Pemerintah kadang-kadang perlu memaksa rakyatnya
mengikuti keinginannya. Pemerintah memang mesti melihat segalanya. Jika
kebijakannya menguntungkan sebagian besar masyarakat, kebijakan itu mesti
diteruskan, meski sebagian kecil rakyatnya rugi. Lebih baik rugi yang sebagian
daripada seluruh masyarakat. Tetapi, cara seperti ini berlaku jika kebijakan
itu tidak menyinggung soal HAM warga. Sebab, HAM tidak boleh diganggu gugat.
Kiranya semua setuju HAM adalah derajat manusia yang tidak boleh diganggu gugat
begitu saja. Meski hanya sebagian masyarakat yang dirugikan, jika itu melanggar
HAM, maka kebijakannya tidak boleh diteruskan.
Jika BBM naik, rakyat mau apa? Pertanyaan ini mau
menggagahi rakyat. Rakyat bisa apa jika pemerintah menaikkan harga BBM.
Pernyataan seperti ini mau menyatakan bahwa pemerintahlah yang berkuasa.
Pemerintah punya hak untuk menjalankan kebijakannya tanpa peduli suara rakyat.
Meski rakyat menolak, jika pemerintah sudah pukul palu, maka kebijakannya jalan
terus.
Pertanyaan kritis boleh diajukan, apakah jika BBM
naik, kebijakan itu menguntungkan sebagian besar warga? Bagaimana jika warga
kecil di desa yang rugi sedangkan warga kota yang kaya merasa beruntung? Rakyat
juga boleh bertanya bahkan boleh menuntut pemerintah. Bukankah pemerintah dari
rakyat dan untuk rakyat?
Tetapi, ya, rakyat kadang-kadang merasa tidak ada
apa-apanya. Rakyat demo pun sama saja. Pemerintah tidak merespons dengan baik.
Tetapi, ada juga rakyat yang tetap mau demo meski tuntutannya belum tentu
didengarkan pemerintah. Lihatlah mahasiswa yang berdemo. Mereka ini berdemo
menolak kenaikan harga BBM. Mereka juga bagian dari rakyat. Dan, mereka tahu
akibatnya jika harga BBM naik. Mereka juga akan kena getahnya. Mereka juga
kiranya tahu, tuntutan mereka mungkin tidak dikabulkan. Tetapi, mereka sudah
berjuang menolak. Bagi mereka, kiranya, demo menjadi satu-satunya jalan untuk
menolak kenaikan ini. Menghadiri sidang perundingan kenaikan BBM di gedung DPR
tentu tidak mungkin. Mengacungkan jari dan memberi interupsi pada pemerintah
pun tidak mungkin. Maka, demo adalah sarana untuk menolak kenaikan harga.
Kembali pada pertanyaan, jika harga BBM naik, rakyat
mau apa? Rakyat hanya bisa demo. Dan memang hanya itu yang bisa dibuat oleh
rakyat. Demo ini pun belum tentu bisa sepenuhnya menyampaikan keinginan rakyat.
tetapi, rakyat kan miskin sarana, demolah sarana mereka. Dari kemiskinan rakyat
berdemo, menolak kenaikan harga BBM. Pemerintah hanya melihat dan mendengar
saja tuntutan rakyat. Mereka tampaknya tetap melanjutkan kebijakan menaikkan
harga BBM. Bagi pemerintah, keputusan ini sudah diperhitungkan untung-ruginya.
Kebijakan menaikkan harga adalah kebijakan yang paling baik di antara pilihan
yang ada. Semoga ini benar. Dan, jika kebijakan ini dilumuri kepentingan
politik dalam rangka pemilu 2014, betapa rakyat dibohongi. Rakyat tentu tidak
ingin dibohong. Rakyat juga ingin tahu kebijakan yang sebenarnya. Ah jika BBM
naik rakyat juga mau apa. Rakyat hanya berjuang agar bisa membeli BBM dengan
harga baru yang sudah naik.
Jakarta, 17/6/13
Gordi
Gordi
Post a Comment