Halloween party ideas 2015


Mendengar kata ‘Cina’ kita langsung terbayang akan wajah bermata sipit, kulit putih, rambut lurus-halus, dan kaya. Memang demikianlah cirri khas orang Cina di mana saja mereka berada. Mereka sudah menyebar ke segala penjuru dunia. Namun, bagaimanakah hidup mereka di Negara tempat mereka hidup? Sudahkah mereka menjadi warga Negara tersebut? Ataukah mereka masih dianggap pendatang?

Kita tidak bisa mengelak dengan kekuatan ekonomi Cina saat ini. Lepas dari masalah HAM yang melanda negeri Cina, negeri ini diisi oleh orang cerdas dalam segala bidang. Mereka sekarang menguasai panggung ekonomi dunia. Bidang lain pun ikut naik seperti kekuatan militer, pendidikan, dan olahraga. Indonesia yang terkenal dengan olahraga bulu tangkisnya, kini, harus tunduk di hadapan Cina. Entahlah Indonesia yang mengalami kemunduran ataukah memang Cina yang mengalamai kemajuan pesat dalam dunia olahraga.

Novel Putri Cina yang ditulis oleh filsuf-sastrawan-wartawan Sindhunata mengisahkan perjalanan hidup orang-orang Cina di Indonesia. Tokoh sentralnya adalah Putri Cina. Putri adalah anak Cina yang menjadi Jawa. Dia belajar budaya Jawa dengan mengikuti berbagai pertunjukkan budaya. Dia menjadi tokoh sentral, padahal dia bukan keturunan Jawa. Karena kepiawaiannya dalam pertunjukkan dia dilirik oleh beberapa pemuda. Dia memang cantik menawan, memikat hati para lelaki. Dari ibunya dia memperoleh petuah, jadilah pemeran yang baik jika engkau menjadi tokoh dalam pertunjukkan budaya Jawa. Tak bisa dipungkiri jika ke-Jawaan-nya dalam pertunjukan itu tidak diragukan lagi. Ada yang menilai Putri Cina lebih Jawa daripada orang Jawa.

Novel ini syarat dengan pesan moral. Orang Cina di mana-mana menjadi orang hebat, sukses, dan kaya. Namun ternyata kekayaannya itu menarik mereka dari perhatian terhadap sesama. Gara-gara harta, mengejar keuntungan, orang Cina lupa akan kehidupan sesamanya. Lantas mereka sering dimusuhi, jadi sasaran amukan massa. Mereka sudah melenceng dari ajaran leluhur orang Cina, yakni memperhatikan sesama.

Meski kelompok Cina menjadi sasaran amukan massa, Putri Cina justru menjadi rebutan beberapa pemuda. Mereka tertarik dengan penampilan Putri Cina dalam setiap pertunjukkan. Beberapa pemuda bahkan rela datang jauh-jauh dari kampungnya untuk melihat pertunjukkan Putri Cina di kampung yang jauh. Banyak yang melamar dan hanya satu yang menjadi pasangannya. Percampuran antara Cina-Jawa menjadi persatuan yang melampaui sekat budaya. Cinta memang melampaui segala sekat. Kekuatan Cinta melampaui sekat yang dibuat oleh manusia. Inilah yang terjadi antara Putri Cina dan Pemuda Jawa.

Sayangnya Pemuda Jawa ini tergila oleh kuasa. Ia mempertahankan kuasanya dan lupa memperhatikan sesama. Lagi-lagi kuasa mengalahkan kehidupan manusia. Pemuda ini tidak mampu menyelamatkan keluarga sang istri. Di sinilah dia gagal. Dia memang hebat namun dia gila kuasa. Kehebatan kuasa tak mampu menjamin kehidupan manusia yang aman. Kuasa adalah puncak sekaligus jalan menuju kejatuhan yang kejam. Maka, hati-hatilah jika Anda berada di puncak kekuasaan. Bagi Anda yang berkuasa bacalah novel ini. Simaklah petuah manusiawi dari novel yang ditulis dengan bahasa yang mengalir ini.

Judul: Putri Cina
Penulis: Sindhunata
Penerbit: Gramedia
Tahun Terbit: 2007


CPR, 16/6/2012
Gordi Afri

Post a Comment

Powered by Blogger.