Jangan
katakan nasib. Nasib itu tidak ada. Tetapi ada orang yang selalu mendewakan
nasib. Nasibmu mati duluan, nasibmu menderita sepanjang usia, nasibmu menjadi
orang cacat.
Nasib
itu tidak ada. Yang dikatakan orang itu adalah pelabelan sosial. Dan itu
menyakitkan. Mereka berargumen nasib itu sulit diubah. Dan memang jika cacat
kita sulit berubah. Tetapi bukan berarti itu nasib.
Lebih
parah lagi orang menyebutnya takdir. Takdir yang dimaksud adalah keadaan yang
diberikan Pencipta. Takdir menjadi pemabuk. Takdir menjadi orang melarat.
Sekali lagi itu tidak ada.
Jangan
pula menyindir nasib menjadi tahanan. Ditahan lalu ditembak. Mau bilang apa,
nasi sudah menjadi bubur. Lantas apakah tahanan itu menjadi korban takdir atau
nasib?
Bukan.
Bukan itu lho. Mereka adalah korban balas dendam. Jika penyerang itu berasal
dari kelompok korban pada kasus sebelumnya. Tetapi jika tidak, mereka itu
adalah korban dari sistem yang tidak adil.
Andai
mereka ditahanan di tahanan polisi, keadaannya boleh jadi tidak seperti ini.
Tetapi lagi-lagi mau bilang apa, mereka ditahan di LP Cebongan. Mereka pun kini
tidak bernyawa. Hanya tangis duka dan nada sedih yang ada. Nada haru menggema
di sekitar keluarga, sahabat, dan kerabat korban.
Mungkin
ada kelompok yang puas. Puas karena telah menghabisi nyawa 4 orang ini. Sampai
kapan mereka ini puas? Entahlah, mungkin masih haus darah lagi. Boleh jadi
mereka mencari korban tambahan. Jika itu yang mereka harapkan, sungguh mereka
bak singa yang lapar. Tidak puas dengan kejadian memilukan beberapa malam lalu,
masih mau mencari korban lagi.
Tetapi,
kita berharap, cukuplah. Cukup dengan kejadian yang menimpa 4 orang ini. Mereka
adalah korban. Semoga pelaku penyerangan diusut tuntas. Biarkan publik tahu
bahwa sistem hukum kita seperti ini. Jika tidak, kami, yang menjadi masyarakat
dan rakyat negeri ini bingung, sebenarnya ada apa dengan hukum kita? Jika ini
tidak selesai, sungguh kami yang nota bene rakyat kecil ini akan ketakutan.
Dan,
wahai pemerintah, tahukah kalian bahwa kami merasa takut? Kalau kami takut,
masihkah kalian menangguhkan peristiwa ini tanpa ada keadilan yang ditampakkan
kepada publik? Kalau kami takut, kami tidak bebas lagi tinggal dan hidup di
negeri tercinta ini. Bukankah ini negeri kita bersama?
Besar
harapan kami agar kasus ini segera diusut. Semua pihak bahu membahu
menyelesaikannya. Jangan biarkan kami bertanya berlama-lama, mencari titik
akhirnya.
PA,
25/3/13
Gordi
Post a Comment