bagian
Untuk mengenang dan menghadirkan kembali
Terima kasih Yesus
Melalui Kleopas, Engkau menyadarkan kami

Selamat hari Tuhan
Hari Minggu
Hari bersyukur
Atas segala rahmat

Mecit 26/04/20
GA

Powered by Blogger.