Siapa
pun pasti mengakui bahwa mengubah (sikap) orang bukanlah hal mudah. Dibutuhkan
perjuangan besar. Tak jarang berbagai jurus dicoba, berbagai tantangan
dihadapi.
Mengubah orang yang
cenderung malas misalnya. Selain ada usaha dari luar, orang tersebut mesti mau
berubah. Kalau dari dalam orang tidak mau berubah maka usaha dari luar pun
boleh jadi akan sia-sia. Singkatnya mengubah orang mesti dilakukan baik dari
luar (bantuan orang lain) maupun dari dalam diri sendiri.
Selain itu, mesti ada
keyakinan kuat dari pengubah bahwa perubahan itu merupakan sesuatu yang pasti.
Mengubah orang bukanlah usaha tanpa tujuan yang jelas. Mengubah orang malas menjadi
rajin merupakan usaha dengan tujuan yang jelas. Perubahan itu akan terjadi asal
ada usaha terus menerus. Perubahan itu ibarat batu yang terus menerus ditetesi
sepercik air. Batu akan berlubang pada suatu saat karena percikan air itu.
Demikian juga dengan diri manusia.
Film Letters
to God, dalam pemahaman saya mau menjelaskan tentang perubahan ini.
Seorang anak kecil, Tyler, berhasil mengubah sikap seorang pria dewasa, Brady Mc Daniels. Brady yang diperankan oleh SS Jeffrey Johnson dan bekerja sebagai
pegawai pos semula memiliki masalah dengan kehidupannya. Ia hidup terpisah dari
istri dan anaknya (seorang lelaki). Dalam beberapa adegan film, terlihat
bagaimana Brady tidak menghormati hidupnya. Ia kadang-kadang mabuk, menghayal,
dan tidak sadarkan diri. Tak jarang kebiasaan ini membuatnya malas dan kurang
bersemangat dalam bekerja.
Amat berbeda dengan
Tyler, seorang bocah yang berjuang melawan penyakit kankernya. Ia tetap bersemangat
meski menderita. Seringkali, Tyler yang diperankan oleh Tanner Maquire,
merenung sendiri dalam kesakitannya. Seperti orang sakit lainnya, Tyler hanya
bisa memandang langit-langit kamarnya. Kadang-kadang ia menyendiri di kamar
perawatan di rumah sakit. Dari permenungannya, ia justru membahagiakan orang
lain. Ia menghibur nenek dan mamanya (Maddy Doherty), juga teman sekolahnya (Samantha) yang kerap
kali mengunjunginya.
Bukan hanya itu, Tyler
mampu mengubah banyak orang termasuk kakanya sendiri, Ben yang diperankan oleh
Michael Bolten. Tyler yang berusia 8 tahun ini memiliki keyakinan yang kuat dan
keberanian yang tangguh. Ia yakin Tuhan akan menguatkannya. Tuhan baginya
bukanlah orang yang jauh darinya. Tuhan dekat
dengan manusia. Jangan heran jika relasinya dengan Tuhan seperti relasi
dengan sesama manusia.
Ia tak jemu-jemunya menulis surat kepada Tuhan. Melalui
surat-surat inilah Tyler mengubah banyak
orang. Brady yang membawa surat Tyler seringkali kewalahan dengan alamat surat
yang ditulis. Ditulis kepada Tuhan padahal Tuhan tidak punya alamat rumah.
Brady baru sadar ketika pendeta di sebuah gereja menyarankannya membaca surat
itu. Surat Tyler yang semula dikirim ke gereja kini menjadi surat yang bisa
mengubah kehidupan Brady. Brady kini berubah. Ia menyesali tindakannya dan mau
menempuh jalan baru. Salah satunya adalah berhenti mabuk.
Tyler juga mengajak kakaknya, Ben, yang sering kali marah dengan keadaan Tyler. Ben kerapkali
memarahi ibunya. Ben tampaknya
kehilangan sosok seorang ayah yang bisa membimbingnya. Cinta kasih yang
semestinya ia dapatkan justru hilang begitu saja karena sang ayah sudah
meninggal. Adegan menarik ketika Tyler mengajak Ben ke pendopo rumah bagian
atas. Mereka memandang langit yang indah di malam hari. Saat itulah sang adik
mengajak sang kakak menulis surat kepada Tuhan. Kakaknya terharu lalu memeluk
erat adiknya.
Dalam kelemahan Tyler
berusaha bangkit dan menghibur banyak orang. Usahanya mengubah banyak orang
amat sederhana. Hanya dengan menulis surat kepada Tuhan. Itulah salah satu
bentuk relasi dengan Tuhan. Banyak orang membaca surat Tyler kagum dan kaget setelah
tahu bahwa Tyler hanyalah seorang bocah yang menderita kanker. Keterbatasan
fisik tak membuatnya ragu untuk berbuat baik bagi sesama.
Doa dan keinginan
untuk berubah berjalan bersama. Akankah doa kita mampu mengubah kehidupan orang
di sekitar kita? Kalau doa seorang sakit saja bisa, mengapa doa kita tidak.
Hanya dibutuhkan kemauan yang kuat dalam berdoa. Mengubah kehidupan orang tidak
harus dengan kekuatan fisik. Kekuatan doa juga bisa. Di situlah letak
kerendahhatian seorang Tyler. Usaha untuk mengubah orang pun menjadi usaha yang
pasti. Mari belajar dari Tyler.
Genre: Drama
Pemain: Robyn Lively,
SS Jeffrey Johnson, Maree Cheatham, Maguire Tanner, Christopher Michael Bolton,
Madison Bailee, Ralph Waite
Sutradara: David Nixon
Distributor: Vivendi
Entertainment
Eksekutif Produser:
Tom Swanson
Produser: David Nixon,
Cameron "Kim" Dawson
Penulis: Doughtie
Patrick, Art D'Alessandro, Sandra Murah, Cullen Douglas
Durasi: 110 Menit
Cempaka Putih,
17/11/2011
Gordi Afri
Post a Comment