Suara bising. Itulah yang dialami di Jakarta. Jakarta
memang ramai. Keramaian ini menjadi penyebab suara bising. Keramaian mengundang
banyak orang. Keramaian tercipta karena banyak orang berkumpul. Ya, di Jakarta memang
banyak orang datang dari berbagai daerah. Suara bising itu sudah akrab di
telinga penghuni JAkarta. Keakraban serupa tidak berlaku untuk pendatang di
Jakarta. Termasuk tamu asing, orang daerah, dan sebagainya. Suara bising justru
mengganggu kenyamaan mereka. Mereka memang mestinya siap dengan suara bising
ini jika bertandang ke Jakarta.
Suara bising, betapa pun itu membuat idak nyaman,
justru menjadi tanda bahwa masyarakat sibuk. Kesibukan yang membuat jalanan
padat, penghuni pasar padat, penghuni kantor padat. Di mana-mana padat. Padat
dalam jumlah manusia. Karena padat, kejahatan pun padat. Di mana-mana rawan
kejahatan. Satu kejahatan membuat suara bising. Banyak orang ingin tahu jenis
kejahatan, ingin terlibat dalam kejahatan jika ada untungnya, mau mencoba
melakuka kejahatan jika itu membuatnya terkenal. Berbagai motif kejahatan
muncul. Semua itu menimbulkan kebisingan. Bising bukan lagi milik jalanan
tetapi menembus kehidupan masyarakat. Bising yang semula hanya keluar dari
knalpot bajaj dan metromini kini muncul juga di dalam kamar hotel, di tempat
perjudian, di tempat kencan, dan sebagainya.
Dan, suara bising itu ambivalen. Ada untungnya ada
ruginya. Suara bising itu membunyikan lonceng bisnis besaran. Suara bising itu
juga menguak kesibukan ekonomi pasar. Suara bising itu juga menampilkan wajah
kota yang kriminal dan keras. Suara bising itu menjadi rambu untuk
berhati-hati. Hidup dengan suara bising memang pnuh misteri. Suara itu membuat
telinga pekak sekaligus membuat mata dan kaki berhati-hati. Mata kadang-kadang
tak mampu melihat darimana sumber suara bising itu. Telinga juga kadang-kadang
tak mampu mendengar di mana suara bising itu muncul.
Ah suara bising ini tetap ada. Jangan bermimpi akan
hilang. Yang perlu adalah bagaimana mengatasi kebisingan ini. Bertahanlah dalam
kebisingan dan berusahalah mencari peluang di dalamnya. Bising akan tetap ada
tetapi mungkin bisa dihindari dengan melakukan aktivitas lain. Bermain futsal
misalnya membuat suara bising itu tak terdengar. LAri-lari di sekeliling
kompleks olahraga meredam suara bising. Suara bising tetap ada dan tetap
menjadi teman setia hidup di ibu kota.
Salam bising,
Jakarta, 14/6/13
Gordi
Post a Comment