INILAH PEMIMPIN YANG TAHU KEBUTUHAN RAKYATNYA
gambar/kompas.com Sabrina Asril |
Pemimpin yang baik adalah dia yang tahu kebutuhan rakyatnya.
Dia dipilih karena rakyat yakin, dia bisa memerhatikan mereka. Rakyat senang
jika dia bisa menyanggupi harapan ini.
Ini hanya salah satu kriteria
pemimpin yang baik. Banyak kriteria lainnya. Kriteria ini kiranya penting
karena menyangkut kehidupan bersama terutama kehidupan rakyat sebagai pemilih.
Pemilih cerdas akan menunggu sapaan dari pemimpin yang dia pilih. Sedangkan
pemilih yang mendasarkan pilihannya akan uang tidak peduli dengan sapaan
pemimpin. Baginya uang tetap uang. Maka, jika pemimpin memberinya uang lagi
seperti saat kampanye, dia akan bangun dari tidur malasnya.
Jokowi dan Ahok dalam kunjungan
mereka ke bilangan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara kemarin memberikan
bantuan yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat. Jokowi juga Ahok kiranya
tahu kebutuhan anak-anak sekolah saat ini. Mereka membagikan buku tulis untuk
anak-anak sekolah. Hadiah ini kiranya menjadi tanda bahwa Jokowi dan Ahok
memerhatikan masa depan anak-anak kota Jakarta. Salah satu cara meraih masa
depan yang sukses adalah dengan pendidikan. Dan, buku tulis itu kiranya menjadi
bentuk dukungan Presiden dan Gubernur DKI akan masa depan anak-anak ini.
Pemimpin seperti kiranya patut
diacungi jempol. Bantuan yang mereka berikan memang bukan saja untuk anak-anak.
Orang tua juga mendapat jatah yang berbeda. Menarik di sini melihat cara kedua
tokoh ini memberi bantuan. Semuanya dapat. Orang tua dan anak-anak. Anak-anak
adalah masa depan. Kedua tokoh kiranya tahu, masa depan itu mesti disiapkan.
Maka, anak-anak itu mesti disiapkan. Masa depan memang masih jauh maka perlu
juga memerhatikan masa sekarang. Dan kedua tokoh ini cermat melihat hal itu. Bantuan
untuk orang tua adalah untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang. Sedangkan
bantuan untuk anak-anak adalah untuk memenuhi kebutuhan masa depan.
Cilincing adalah salah satu kawasan
terbelakang di Jakarta. Penulis pernah menyaksikan sendiri bagaimana situasi
warga di sana. Anak-anak sekolah di sini tentu beda dengan anak-anak lain di
bilangan Kelapa Gading, Bintaro Jaya, Senen, dan kawasan lainnya yang lebih
maju. Karena keterbelakangannya ini, Cilincing banyak dikunjungi orang yang
peduli. Tak cukup kiranya berkunjung sekali. Jika hanya sekali, Anda belum
dikatakan orang peduli. Situasi di sana—4-5 tahun lalu—cocok untuk menguji
tingkat kepedulian seseorang. Kiranya Jokowi dan Ahok datang ke sana bukan saja
mengukur kepedulian mereka tetapi yang paling utama adalah menyapa warga
mereka. Sapaan kepedulian tentunya.
Salam untuk saudari/a ku di Semper, Cilincing,
DKI Jakarta.
PRM, 4/9/2015