Manusia
mudah berubah dan mengubah pilihan. Memilih sesuatu menjadi rumit. Kerumitan
muncul ketika ada pilihan lain. Dari A ke B ke C dan seterusnya. Pilihan itu
mudah jatuh ke mana saja. Mana yang disukai saat ini.
Pilihan
dangkal. Karena dangkal pilihan itu tidak punya kedalaman. Demikianlah dalam
pilkada. Masyarakat mudah digoda dengan uang. Hari ini partai A memberi uang,
keluarga B berjanji akan memilih calon A. Besok datang partai B membagi
pakaian, keluarga B juga berubah pilihan ke partai B. Begitu terus hingga tak
ada lagi kejelasan. Mana yang pilih. Akhirnya bantuan yang datang menjelang
hari pilkada yang akan dipilih.
Hidup
manusia seperti memilih partai. Dalam pemilihan itu tampak perubahan itu begitu
cepat. Manusia juga demikian. Ke mol pun dengan mudah memilih ini itu sesuai
kesukaan. Masalahnya manusia banyak sukanya. Namanya suka pasti berubah. Suka
dipengaruhi oleh suasana luaran. Jika yang ini sedang tren maka saya pilih ini.
Jika yang itu yang tren maka pilih yang itu. Padahal pilihan itu dinamis,
berubah-ubah.
Sebagai
rakyat selayaknya kita memantapkan pilihan. Sebelum memilih kenali kandidat
yang dijagokan. Selidiki seluk-beluk kehidupan politiknya. Seperti kita memilih
baju. Kita selidiki warnanya, ukurannya, jenis kainnya, bentuknya, dan
sebagainya. Setelah itu baru kita pilih.
Iseng-iseng
siang hari.
PA,
30/5/13
Gordi
Post a Comment