Halloween party ideas 2015

Mencari calo kini sedang tren. Calo bisa ditemukan di mana-mana. Calo berperan penting saat semua urusan serasa rumit, lama, dan mengecewakan. Calo menjadi jalan akhir yang bisa ditempuh. Calo pun menjadi dukun segala urusan administrasi. Dengan calo, segala urusan menjadi mudah. Menjadi calo berarti siap memudahkan segala urusan. Urusan rmit sekali pun, di hadapan sang calo, segalanya akan jadi mudah. Baik kalau pekerja administrasi mempelajari cara kerja calo yang cepat dan mudah. Tetapi calo tidak selalu identik dengan kerja cepat dan mudah. Calo juga dikenal sebagai pribadi licik, tukang suap, dan penipu kelas kakap.

Calo-calo di sekitar kita memang berkeliaran bahkan berjamur. Jamur biasanya bertahan beberapa waktu saja. Jika lemah, dia akan mati. Dia tidak tahan menghadapi suhu dan cuaca alam. Maka, menikmati jamur mesti tepat pada waktunya. Calo, tak beda dengan jamur. Calo yang bertahan dengan situasi kerja ilegaal saja yang bertahan. Jika tidak, dia akan bangkrut hingga akhirnya kecaloannya ditanggalkan. Calo menghadapi lawan calonya yang banyak. Satu lembaga bisa beratus calo. Yang kuat akan jadi calo dalam waktu lama. Yang lemah akan berpindah profesi.

Calo, betapa pun cepat dan mudah cara kerjanya, menyisakan kesan yang menghebohkan. Yang heboh adalah cara kerja licik dan tipu daya muslihatnya. Tidak ada calo yang tidak lici. Kelicikan mesti menjadi sifat yang melekat dalam percaloan. Siapa jadi calo dia mesti lihai dalam bertindak licik. Dengan kelicikannya dia tak segan menyuap pemimpin lembaga. Dia membelikan makanan enak, perhiasan mahal, dan lainnya. Kesukaan sang bos, pemimpin lembaga, menjadi incarannya. Dengan itu, sang calo mendapat jatah. Di hadapan bos dia memohon. DI hadapan calon korbannya dia mematok harga tinggi dengan penawaran cara kerja yang cepat dan mudah.

Untuk mengurus paspor misalnya, sang calo bekerja licik. Dia mengurus semua administrasi korbannya. Korban maksudnya korban penipuannya. Mereka yang memakai jasanya. Dia mengisi formulir sampai pada pembayaran. Korbannya datang di kantor untuk foto dan cap jari saja. Siapa yang tidak mau dengan cara kerja licik seperti ini? Sebab, kalau ikut cara kerja normal, sesuai tata kerja kantor, setiap warga yang mengurus paspor melewati beberapa langkah. Setiap langkah ada jedanya. Menunggunya lama di tiap loket. Dengan calo, semua loket atau langkah itu disalip. Dia melenggang dnegan cepat.

Cara kerja calo seperti ini memang banyak diminati. Bayarannya mahal. Untungnya banyak. Modalnya hanya licik saja. Siapa bisa berlicik bisa jadi calo. Meski licik, calo menjadi incaran banyak orang. Kelicikannya menarik banyak orang untuk datang padanya. Kelicikan ini bak gula yang diselimuti semut. Calo di saat-saat rumitnya administrasi dibutuhkan. Calo dikenal sebagai penembus birokrasi yang berbelit-belit. Calo, bak dukun, bisa menembus sekat tebal rumitnya urusan administrasi. Di mana ada kerumitan di situ ada calo.

Calo, seolah-olah diciptakan setelah kerumitan dan keterbelitan muncul. Sementara kerumitan atau keterbelitan juga mungkin sengaja diciptakan untuk menciptakan calo. Kerumitan memang menjadi ciri birokrasi negeri ini. Tak banyak pemimpin lembaga yang mau berbenah mengurai kerumitan birokrasinya. Banyak yang masih memelihara kerumitan urusan administrasi. Sejalan dengan itu, calo juga dipelihara . Calo juga butuh makan. DAn, mereka dapat jatah dari kelicikan-caloannya. Tanpa itu mereka tidak bisa hidup.

Calo tentu harus dihidupi. Maksudnya calo sebagai manusia pasti butuh makan. Jika tidak tamatlah riwayat mereka. Tetapi, calo sebagai profesi sebaiknya tak boleh dihidupi. Calo memang bekerja cepat dan mudah tetapi calo ini juga yang bikin kinerja administrasi lebih rumit. Dengan melangkahi beberapa loket saja, calo sebenarnya mengambil jatah antrian bagi orang yang mengurus administrasi. Melangkahi berarti menyalip jalur resmi. Dan penumpang jalur resmi diabaikan. Yang calo didahulukan ddemi mengeja cita-cita kinerja cepat meski penuh tipu daya. Yang jalur resmi direm sehingga kesannya urusan ini butuh waktu lama. Padahal urusan administrasi bisa selesai dalam beberapa jam. Jumlah pelanggan urusan tidak jadi alasan untuk memperlambat atau memperrumit urusan.

Calo yang dikenal sebagai pekerja cepat dan licik ini ternyata memperlambat kinerja birokrasi. Calo menyembunyikan perlambatan jalur resmi dalam setiap urusan birokrasi. Calo, meski cara kerjamu cepat, sebaiknya kamu jangan dipelihara. Kamu punya sifat licik yang dengan sengaja mengerem kecepatan birokrasi pengguna jalur resmi.

Salam anti-calo
Jakarta, 13/6/13
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.