Halloween party ideas 2015

ilustrasi google.co.id

Jangan katakan nasib. Nasib itu tidak ada. Tetapi ada orang yang selalu mendewakan nasib. Nasibmu mati duluan, nasibmu menderita sepanjang usia, nasibmu menjadi orang cacat.

Nasib itu tidak ada. Yang dikatakan orang itu adalah pelabelan sosial. Dan itu menyakitkan. Mereka berargumen nasib itu sulit diubah. Dan memang jika cacat kita sulit berubah. Tetapi bukan berarti itu nasib.

Lebih parah lagi orang menyebutnya takdir. Takdir yang dimaksud adalah keadaan yang diberikan Pencipta. Takdir menjadi pemabuk. Takdir menjadi orang melarat. Sekali lagi itu tidak ada.

Jangan pula menyindir nasib menjadi tahanan. Ditahan lalu ditembak. Mau bilang apa, nasi sudah menjadi bubur. Lantas apakah tahanan itu menjadi korban takdir atau nasib?

Bukan. Bukan itu lho. Mereka adalah korban balas dendam. Jika penyerang itu berasal dari kelompok korban pada kasus sebelumnya. Tetapi jika tidak, mereka itu adalah korban dari sistem yang tidak adil.

Andai mereka ditahanan di tahanan polisi, keadaannya boleh jadi tidak seperti ini. Tetapi lagi-lagi mau bilang apa, mereka ditahan di LP Cebongan. Mereka pun kini tidak bernyawa. Hanya tangis duka dan nada sedih yang ada. Nada haru menggema di sekitar keluarga, sahabat, dan kerabat korban.

Mungkin ada kelompok yang puas. Puas karena telah menghabisi nyawa 4 orang ini. Sampai kapan mereka ini puas? Entahlah, mungkin masih haus darah lagi. Boleh jadi mereka mencari korban tambahan. Jika itu yang mereka harapkan, sungguh mereka bak singa yang lapar. Tidak puas dengan kejadian memilukan beberapa malam lalu, masih mau mencari korban lagi.

Tetapi, kita berharap, cukuplah. Cukup dengan kejadian yang menimpa 4 orang ini. Mereka adalah korban. Semoga pelaku penyerangan diusut tuntas. Biarkan publik tahu bahwa sistem hukum kita seperti ini. Jika tidak, kami, yang menjadi masyarakat dan rakyat negeri ini bingung, sebenarnya ada apa dengan hukum kita? Jika ini tidak selesai, sungguh kami yang nota bene rakyat kecil ini akan ketakutan.

Dan, wahai pemerintah, tahukah kalian bahwa kami merasa takut? Kalau kami takut, masihkah kalian menangguhkan peristiwa ini tanpa ada keadilan yang ditampakkan kepada publik? Kalau kami takut, kami tidak bebas lagi tinggal dan hidup di negeri tercinta ini. Bukankah ini negeri kita bersama?

Besar harapan kami agar kasus ini segera diusut. Semua pihak bahu membahu menyelesaikannya. Jangan biarkan kami bertanya berlama-lama, mencari titik akhirnya.

PA, 25/3/13
Gordi


Post a Comment

Powered by Blogger.