Negara
ini makin rapuh. Negara Indonesia. Mungkin hanya sebagian saja. Tidak
seluruhnya. Tetapi, dari yang sebagaian itu, bisa disimpulkan negara ini rapuh.
Orang luar negeri yang membaca berita Indonesia akan geleng-geleng kepala.
Dalam hati, dalam pikiran, mereka mencap indonesia makin rapuh.
Boleh
jadi sebagian daerah luput dari perhatian media. Syukur kalau di situ tidak ada
kejadian yang mengkhawatirkan. Kalau ada, betapa rapuhnya negeri ini.
Manusia
di Indonesia makin tidak memiliki nilainya. Paling tidak di daerah jabodetabek,
manusia dicincang, dimutilasi, dianiaya, diperlakukan tidak adil, dan
sebagainya. Martabatnya sebagai manusia diinjak. Tak ada nilainya lagi. Ada
yang dibunuh lalu jasadnya dibuang begitu saja di sungai, pinggir jalan, kotak
sampah, dan sebagainya. Mau jadi apa negara ini?
Dalam
peristiwa itu, masih ada manusia Indonesia yang merindukan Indonesia yang damai
dan menjunjung tinggi hak hidup warganya. Tidak ada lagi yang bisa dibanggakan
selain rasa optimis bahwa suatu saat negara ini terbebas dari kerapuhannya.
Kalau pun masih rapuh, janganlah sampai kerapuhan itu tampak di atas permukaan.
Saya
menjadi miris melihat kejadian yang membutakan pandangan bahwa manusia itu
begitu mulia. Manusia tidak beda dengan binatang yang dicincang,
dipotong-potong untuk dimakan. Betapa rapuhnya naluri pelaku.
Aparat
keamanan tidak mampu mengatasi hal ini. Jumlah mereka tidak seberapa. Kekuatan
mereka tidak seberapa. Warga makin licik dan lihai melakukan aksinya. Boro-boro
mengamankan warga, antara sesama pihak keamanan saja tidak bersekutu. Tentara
melawan polisi, polisi melawan tentara.
Musuh
keamanan bukan lagi dari pihak luar. Musuh itu ada dalam institusi keamanan.
Kalau yang dalam saja belum aman, bagaimana mengamankan yang luar?
Indonesia nasibmu kini.
Banyak wargamu meratapi keadaan negara ini.
Namun kami tak tahu ke mana kami mengadu.
Kekuatan dan kelemahan ada pada kami.
Kami tahu kami sendiri yang bisa mengatasi keadaan
ini.
Tetapi kami tidak bisa memastikan kapan kami
bersama-sama berniat mengakhiri keadaan yang merapuhkan ini.
Selamat
pagi. Salam optimistis.
PA,
8/3/13
Gordi
Post a Comment