Halloween party ideas 2015


Mudah sekali merenggut nyawa manusia. Berbagai cara ditempuh. Membunuh, menganiaya sampai mati, dan sebagainya. Tak kalah menarik adalah mutilasi. Ini yang terdengar segar dalam telinga kita saat ini.

Untunglah media memberitakan itu. Kalau tidak, kasus ini akan berulang tanpa diketahui publik. Kalau pun diberitakan boleh jadi kasus semacam ini masih diulang lagi. Siapa yang tahu, calon pelaku mutilasi punya banyak alasan untuk itu.

Tidak tahu kapan itu terjadi. Tetapi pasti ada. Bukan peramal ulung, tetapi belajar dari kasus selama ini. Yang terungkap di media kadang-kadang menjadi pelajaran bagi calon pelaku berikutnya. Kejadian yang sama pun akan terulang.

Ini menjadi keresahan bersama. Harapannya kasus seperti ini berhenti. Pelakunya diberi hukuman sebagai efek jera. Tetapi kalau sampai terungkap lagi kasus baru, berarti keresahan ini bertambah panjang.

Lain harapan lain kenyataan. Demikian yang terjadi di negeri ini. Dalam sekejab mata, segalanya bisa berubah. Hari ini bilang A besok sudah jadi B. Mau jadi apa kalau seperti ini?

Ada keinginan bersama bahwa semua kasus harus tuntas sampai akar. Tetapi, selama ini sebagian kasus saja yang demikian. Lainnya hanya hukuman sementara. Dalam artian, tidak etrungkap sampai tuntas. Kadang-kadang diungkit lagi dan ada bukti baru. Kadang-kadang malah ternyata pihak berwenang salam tangkap pelaku.

Siapa yang berduit dia yang menang. Demikian slogan yang beredar di masyarakat. Dan memang demikian kenyatannya. Paling tidak sebagian suasana persidangan demikian. Curi Mangga, tak berduit, masuk penjara. Sebaliknya, curi uang negara, ada uang banyak, silih dari hukuman.

Ini pertanda hukum negeri ini tumpul untuk kaum berduit dan runcing untuk kaum tak berduit. Jangan sampai kasus mutilasi ini jadi ajang pertarungan duit. Semoga tidak ada lagi tubuh yang dimutilasi besok lusa.

PA, 8/3/13

Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.