Sekelompok warga
kampung kaget bukan main ketika saya menyebut angka 1 miliar rupiah. Mereka
belum pernah memiliki uang sejumlah itu. Jutaan saja, bagi mereka, sudah senang
luar biasa. Uang bagi mereka menjadi hasil usaha keras. Jari tangan melepuh,
kulit tubuh terbakar matahari, kulit keriput dibasahi air hujan. Setelah itu
baru mereka mendaptkan uang mulai dari pecahan puluhan ribu hingga ratusan ribu
rupiah. Kalau dikumpulkan akan berhenti di satuan jutaan rupiah.
Miliar bagi mereka
terlalu besar. Tak bisa membayangkan warga kampung mendapat sejumlah itu.
Berita di KOMPAS hari ini mengejutkan saya sebagai warga kampung. Mungkin juga
bagi warga kampung lainnya jika sempat membaca koran KOMPAS. Ada kerugian
sejumlah ratusan miliar per hari akibat kelangkaan solar selama ini.
Woao...biaya fantastis.
Angka itu bukan
untuk dilihat begitu saja tetapi mencari apa dampak selanjutnya. Dampak yang utama tentu saja, perekonomian
terganggu. Ini sudah nyata, harga sembao di pasar mulai naik, biaya angkot
naik, entah biaya apa lagi yang naik. Pasti ada kenaikan. Pedagang berdalih,
harga solar naik, otomatis biaya distribusi barang naik. Ini baru bentuk
kerugian yang terlihat. Entah apa lagi kerugian lain yang tidak atau belum terlihat.
Kok bisa begitu
ya??? Gara-gara solar langka. Kelangkaan ini ternyata mengganggu aktivitas
perekonomian. Lalu, mengapa negara membiarkan keadaan ini berlangsung lama?
Tidak mudah mengatasinya. Perlu kajian kritis dan mendalam jika ingin memutuskan
mana yang terbaik. Paling tidak, ditetapkannya harga solar, yang sampai saat
ini tak tentu. Gara-gara tak tentu, setiap pedagang menentukan harganya
sendiri-sendiri. Lebih dari situ, persebaran solar juga tidak merata. Ada yang
dikurangi, ada yang disembunyikan, dan lain sebagainya. Ini semua gara-gara
lambannya pemerintah menentukan harga solar.
Melihat angka
fantastis ini masih berapa lama lagi pemerintah membiarkan situasi ini?
Indonesia punya banyak ekonom kelas elit, mengapa tidak minta kebijakan mereka
untuk membuat kajian mendalam sehingga situasi cepat pulih? Negara ini sedang
sakit karena penyakit kelangkaan solar ini. Dan, akibatnya sebagian besar
masyarakat terjangkit.
Mereka yang
didarat saja sudah sekarat, apalagi nelayan di laut. Tidakkah pemerintah ingin
melindungi warganya? Jangan terlena dengan ekonomi rakyat banyak. Tinggalkan
masalah politik yang penuh saingan. Atasi ekonomi yang menyangkut hayat hidup
orang banyak.
PA, 29/4/13
Gordi
Post a Comment