Bagaimana kita
mengatasi persoalan ini?
Tidak mudah memang.
Tetapi kita jangan berkecil hati. Percayalah bahwa setiap persoalan ada jalan
keluarnya. Kita tidak bisa menghindar dari tuduhan bahwa gerakan karismatik itu
bukan asli dari gereja Katolik tetapi dari gereja Protestan khususnya lagi
pentakosta. Jangan heran jika gaya doanya berbeda dengan gaya doa dalam gereja
katolik.
Lalu, mengapa gerakan
karismatik masih masih bertahan di kalangan umat gereja Katolik padahal dituduh
bukan dari gereja Katolik? Banyak orang Katolik sekarang tertarik dengan
gerakan ini. Masih relevankah tuduhan itu? bagaimana gereja menyikapi hal ini?
Untuk menjawab
pertanyaan seputar gerakan karismatik ini kita bisa membaca sebuah buku yang
mengulas tentang sejarah karismatik. Buku Mungkinkah
Karismatik Sungguh Katolik? Sebuah Pencarian yang ditulis oleh Deshi Ramadhani SJ. Buku
terbitan Kanisius tahun 2008 ini berisi sejarah dan perkembangan gerakan
karismatik.
Dengan membaca buku
ini kita diajak untuk menelusuri gerakan yang dianggap kontroversial ini. Romo
Deshi mengajak pembaca untuk tidak mudah menuduh sebuah gerakan sebagai asli
Katolik atau berasal dari Protestan. Sebelum kita menilai alangkah baiknya kita
mengetahui asal-usulnya. Boleh dibilang para penuduh ini tidak mengenal seluk
beluk gerakan karismatik sehingga dengan pembicaraan atau kabar angin yang ada
mereka menuduh. Padahal tuduhan itu tidak berdasarkan pengetahuan yang memadai
tentang gerakan karismatik.
Romo Deshi tidak
menunjukkan dengan jelas bagian mana yang menjelaskan permasalahan apakah
karismatik itu sungguh Katolik atau bukan. Dengan ini pembaca diajak untuk
membaca secara keseluruhan isi buku ini. Pembaca akan mendapatkan jawabannya
dari uraian yang ada. Dengan membaca secara keseluruhan pembaca akan mampu
mengambil sikap terhadap tuduhan yang ada.
Saya yakin setelah
membaca buku ini, kita tidak asal menuduh atau sembarang menuduh atau mencibir
anggota gerakan karismatik. Jadi, kalau anggota gerakan ini adalah umat Katolik
dan bertahan dalam jangka waktu yang lama, apakah gerakan itu tidak diterima
dalam gereja Katolik? Bagaimana dengan kesaksian anggota gerakan ini yang justru
merasa makin dekat dengan Yesus?
Maka, jangan menilai
sebelum membaca buku ini.
CPR, 2/6/2012
Gordi Afri
Post a Comment