Semua orang kenal cermin. Ya, cermin yang bisa
mengukur cantik-tidaknya seorang wanita. Padahal cantik itu relatif. Tetapi,
ada orang yang memutlakkan bayangan di cermin itu sebagai alat ukur kecantikan.
Dengan cermin, bayangan kita bisa diketahui. Dari ujung kaki hingga rambut,
semuanya terlihat jelas di cermin. Cermin membantu kita melihat diri kita
secara fisik.
Cermin, tanpa mengabaikan sisi positifnya, menyimpan
sisi negatif. Pernahkah Anda melihat ayam yang sedang bercermin? Kalau belum,
cobalah bawa ayam di depan cermin. Atau ambillah cermin dan taruh di depan
ayam. Reaksi ayam membuat kita heran. Dia seolah-olah melihat musuh. Dia pun
siap menendang ayam yang ada dalam cermin. Memang itu adalah bayangannya
sendiri. Bagi ayam, bayangan juga bisa berarti musuh. Musuh dalam cermin.
Cermin memang menyimpan sesuatu yang bisa dianggap negatif.
Dalam cermin, bayangan manusia tidak utuh lagi.
Bayangan itu akan dibalikkan. Yang kanan dalam kenyataannya akan menjadi kiri
dalam bayangan. Itulah sebabnya menjadi ganjil jika kita memakai jam tangan di
tangan kiri dan akan menjadi tangan kanan di dalam cermin. Bayangan itu
memanipulasi fakta. Dan, manipulasi ini terjadi dalam cermin yang dianggap
sebagai alat ukur kecantikan atau kegantengan.
Hati-hatilah dengan cermin. Bukan saja karena cermin
itu mudah pecah, retak, jatuh, dan sebagainya. Tetapi cermin itu memanipulasi
kenyataan. Jika cantik atau cakep yang merupakan hasil cerminan maka boleh jadi
cantik/cakep itu juga merupakan hasil manipulasi. Memang secantik-cantiknya
seorang wanita, kadang-kadang kecantikannya adalah hasil manipulasi. Mata para
pria kadang-kadang tertipu. Melihat si A cantik tetapi rupanya tidak. Dia
memang cantik setelah didandan dengan polesan bedak yang memikat, gincu bibir
yang menawan, wangi parfum yang menyengat hidung, dan model pakaian yang
membentuk lekukan pada tubuh.
Cantik alami tidak tercipta dari bayangan cermin.
Cantik alami nyata dalam kehidupan seorang wanita. Kepribadiannya adalah tanda-tanda
cantik alami. Jika kepribadiannya tidak menunjukkan tanda baik maka dia tidak
cantik alami. Kalau mau cantik buatan tinggal saja didandan lalu tunjukkan ke
cermin dan akan dapat bayangan cermin yang menunjukkan dia sudah cantik.
Bayangan cermin memang menawan tetapi kadang-kadang menipu.
Hidup kita kadang-kadang seperti cermin. Tampilan
luarnya menawan dan baik hati. Tampaknya si B bersolider dengan tetangga.
Padahal dalam hatinya dia bermaksud buruk. Sambil bersolider dia merencanakan
malapetaka untuk tetangga. Memberi bantuan sambil mempelajari model rumah.
Suatu saat dia datang mencuri perabot rumah. Inilah cerminan solidernya.
Solidernya itu adalah solider cermin. Memukau, mengundang decak kagum,
sekaligus memuakkan, menjijikkan karena akhirnya menciptakan keretakan
kehidupan sosial.
Jakarta, 16/6/13
Gordi
Gordi
Post a Comment