Gimana
Sich Cara Nulis Puisi Keren?
Pertanyaan
yang berbobot dan bermanfaat. Dua predikat yang penting untuk warga kompasiana.
Pertanyaan
di atas dilontarkan oleh seorang kompasianaer, AS (maz gordi slalu bisa buat puisi yang keren ,, bagi tipsnya dong).
Entah dia bertanya serius atau hanya iseng saja. Yang jelas pertanyaan itu
disematkan pada kolom komentar tulisan saya.
[ Arizona San24 April 2013 03:38:55
[ Arizona San24 April 2013 03:38:55
Saya
sebagai penulis pun bangga bisa ditanya demikian. Saya tidak menjawab langsung.
Saya hanya merasa tulisan saya berbobot juga. Saya bangga jika tulisan saya
menjadi sumber pertanyaan bagi pembaca. Bertanya bagi saya menjadi langkah awal
untuk belajar hal baru. Demikianlah yang didengung-dengungkan dosen Filsafat di
kampus saya dulu. “Kalau kalian tidak rajin bertanya, kalian belum memasuki
dunia Filsafat.”
Saya
jadi ingat salah satu defenisi filsafat, ilmu yang berawal dari pertanyaan dan
berakhir dengan pertanyaan juga. Saya pun sebenarnya ehndaknya ebrtanya pada
kompasianer yang bertanya itu, Mengapa kamu bertanya demikian?
Tentu
ada dasarnya. Paling tidak dia sudah membaca tulisan saya yang berbentuk puisi
itu. Saya pun bingung menjawabnya. Gimana
yah? Dari bingung ini, saya mencoba mencari jawabannya.
Pertanyaan
ini berbobot karena menanyakan akar dari tulisan saya. Jika tulisan saya bagus,
akarnya apa yahhh. Mengapa sampai saya bisa menulis demikian. Inilah bobotnya
pertanyaan ini.
Pertanyaan
seperti ini bermanfaat. Sebagai bahan pelajaran. Bertanya mengapa itu baik, menurut saya, merupakan pertanyaan bermanfaat.
Manfaatnya ya orang bisa belajar mengapresiasi sekaligus terlibat dalam karya
tulis orang lain.
Saya
dulunya tidak suka puisi. Alasannya puisi itu mengawang-awang. Abstrak. Saya
tidak betah membaca puisi. Saya pernah mengikuti puisi mingguan di koran
KOMPAS. Tetapi, saya tidak menikmati sama sekali.
Saya
tertarik dengan puisi setelah pernah mencoba membuatnya. Meski puisi saya itu
juga abstrak. Entah mengapa dari situ, saya terus mencoba menulis puisi.
Puisi
yang saya sukai adalah puisi yang ditulis oleh, Sindhunata, budayawan, filsuf,
novelis, dan sastrawan, yang memimpin majalah BASIS. Saya suka membaca puisinya
meski tidak banyak buku puisinya. Atau mungkin banyak tetapi saya belum
menemukannya. Saya membaca banyak bukunya tetapi bukan tentang puisi. Saya
membaca puisinya di majalah seperti UTUSAN dan kadang-kadang di BASIS.
Dari
situ, saya mencoba menulis puisi sederhana. kata-katanya tidak abstrak. Mungkin
karena saya ini orang sederhana sehingga puisi saya juga sederhana, tidak
mengawang, hehee. Saya kira demikian saja tanggapan saya. Tidak lebih dari
sini. Saya tidak pernah belajar formal atau mengikuti kursus menulis puisi.
Untuk AS saya mengucapkan terima kasih sudah bertanya.
Salam
puisi
PA,
24/4/13
Gordi
maz gordi slalu bisa buat puisi yang keren ,, bagi tipsnya dong :)]