Halloween party ideas 2015

Saat ini ramai-ramainya orang membicarakan Moge alias motor gede, Harley Davidson. Tak terhindarkan tabrakan antara moge dan ambulans  RSI Hidayatullah. Motor dan ambulans rusak. Pengendara moge luka parah. Ada apa dengan motor gede?

Moge memang penguasa jalan. Dalam artian, dia memakai sebagian besar badan jalan. Badan moge kan besar otomatis membutuhkan ruang jalan yang lebih besar dari motor jenis lainnya. Di sini dia seperti “penguasa jalan”.

Lalu, suara moge juga menakutkan. Raungannya besar, mengalahkan bunyi motor lainnya. Apalagi kalau konvoi, diiringi kendaraan polisi. Dalam hal ini, mobil dan motor lain pun, disingkirkan untuk sementara waktu. Biarkan moge ini lewat baru yang lain menyusul.

Mereka tentu menaati lalu lintas dengan meminta pengawalan polisi. Hanya saja, sebenarnya untuk apa mereka berkonvoi? Apakah hanya sebagai pertunjukkan atau penyalur hobi saja? Sebab, tentu motor lain juga mau pakai jalan, mengapa mereka mesti dikawal khusus? Bukankah kalau pakai motor ukuran biasa, semua pengguna jalan bisa memakai jalan dengan adil?

Dalam berita tabrakan kemarin sore (27/4), moge melanggar rambu jalan. Menerobos lampu merah. Moge ini tidak sedang berkonvoi. Dia melenggang sendiri. Ini tentu kesalahan fatal, karena dia menerobos lampu merah.

Apakah tidak lebih baik juga, jika moge ini melenggang di jalur khusus sehingga tidak mengganggu lalu lintas umum? Dua hal di atas tadi yang menurut saya kurang begitu bagus dari melenggangnya motor gede ini di jalan raya.

Bunyinya yang mengganggu pengguna jalan lain dan juga penduduk di sekitar jalan raya. Saya beberapa kali merasa kesal dengan konvoi moge di sekitar ring road bagian utara Yogyakarta. Ada yang raungannya besar sekali sampai merasa terganggu sekali. Ini tentu kurang bagus apalagi terjadi pada sore dan malam hari. Ini risiko tinggal di pinggir jalan ramai. Tetapi, kalau hal ini bisa dicegah, tentu akan lebih baik.

Selain bunyi, moge juga justru mengganggu pengguna jalan lain, karena badannya gede. Otomatis pengguna jalan lain, harus bersabar, mendahulukan dia. Beberapa teman memutuskan untuk berhenti ketika di sampignya ada moge. Biarkan dia lewat baru menyusul. Cara ini amat bijak. Hanya saja, tentu kalau seperti ini terus, perjalanan menjadi tidak nyaman lagi.

Ini sedikit pandangan saya tentang moge yang menerobos lampu merah.

PA, 28/4/13
Gordi


Post a Comment

Powered by Blogger.