Mencari calo kini sedang tren. Calo bisa ditemukan di
mana-mana. Calo berperan penting saat semua urusan serasa rumit, lama, dan
mengecewakan. Calo menjadi jalan akhir yang bisa ditempuh. Calo pun menjadi
dukun segala urusan administrasi. Dengan calo, segala urusan menjadi mudah.
Menjadi calo berarti siap memudahkan segala urusan. Urusan rmit sekali pun, di
hadapan sang calo, segalanya akan jadi mudah. Baik kalau pekerja administrasi
mempelajari cara kerja calo yang cepat dan mudah. Tetapi calo tidak selalu
identik dengan kerja cepat dan mudah. Calo juga dikenal sebagai pribadi licik,
tukang suap, dan penipu kelas kakap.
Calo-calo di sekitar kita memang berkeliaran bahkan
berjamur. Jamur biasanya bertahan beberapa waktu saja. Jika lemah, dia akan
mati. Dia tidak tahan menghadapi suhu dan cuaca alam. Maka, menikmati jamur
mesti tepat pada waktunya. Calo, tak beda dengan jamur. Calo yang bertahan
dengan situasi kerja ilegaal saja yang bertahan. Jika tidak, dia akan bangkrut
hingga akhirnya kecaloannya ditanggalkan. Calo menghadapi lawan calonya yang
banyak. Satu lembaga bisa beratus calo. Yang kuat akan jadi calo dalam waktu
lama. Yang lemah akan berpindah profesi.
Calo, betapa pun cepat dan mudah cara kerjanya,
menyisakan kesan yang menghebohkan. Yang heboh adalah cara kerja licik dan tipu
daya muslihatnya. Tidak ada calo yang tidak lici. Kelicikan mesti menjadi sifat
yang melekat dalam percaloan. Siapa jadi calo dia mesti lihai dalam bertindak
licik. Dengan kelicikannya dia tak segan menyuap pemimpin lembaga. Dia
membelikan makanan enak, perhiasan mahal, dan lainnya. Kesukaan sang bos,
pemimpin lembaga, menjadi incarannya. Dengan itu, sang calo mendapat jatah. Di
hadapan bos dia memohon. DI hadapan calon korbannya dia mematok harga tinggi
dengan penawaran cara kerja yang cepat dan mudah.
Untuk mengurus paspor misalnya, sang calo bekerja
licik. Dia mengurus semua administrasi korbannya. Korban maksudnya korban
penipuannya. Mereka yang memakai jasanya. Dia mengisi formulir sampai pada
pembayaran. Korbannya datang di kantor untuk foto dan cap jari saja. Siapa yang
tidak mau dengan cara kerja licik seperti ini? Sebab, kalau ikut cara kerja
normal, sesuai tata kerja kantor, setiap warga yang mengurus paspor melewati
beberapa langkah. Setiap langkah ada jedanya. Menunggunya lama di tiap loket.
Dengan calo, semua loket atau langkah itu disalip. Dia melenggang dnegan cepat.
Cara kerja calo seperti ini memang banyak diminati.
Bayarannya mahal. Untungnya banyak. Modalnya hanya licik saja. Siapa bisa
berlicik bisa jadi calo. Meski licik, calo menjadi incaran banyak orang.
Kelicikannya menarik banyak orang untuk datang padanya. Kelicikan ini bak gula
yang diselimuti semut. Calo di saat-saat rumitnya administrasi dibutuhkan. Calo
dikenal sebagai penembus birokrasi yang berbelit-belit. Calo, bak dukun, bisa
menembus sekat tebal rumitnya urusan administrasi. Di mana ada kerumitan di
situ ada calo.
Calo, seolah-olah diciptakan setelah kerumitan dan
keterbelitan muncul. Sementara kerumitan atau keterbelitan juga mungkin sengaja
diciptakan untuk menciptakan calo. Kerumitan memang menjadi ciri birokrasi
negeri ini. Tak banyak pemimpin lembaga yang mau berbenah mengurai kerumitan
birokrasinya. Banyak yang masih memelihara kerumitan urusan administrasi.
Sejalan dengan itu, calo juga dipelihara . Calo juga butuh makan. DAn, mereka
dapat jatah dari kelicikan-caloannya. Tanpa itu mereka tidak bisa hidup.
Calo tentu harus dihidupi. Maksudnya calo sebagai
manusia pasti butuh makan. Jika tidak tamatlah riwayat mereka. Tetapi, calo
sebagai profesi sebaiknya tak boleh dihidupi. Calo memang bekerja cepat dan
mudah tetapi calo ini juga yang bikin kinerja administrasi lebih rumit. Dengan
melangkahi beberapa loket saja, calo sebenarnya mengambil jatah antrian bagi
orang yang mengurus administrasi. Melangkahi berarti menyalip jalur resmi. Dan
penumpang jalur resmi diabaikan. Yang calo didahulukan ddemi mengeja cita-cita
kinerja cepat meski penuh tipu daya. Yang jalur resmi direm sehingga kesannya
urusan ini butuh waktu lama. Padahal urusan administrasi bisa selesai dalam
beberapa jam. Jumlah pelanggan urusan tidak jadi alasan untuk memperlambat atau
memperrumit urusan.
Calo yang dikenal sebagai pekerja cepat dan licik ini
ternyata memperlambat kinerja birokrasi. Calo menyembunyikan perlambatan jalur
resmi dalam setiap urusan birokrasi. Calo, meski cara kerjamu cepat, sebaiknya
kamu jangan dipelihara. Kamu punya sifat licik yang dengan sengaja mengerem
kecepatan birokrasi pengguna jalur resmi.
Salam anti-calo
Jakarta, 13/6/13
Gordi
Post a Comment