JIKA ANDA KANTUK, SEGERALAH TIDUR
Jika Anda Kantuk, Segeralah Tidur
Tidur adalah salah satu
kewajiban alami yang mesti dipenuhi. Seperti makan, tidur tidak bisa ditunda.
Kalau pun Anda menundanya, Anda sendiri yang rugi. Dan, bahkan lebih dari rugi,
Anda akan sakit jika menundanya.
Tubuh butuh makan agar muncul energi baru. Seperti makanan, tidur
juga memberi energi baru pada tubuh. Energi baru muncul
setelah Anda melepaskan kepenatan, menanggalkan kelelahan, dan tidur sebentar.
Seperti tidak ada manusia yang tidak butuh makan, setiap manusia juga butuh
waktu untuk tidur.
Saya ingat kejadian mengerikan itu. Beberapa teman kelas kami tiba terlambat di kelas. Kami kira mereka telat seperti biasanya sebab sering kali mereka
tiba telat. Entah karena hujan, tol macet, atau ada kecelakaan. Kali ini
rupanya lain. Ada sesuatu yang membuat mereka kurang
nyaman. Penyebabnya memang bukan mereka. Tetapi apa boleh buat, seperti dalam
masyarakat, seorang bertindak salah yang lain kena getah dari kesalahannya. Demikianlah teman-teman
kami ini. Mereka bukan pelaku tetapi korban. Untung saja mereka tetap bisa
datang dan mengikuti kuliah pagi itu.
Sang profesor bergegas
menghampiri satu dari mereka begitu lonceng berbunyi. Jam istirahat sudah tiba. “Kalian
baik-baik saja, state bene?”
Pertanyaan seperti ini
sudah biasa bagi orang Italia. Ada dua fungsi di sini. Satunya hanya sebatas
sapaan. Seperti
saya menayakan sahabat saya, bagaimana
kabar Anda sementara saya
tahu dia baik-baik saja. Tetapi, pertanyaan yang sama bisa juga berarti
pertanyaan serius. Menayakan keadaan yang sebenarnya.
Kata teman saya, “Kami
mengalami kecelakaan sedikit. Hampir saja ditabrak mobil besar (truk
pengangkut kontainer).”
Kami yang turut mendengarnya ikut kaget. Lalu, kami beramai-ramai mendengar penjelasannya. Rupanya memang mereka hampir ditabrak mobil besar ini yang berlawanan
arah dengan mereka. Mobil besar ini sudah melampaui jalurnya dan masuk ke jalur
sebelah yang nota bene dari arah berlawanan. Teman kami yang jadi sopir tidak
bisa berbuat apa-apa. Dia tidak tahu atau tidak sadar bagaimana menghindari mobil dari
arah berlawanan arah ini. Untung saja, satu teman lagi yang duduk di belakang
berdiri dari kursinya dan menekan tombol klakson. Bunyi klakson inilah yang
membangunkan sopir mobil besar tadi. Lalu, dengan sigap dan tangkas, mobil
besar itu berputar haluan. Dia menabrak pagar jalan tol. Dengan itu, dia tidak jadi menabrak mobil
teman kami.
Kejadian ini mungkin
sepele karena sering terjadi apalagi di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Di
jalan tol, jalur puncak, atau jalur pantura misalnya banyak sekali sopir truk
yang ngantuk karena kecapaian. Tetapi, kejadian ini betul-betul merugikan. Tak
jarang bagi beberapa sopir, mereka bukan saja rugi tetapi malah merugikan orang
lain. Menabrak rumah orang, menabrak motor,
menabrak mobil dari arah berlawanan dan sebagainya.
Masalah mendasarnya adalah kurang tidur yang menyebabkan sopir jadi
ngantuk. Ngantuk tetapi masih mau bekerja, masih mau nyetir. Bukannya tidur.
Maklum, tidak tidur, tidak dapat gaji. Tidak dapat gaji, tidak dapat makan,
tidak bisa menyekolahkan anak, dan tidak bisa bertahan hidup. Singkatnya, gara-gara
ngantuk, akibat-akibat lainnya muncul berentetan. Tentu kita tidak ingin
seperti ini. Tidak ingin kejadian serupa berulang kali terjadi. Untuk
menghindarinya, lebih baik mulai dari diri sendiri. Mulailah tidur jika Anda
merasa ngantuk. Jika tidak mau ngantuk pada saat bekerja, Anda mesti mengatur
jadwal tidur Anda dengan baik.
Kecelakaan bisa datang
kapan saja tetapi usahakan agar bukan kita yang menciptakannya. Kalau orang
lain yang menyebabkannya itu urusannya lain. Saya kira jika kita masing-masing
menjaga agar tidak menjadi penyebab kecelakaan, kecelakaan itu semestinya tidak
ada.
Rasa kantuk bukan saja untuk sopir truk. Kita yang biasa menyetir sendiri mengalami
hal yang sama. Tetapi, kita bisa mengatasinya. Biarlah kita turut menjaga
keteraturan lau lintas bersama. Kita akan menikmatinya jika lalu lintas lancar.
Sebab, jika macet atau kecelakaan, bukan saja kita tetapi banyak orang akan
rugi.
Selamat
berkendara dengan aman, nyaman, lancar, dan selamat sampai tujuan.
PRM,
23/11/15
Gordi
Foto di
sini