Di Balik Indahnya Kembang Api
FOTO: pixabayfree |
Penampakan kembang api inilah yang sedang
terkenal
Setidaknya semalam saat pergantian
tahun
Di mana-mana orang menyalakan petasan
Dan jadilah kembang api itu
Di facebook banyak foto kembang api
Ada yang indah sekali
Ada yang sedang-sedang saja
Ada pula yang kurang indah
Foto-foto tersebut seolah-olah mengatakan hal
lain
Mengatakan keindahan kembang api itu
Maka, Anda hebat ketika berhasil mendapat foto
yang indah
Dan, perlu belajar lagi untuk yang dapat foto
kurang bagus
Kembang api rupanya tentang keindahan
Memang indah sekali api yang berkembang itu
Penonton senang melihatnya
Meski sesekali takut kena apinya yang jatuh
Keindahan itu memang setara dengan kejelekkan
Keduanya selalu berjalan bersama
Menit pertama mengatakan indah sekali
Menit kedua langsung mengatakan buruk sekali
Demikianlah manusia
Senang melihat aksi kembang api
Kalau kena apinya baru menyesal
Jalan akhir adalah berobat ke rumah sakit
Kembang api semalam tentu bukan saja tentang
keindahan
Kembang api adalah tanda bersyukur dan
bergembira
Bahwa tahun 2015 berlalu dan tahun 2016 baru
saja dimulai
Maka, patut disyukuri dan dirayakan dengan
bergembira
Kembang api yang indah itu rupanya tidak
dibiarkan begitu saja
Ada juga yang bahkan melarangnya
Petasan itu tidak boleh menjadi api
Tidak boleh ada kembang api
Kok bisa ya
Mungkin ada alasan di baliknya
Kembang ini dalam konteks ini rupanya
tidak menyangkut keindahan
Mungkin kembang api itu punya potensi
lain
Ya, di beberapa kota dan negara,
kembang api dilarang
Polisi dan petugas keamanan bahkan
selalu siap mencari dalang kembang api
Ini berarti persoalan serius
Padahal banyak orang yang senang
melihatnya
Aksi kembang api memang dilarang
Karena merugikan orang tua yang tidur
Berpotensi menjadi api yang membakar
siapa saja
Juga, merusak lingkungan, udara jadi
kotor
Kembang api
Kiranya tetap ada
Sebab, bukan saj tentang keindahan
Tetapi juga tentang bisnis
Bukan saja tentang polusi udara
Tetapi juga tentang hasrat untuk
bessenang-senang
SELAMAT TAHUN BARU untuk pembaca sekalian
PRM, 1/1/2016
Post a Comment