Halloween party ideas 2015

Bolehkah bersukaria dalam penderitaan? Bukan saja, boleh-boleh saja. Tetapi, jika demikian adanya harus bersukaria. Bersukaria di sini tidak berarti tidak melupakan atau tidak menghargai mereka yang menderita. Penderitaan tetap ada dan perlu dihargai tetapi tidak larut dalam penderitaan.

Saya membayangkan anak-anak yang kehilangan orang tua dalam gempa beberapa waktu di beberapa wilayah. Aceh, Mentawai, dan Malang. Meski di Mentawai dan Malang, belum diketahui berapa korban manusia. Di Aceh sudah jelas ada korban manusia. Semoga di dua tempat lainnya tidak ada korban.

Kehilangan orang tua atau sanak saudara memang merupakan penderitaan berat. Salah satu di antara sekian penderitaan hidup yang dialami manusia. Mereka ini akan kehilangan orientasi hidup. Tidak jelas dan tidak tentu ke mana mereka akan melangkah. Tidak ada kasih sayang dan pelukan sang Ibu, sang Bapa, Kakak, Adik, atau bahkan Kakek-Nenek. Singkatnya keluarga tercinta.

Kasih sayang amat diperlukan oleh seorang anak manusia. Dengan itu, ia akan berkembang dengan baik. Masa kecilnya akan bahagia. Itu sebabnya anak-anak korban gempa yang menjadi yatim piatu misalnya bisa dibawa ke panti asuhan. Atau, kalau ada keluarga yang berbaik hati, dibawa ke rumah untuk selanjutnya dibesarkan. Di situ mereka akan mendapat kasih sayang pengganti yang meskipun tentu tidak sebanding dengan kasih sayang dari keluarga kandungnya. Tetapi apa pun situasinya mereka mesti mendapat kasih sayang itu.

Anak-anak jangan dibiarkan larut dalam penderitaan. Memang kehilangan orang tua dan sanak saudara sulit dilupakan. Tetapi, sedapat mungkin anak-anak korban gempa itu dihibur untuk melupakan sejenak peristiwa kehilangan. Dan juga untuk menghilangkan trauma. Dengan ini anak-anak boleh bergembira, bersukaria dalam penderitaa. Tujuannya untuk menghilangkan trauma akan penderitaan.


CPR, 9/7/13
Gordi 

Post a Comment

Powered by Blogger.