Tim sepak bola kita hari ini bertolak ke Malaysia. Beberapa hari ke depan menjadi kesempatan untuk bersiap-siap. Sebelum tiba waktunya untuk bertanding, mereka mesti siap. Bahkan sebelum berangkat hari ini, mereka sudah siap sejak beberapa waktu belakangan. Seorang pemain-ketika diwawancara beberapa waktu lalu-mengaku tak tahan lagi untuk bertanding. Semoga keinginannya untuk bertanding sebanding dengan keinginannya untuk berjuang memenangkan pertandingan.
Nasionalisme mereka diuji dalam perhelatan ini. Sejauh mana
nasionalisme mereka dibuktikan dalam pertandingan ini nanti. Ada keraguan akan
nasionalisme mereka. Apakah mereka kurang atau tidak memiliki jiwa nasionalisme
jika kalah? Apakah jiwa nasionalisme mereka diukur dengan pertandingan seperti
ini? Bahkan, jauh sebelumnya ada pula yang mempertanyakan nasionalisme pemain. Ada
pemain yang dengan lantang mengatakan jangan tanya lagi soal nasionalisme.
Maksudnya, dia tentu saja mempunyai nasionalisme sehingga tak perlu diragukan.
Ada pemain yang meski mempunyai nasionalisme tetap saja tidak diikutsertakan. Ini bukan salahnya tetapi salah struktur dalam
kepengurusan olahraga sepakbola di negeri ini.
Lupakan sejenak
polemik soal nasionalisme itu. Dan, jangan menjadikan hasil pertandingan di
piala AFF 2012 ini sebagai ajang mengukur tingkat nasionalisme pemain.
Nasionalisme dalam sepak bola bukanlah nasionalisme perorangan tetapi
nasionalisme tim. Jadi, jangan terlalu memutlakkan penilaian nasionalisme hanya
dengan melihat hasil pertandingan.
PA, 21/11/12
GA
GA
*Tulisan ini pernah dimuat di blog kompasiana kolom BOLA-REPORTASE pada21 November 2012
Post a Comment