Sekarang
ada perintah untuk memberantas preman. Konon, preman adalah pengacau kenyamanan
publik. Perilaku mereka mengusik keamanan warga. Siapakah preman itu?
Inilah
pertanyaan yang muncul jika ada perintah mau memberantas preman. Siapa pula
yang memberantas preman? Apakah pemerintah? Apakah aparat negara?
Siapa
sebenarnya preman itu? Pertanyaan ini harus diajukan. Kalau tidak, nanti
pemberantas seenaknya saja menangkap warga. Entah dia memang berciri-ciri
preman, preman benaran, atau malah warga bukan preman. Jika tidak ada kategori
preman, boleh jadi ada kejadian salah tangkap.
Siapa
yang memberantas preman? Pemerintah? Jika pemerintah memberantas, siapa yang
jadi premannya? Pemerintah seyogyanya melindungi masyarakatnya. Sebab,
pemerintah dipercayakan oleh rakyatnya.
Lalu
siapa yang memberantas preman? Apakah aparat negara seperti polisi? Boleh jadi.
Polisi memang banyak tugasnya. Di jalan dia ada. Di kompleks perumahan
kadang-kadang dia ada. Kalau ada perkara dia ada juga. Di mana-mana, di tengah
masyarakat. Dia memang punya misi mengayomi masyarakat.
Tetapi
tidak sedikit yang tidak mengayomi. Tetapi memeras. Lihat saja di jalan raya.
Bagaimana polisi memeras pelanggar lalu lintas. Ratusan ribu rupiah dikeluarkan
oleh pengguna jalan. Atau lembar lima puluh ribuan dari penegndara motor.
Apakah mereka ini yang memberantas preman?
Lalu,
apakah misi ini nantinya bisa membuat warga merasa aman? Bukankah negara ini
juga dikuasai preman? Kalau tahanan yang nota bene dilindungi negara saja
dikeroyok, bagaimana negara mau memberantas preman?
Negara
dikalahkan oleh pasukan elit TNI. Lalu negara mau memberantas preman? Apakah
yang mengeroyok tahanan itu dikategorikan sebagai preman?
Mereka
bilang penembak/pengeroyok itu berjasa memberantas preman di kota Yogyakarta.
Benarkah tahanan itu preman? Satu di antara mereka adalah mantan polisi.
Berarti polisi juga tidak luput dari pengaruh preman. Ataukah mantan polisi ini
menjadi preman setelah keluar dari jabatan polisi?
Belum
tentu. Jika tahanan itu adlaah preman maka boleh jadi polisi juga dipengaruhi
preman. Atau jangan-jangan polisi dikuasai preman. Kalau polisi dikuasai
preman, bisakah polisi memberantas preman?
Sejumlah
pertanyaan yang mungkin tidak relevan. Sebagai orang bodoh, saya berani
bertanya. Bertanya juga menjadi bagian dari proses belajar.
Selamat
siang.
PA,
9/4/13
Gordi
Post a Comment