Tubuh
yang disayat. Inilah yang terjadi dengan tubuh korban mutilasi yang baru saja
diberitakan media massa akhir-akhir ini. Tubuh layaknya daging hewan yang siap
dimasak untuk dimakan.
Begitu
sadiskah manusia? Ya itulah yang terjadi. Di luar dugaan banyak manusia
lainnya. Manusia yang satu ini tega membunuh sesamanya dan memotongnya per
bagian hingga menjadi potongan daging. Itulah mutilasi.
Saya
tak habis pikir tentang mutilasi ini. Seorang dosen saya dulu, berguyon untuk
membuyarkan rasa kantuk di kelas. Kalau mau lihat korban mutilasi, datangilah
pusat belanja mode. Di situ akan terlihat tubuh mutilasi. Yang dia maksud
adalah boneka buatan yang dipajang dan dibalut pakaian sebagai daya tarik. Ini
guyonan saja.
Saya
sekarang membayangkan korban mutilasi benaran. Betapa berantakannya tubuh yang
disayat itu. Kalau dikumpulkan potongan daging itu, menjadi manusia utuh. Apa
daya daging manusia utuh itu, disayat-sayat hingga tak berarti lagi. Sadis.
Meski
manusia pada akhirnya mati, dan tubuhnya menjadi debu, tak eloklah menyayat
tubuh seperti itu. Motif balas dendam atau dendam kesumat tidak sampai
melakukan hal sadis demikian. Pelaku ini mestinya diperiksa kejiwaannya. Jangan
sampai begitu akutnya dia hingga menyerang sahabatnya.
Betapa
rindu hati ini agar besok-lusa tidak ada lagi tubuh yang disayat itu. Betapa
malangnya tubuh manusia jika disayat lagi. Tubuh adalah bagian yang tampak dari
seorang manusia. Betapa rendahnya nilai manusia jika tubuhnya disayat-sayat
demikian.
Ini
hanya goresan siang. Bergerak seputar sayatan tubuh. Entah mengapa saya selalu
emmbayangkan tubuh yang disayat itu. Ngeri.....
PA,
8/3/13
Gordi
Post a Comment