Halloween party ideas 2015

Setiap orang pasti butuh makanan. MAkanan adalah menu wajib bagi manusia untuk melanjutkan kehidupannya. Tidak ada yang menolak untuk makan. Apa pun jenis makanannya, setiap orang pasti membutuhkannya. Makanannya satu, jenisnya beda, tergantung budaya tempat makanan itu dibuat.

Aku hanya tukang masak yang membuatkan makanan untuk majikanku. Setiap pagi, aku bergaul dengan bumbu makanan. Menu yang diminta majikan juga bervariasi. Kadang-kadang aku dilatihnya untuk meracik bumbu itu. Kadang juga aku dibawanya ke warung makan untuk belajar meracik makanan. Aku senang dapat ilmu baru. Jadi, sambil meracik makanan aku belajar ilmu meracik makanan dengan jenis lainnya.

Aku juga menjadi ‘dokter’ kesehatan sang majikan. Betapa aku harus memerhatikan menu yang ada. Juga kadar zat kimia untuk setiap jenis makanan. Zat yang manis tidak bleh melebihi kuota tertentu. Demikian juga zat asam dan sebagainya. Semua ada batas maksimal dan minimal. Aku hafal semua batas-batas ini. Dan, majikanku sudah mengajarkan semua ini. Jika terjadi kesalahanpasti terjadi sesuatu pada majikanku. Beginilah susah-senangnya jadi tukang masak untuk majikanku. Aku mengingat semua perintahnya sampai-sampai aku lupa mengurus kesehatanku.

Aku lelah kadang-kadang karena kurang istirahat. Kesehatanku menurun. Dan, anehnya, aku tidak peduli dengan kesehatanku. Aku lupa bahwa jika aku sakit, majikanku akan kewalahan. Betapa aku menjadi satu-satunya tulang punggung kehidupannya. Dia tak bisa masak atau meracik menu makanannya. Kalau pun dia bisa, dia tidak punya waktu untuk itu. Dia punya daftar kesibukan dalam dunia bisnisnya. Aku memang disarankan untuk memerhatikan kesehatanku. Aku memang hanya tukang masak tetapi juga sebagai dokter kesehatan sang majikan serta tulang punggung majikanku.

kesehatan majikanku ada di tanganku. Jika menunya salah, makanan pun terasa tidak enak. Jika zat manisnya berlebihan, kesehatan majikanku pun berpengaruh. Semua yang berkaitan dengan ketentuan zat kimianya mesti diperhatikan. Jika tidak, kesehatannya terganggu. Dan, jika dia sakit, aku juga disalahkan. Ya, sekadar disalahkan tidak apa-apa, aku akan perbaiki. Tetapi, kalau sampai dipukul atau dihukum, misalnya, itu berlebihan.

Aku belum pernah melihat majikanku marah berlebihan. AKu pernah dimarahi dan marahnya wajar. Aku salah lalu dimarahi. Aku sama sekali tidak menolak untuk dimarahi. Aku senang dimarahi karena diikuti nasihat untuk berubah. Aku mau seperti itu. Aku belum pernah dimarahi lalu dipukul atau diseterika seperti saudariku setanah air di tanah rantau luar negeri. Aku beruntung dapat majikan seperti ini.

Aku memang hanya tukang masak tetapi aku juga belajar etika kehidupan dari majikanku. Belajar menu makanan, meracik makanan, jenis-jenis zat makanan, berelasi yang akrab antara atasan-bawahan juga dengan sesama, belajar menasihati sesama. Gajiku mungkin tidak besar tetapi perhatian majikanku besar. Hartaku mungkin tidak bertambah banyak tetapi relasiku dengan majikanku makin baik.

Tukang masak mungkin dipandang sepele. Ah hanya tukang masak saja, yang kerjanya hanya di dapur saja. Ternyata tidak dengan diriku. Aku bekerja di dapur tetapi aku juga belajar di luar dapur. AKu dibawa ke tempat ramai, belajar memasak, mengunjungi beberapa kota sambil melihat proses racikan makanan. relasi baik dengan majikanku membuat semua ini mudah dan bisa aku alami. Bekerja memang bukan sekadar mengisi waktu, belajar sesuatu, tetapi menikmati sesuatu darinya. Dengan bekerja, saya menikmati sisi indahnya kehidupan ini.

Dalam kesalahan pun aku belajar hal baru. Aku belajar untuk berubah dari kesalahan yang ada. Kata, orang kesalahan adalah gerbang menuju perubahan. Dan, aku ingin selalu berubah dari kesalahan yang ada. Dengan itu, aku maju ke bagian berikutnya di mana aku tida jatuh dalam kesalahan yang sama.

Jakarta, 15/6/13
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.