Halloween party ideas 2015

Kompasiana identik dengan penulis. Masuk kompasiana sering diidentikkan dengan masuk dalam dunia tulis menulis. Masuk kompasiana sering dilihat sebagai terjun menjadi penulis. Memang demikian adanya. Kadang-kadang pendapat seperti ini benar adanya. Tetapi tetap saja tidak mutlak. 

Masuk kompasiana tidak mesti harus menjadi penulis. Masuk kompasiana bisa juga menjadi pembaca setia. Ada kompasioner yang hanya membaca saja tanpa menulis. Ada juga yang sesekali menulis dan banyak kali membaca. ada juga yang jarang menulis tetapi sering berkomentar.

Semua kategori ini masuk dalam dunia kompasiana. Ada pula yang mengeluh kalau tidak bisa menulis setiap hari. Padahal sudah banyak tips bagaimana menulis setiap hari. Saya pernah mencoba dan berhasil menulis setiap hari selama sebulan. Setelah itu, saya merasa masih ada yang belum pas. Saya kurang puas.

Ini terjadi karena saya menulis seperti mengejar target. Menulis bukan lagi menjadi pembawa berita atau pesan. Menulis menjadi sebuah aktivitas yang dipaksa. Padahal menulis karena senang menulis lebih bagus daripada menulis karena mengejar target.
Maka, saya sekarang tidak takut lagi membuka kompasiana setiap hari walau tak menulis. Saya datang untuk membaca tulisan teman-teman. Inilah salah satu aktivitas menyenangkan. Sungguh, saya menikmati suasana ini. Membaca tulisan teman.
Akhirnya, tetap ngompasiana walau tak menulis.

PA, 19/11/12
GA



Boleh jadi Indonesia gagal dalam pertandingan di Malaysia beberapa hari lagi. Tetapi kita, rakyat Indonesia semestinya tetap optimistis bahwa kita menang.

Lantaran saudari/a kita di negeri Jiran juga mendukung. Kita mungkin tak sempat ke sana-bagi yang kantong kering-tetapi mereka yang di sana menjadi wakil kita. Kita sama-sama mendukung. Dari jauh dan dari dekat saat menyaksikan pertandingan.

Ingin sekali ke sana tetapi tak ada uang. Tak ada kesempatan. Tak ada niat. Tak ada yang menarik. Andai semua ini bisa diperoleh rasa ingin tahu ini akan terobati. Ingin menyaksikan para pemain sepak bola Indonesia berlaga di sana.

Dorongan saja untuk mereka. Semoga dorongan rakyat membangkitkan semangat mereka. Yakinlah bahwa mereka semangat membela merah putih. Yakinlah bahwa mereka merasa didorong oleh seluruh rakyat Indonesia.

Negeri ini suka sepak bola. Tak heran jika penonton selalu membeludak setiap kali ada pertandingan di Stadion kesayangan rakyat, Gelora Bung Karno, Jakarta. Apalagi jika yang bermain itu adalah timnas. Tim yang dipilih dari segenap rakyat Indonesia di seluruh tanah air tercinta ini.

Siap-siaplah menyaksikan pertandingan tim kita nanti. Entah di Malaysia atau di Indonesia melalui layar kaca. Bola Indonesia selalu menjadi favorit untuk diperbicangkan. Lantaran negeri ini selalau sengkarut kalau membahas sepak bola. Ada dualisme, ada kemandekkan sana-sini, ada korupsi, ada politik, dan sebagainya. Lupakan sejenak dan saksikan pertandingan tim kita.

PA, 20/11/12
GA


Tim sepak bola kita hari ini bertolak ke Malaysia. Beberapa hari ke depan menjadi kesempatan untuk bersiap-siap. Sebelum tiba waktunya untuk bertanding, mereka mesti siap. Bahkan sebelum berangkat hari ini, mereka sudah siap sejak beberapa waktu belakangan. Seorang pemain-ketika diwawancara beberapa waktu lalu-mengaku tak tahan lagi untuk bertanding. Semoga keinginannya untuk bertanding sebanding dengan keinginannya untuk berjuang memenangkan pertandingan.

Nasionalisme mereka diuji dalam perhelatan ini. Sejauh mana nasionalisme mereka dibuktikan dalam pertandingan ini nanti. Ada keraguan akan nasionalisme mereka. Apakah mereka kurang atau tidak memiliki jiwa nasionalisme jika kalah? Apakah jiwa nasionalisme mereka diukur dengan pertandingan seperti ini? Bahkan, jauh sebelumnya ada pula yang mempertanyakan nasionalisme pemain. Ada pemain yang dengan lantang mengatakan jangan tanya lagi soal nasionalisme. Maksudnya, dia tentu saja mempunyai nasionalisme sehingga tak perlu diragukan. Ada pemain yang meski mempunyai nasionalisme tetap saja tidak diikutsertakan. Ini bukan salahnya tetapi salah struktur dalam kepengurusan olahraga sepakbola di negeri ini.

Lupakan sejenak polemik soal nasionalisme itu. Dan, jangan menjadikan hasil pertandingan di piala AFF 2012 ini sebagai ajang mengukur tingkat nasionalisme pemain. Nasionalisme dalam sepak bola bukanlah nasionalisme perorangan tetapi nasionalisme tim. Jadi, jangan terlalu memutlakkan penilaian nasionalisme hanya dengan melihat hasil pertandingan.

PA, 21/11/12
GA


Powered by Blogger.