Negara tidak boleh kalah.
Demikian judul berita di KOMPAS hari ini. Semua rakyat juga setuju, negara
tidak boleh kalah. Dalam arti, negara harus menang atas semua perkara yang
merugikan masyarakat dan negara.
Masalahnya, negara
kadang-kadang tidak kuat. Negara tampaknya bisa kalah. Negara Indonesia sudah
terbukti bisa kalah dari berbagai persoalan. Dari sudut budaya, politik,
ekonomi, keamanan, dan sebagainya.
Dari sudut budaya, kita
kalah. Budaya yang berkembang di Indonesia saat ini adalah budaya asing. Bukan
budaya asli bangsa ini. Sebut satu budaya asli, kerja sama. Masih adakah rakyat
perkotaan yang mau diajak kerja sama? Kerja di lingkungan RT misalnya. Agak
jarang. Yang ada hanya kirim pembantu.
Di kalangan muda, budaya
tari pop dan musik asing masuk dengan gampang. Sedikit sekali kaum muda yang
menyukai budaya asli Indonesia, misalnya wayang dan tari tradisional lainnya.
Sebaliknya, tari pop dari luar negeri dengan mudah dipelajari.
Dari sudut politik, bangsa
kita tampaknya kalah. Kebijakan politik kita kadang-kadang lemah, bahkan,
merugikan masyarakat. Sebut saja kontrak kerja sama dengan perusahaan asing. Di
Papua, perusahaan tambang meraja lela mengeruk kekayaan masyarakat. Warga jadi
miskin. Tapi, negara tetap memperbarui kontrak kerjanya. Bukankah ini kekalahan
kita?
Kita lihat bidang ekonomi.
Negeri ini kaya lahan subur, bisa ditanamai berbagai jenis buah, sayur, dan
tanaman lainnya. Petani bisa memainkan peran penting dan bisa menjadi orang sukses
yang disegani. Tentu dengan dukungan pemerintah dan swasta lokal. Sayangnya,
negara tidak hadir. Negara lebih cenderung mendatangkan hasil buah-sayur dari
luar negeri ketimbang memperbaiki produksi dalam negeri.
Negara tidak mau
bersusah-susah bersama petani, memeperbaiki kinerja pertanian sehingga
menghasilkan keuntungan yang bermanfaat bagi negara. Di sinilah negara kalah.
Dari bidang keamanan lebih
parah lagi. Negeri ini kaya lautan luas yang harus dijaga. Sayangnya negara
kalah terhadap aksi nelayan asing, kapal asing, pencuri asing. Aarat keamanan
selalu telat menjaga garis pantai kita. Rakyar kecil yang jadi ujung tombak
jaga pantai otomatis kalah jika tidak ada dukungan keamanan dari negara. Jadi,
bukankah negara kita kalah?
Ini belum termasuk bidang
lainnya, seperti hukum, HAM, dan masih banyak lagi. Lalu, pantaskah slogan
NEGARA TIDAK BOLEH KALAH? Sebagai seruan imperatif, slogan itu perlu
ditegakkan. Slogan itu membakar semangat nasinalisme.
Hanya saja, perlu diakui
terlebih dahulu, bahwa, NEGARA SUDAH KALAH. Pengakuan bahwa negara kalah mesti
diikuti sebuah semangat baru, NEGARA HARUS MENANG. Dengan ini, negara melihat
fakta dan belajar dari fakta. Negara mau maju untuk menang. NEGARA TIDAK BOLEH
KALAH menjadi titik awal untuk berjuang. Itulah yang diingini rakyat.
Ini pandangan pribadi yang mungkin idealis. Tetapi, di balik ini, ada harapan besar bahwa, memang negara tidak boleh kalah. Harapan disertai usaha dari berbagai pihak. Harapan yang memastikan akan ada hasilnya. Berharap berarti bekerja untuk berubah. Bukan menunggu datangnya mukjizat. Salam menang untuk pembaca.
PA, 30/4/13
Gordi
Post a Comment