Halloween party ideas 2015

Sebuah usaha atau kerja keras akan bermakna jika disertai pengorbanan total. Tanpa pengorbanan kerja keras itu bisa dianggap sia-sia belaka. Atau juga bisa dicap bekerja karena ada dalil. Ada niat tersembunyi di baliknya. Ada intrik tertentu di baliknya. Lain kalau dikerjakan dengan niat tulus dan pengorbanan total, kerja keras itu membawa kepuasan batin bagi pekerjanya.

Seorang tukang sampah sekali pun akan merasa puas jika ia bekerja dengan pengorbanan. Dari pagi hingga sore bekerja memungut sampah. Siang bolong di bawah terik matahari dia berkorban. Mendorong gerobak, melewati gang kecil nan sempit, menghirup udara kotor dan memuakkan di siang bolong. Itulah model pengorbanannya.

Dia menjalankan itu bukan semata-mata demi memperoleh rezeki. Meski tak dipungkiri niat itulah yang mendorongnya berkorban. Tetapi di balik rezeki itu, dia sebenarnya berkorban demi kebaikan bersama. Tanpa dia, sampah berserakan dan menimbulkan penyakit. Bau tak sedap di sekitar perumahan, dan sebagainya.

Ini pun dirasa oleh ibu rumah tangga. Ketika beliau tidak datang mengambil sampah, sampah bertumpuk. Ibu jadi bingung mau dikemanakan sampah-sampah itu. Mau dibuang sendiri tak mungkin. Sebab, masa untuk buang sampah sedikit saja harus berjauh-jauh ke tempat pembuangan sampah akhir ibu kota.

Di Jakarta, sekitar Gelora Bung Karno, baru saja ada perhelatan besar. Pertandingan antara Indonesia dan Arab Saudi dalam rangka kualifikasi Piala Asia-Australia 2015. Jumlah penonton diperkirakan 17 ribu orang. Berapa jumlah sampah yang terbuang? Pasti ada banyak. Tak mungkin jumlah penonton demikain tidak meninggalkan jejak buruk—sampah—di sekitar area penonton.

Di sana ada tukang sampah yang bekerja keras membersihkan area penonton. Juga di area lain di sekitar kawasan itu. Belum lagi sampah yang berserakan di jalan masuk. Tetapi siapa peduli dengan sampah ini?

Manusia dengan enteng membuang begitu saja. Tak memikirkan kalau sampah sekecil itu bisa menimbulkan penyakit. Lagi-lagi tanpa sadar membuang begitu saja. Sebuah kebiasaan jelek yang diturun-temurunkan.

Salut pada tukang sampah yang bekerja dengan pengorbanan tinggi. Jasamu besar bagi banyak orang. Semoga dengan kiprahmu banyak orang makin sadar betapa menertibkan sampah itu menjadi bagian dari tata hidup bersama.

Ini hanya celotehan belaka. Penulis pernah menjadi tukang mulung di ibu kota. Jadi, penulis tahu pekerjaan tukang sampah itu seperti apa. Paling tidak sudah mencicipi pengorbanannya meski hanya beberapa bulan saja.

PA, 24/3/13
Gordi


Post a Comment

Powered by Blogger.