Semua orang akan
mati. Hanya waktu dan tempat yang berbeda. Selain itu, yang berbeda adalah cara
matinya. Ada yang dimatikan, ada yang mati normal, ada yang mati karena bencana
alam dan bencana lain. Macam-macam caranya.
Ustad Jeffry
Al-Buchory atau Uje (40 tahun) baru saja meninggal karena kecelakaan kendaraan
roda dua. Sudah jelas penyebabnya yakni kecelakaan. Dia mati karena kecelakaan.
Di balik
kematiannya, ada rasa haru dan sedih yang mendalam. Rasa ini lahir karena
sebelumnya ada rasa senang mendengar kata-kata Ustad yang menyentuh hati,
menarik, dan mudah dicerna. Kepergian orang seperti ini sungguh menciptakan
rasa sedih yang amat dalam.
Orang terkenal
akan mengalami ini semua. Terkenal memang erat kaitan dengan relasi dengan
sesama. Ikatan emosional dengan sesama menyimpan harta berharga yakni rasa
dekat secara psikologis. Ustad muda ini tampil di televisi. Otomatis penonton
TV merasa dekat karena sering mendengar ucapannya.
Beginilah
situasinya jika orang terkenal pergi. Semua orang yang mengenalnya akan
berduka-sedih. Kalau orang yang tidak terkenal pergi, boleh jadi, hanya
tetangga yang merasa sedih. Lebih dari rasa sedih, gaung kepergian orang
terkenal akan terdengar di semua tempat.
Semoga kepergian
ustad ini membawa harapan baru. Betapa berharganya para pemimpin agama dan
politik yang bisa bicara dengan menarik, mudah dicerna, dan menyentuh hati.
Menyentuh hati di sini maksudnya bicara dari hati. Bukan asal omong, asal
bicara, asal pendengar senang, asal pendengar tertawa. Bukan! Bicara dari hati
berarti bicara untuk menyentuh hati pendengar.
Salam duka atas
kepergian Ustad Uje.
PA, 27/4/13
Gordi
Post a Comment