foto oleh Joegaza |
Ada Salib di jalan. Ya salib yang saya bawa. Saya membawa salib itu dari
Gereja Katolik St. Cristina ke Gereja St Antonius Abbas. Peristiwa ini terjadi
pada pagi tadi, Minggu, 13 April 2014 tepatnya pada perayaan Minggu Palma dalam
kalender liturgi Gereja Katolik Roma. Saya bersama 4 teman dan pastor paroki Rm
Luciano atau akrab disapa dalam bahasa Italia, don Luciano berjalan menyusuri jalan raya
sekitar 200 meter. Dari gereja St
Antonius inilah kami akan memulai perarakan pada perayaan hari ini.
Saya terharu melihat
peristiwa indah hari ini. Kami bertemu beberapa orang di jalan. Mereka
membuat tanda salib saat melihat Salib Yesus yang saya bawa. Italia memang boleh dibilang Negara beragama Katolik. Tapi
bukan berarti semua orang Italia beriman Katolik. Ada juga umat beragama lain
di sini. Bahkan ada yang tidak peduli dengan kehidupan beragama. Istilahnya
mereka bebas memilih atau ke gereja atau ke bar atau tempat hiburan lainnya.
Ada orang Italia yang enggan ke gereja bahkan ada yang enggan menyebut dirinya
orang Katolik. Agama bagi mereka bukanlah hal utama. Setidaknya ini yang saya
lihat di kota Parma-Italia, tempat saya tinggal saat ini.
Saya melanjutkan membawa Salib ini saat
perarakan dimulai. Sebelumnya kami, umat Katolik, berkumpul di gereja St
Antonius lalu don Luciano memulai perayaan dengan membaca Injil dan memanjatkan
doa. Kemudian
dengan panduan seorang polwan, kami keluar dari gereja dan memulai perarakan.
Saya membawa salib dalam perayaan ini. Saya menjadi orang terdepan dalam
barisan bersama 3 teman lainnya yang berada di samping kiri dan kanan saya.
Dalam perarakan sejauh 1 kilo meter ini
saya juga melihat beberapa orang yang membuat tanda salib saat melihat salib
yang saya bawa. Mereka membuat tanda salib dari beranda rumah, dari jendela,
tempat mereka melihat kami membuat perarakan. Teman saya berkoemntar, masih ada
orang yang beriman Katolik seperti ini. Dalam arti di tengah gersangnya pengaruh
agama Katolik masih ada orang yang peduli dengan simbol agama seperti ini.
Perarakan ini menjadi menarik karena
kami berhenti sebentar di gereja St Maria Magdalena. Di sini kami bertemu umat
Katolik Ortodoks yang sebagian besar berasal dari Romania. Kami berdoa sejenak
bersama mereka. Doa untuk kesatuan umat Kristiani. Kemudian don Luciano dan
salah seorang dari antara mereka saling tukar daun Palma. Gereja ini diserahkan
ke komunitas ini sebagai bentuk kesatuan umat Kristiani. Don Luciano
menyampaikan ini di hadapan kami, umat Katolik dan mereka sebagai umat Ortodoks.
Lau kami melanjutkan perjalanan melalui
beberapa gang. Perjalanan ini amat menarik. Kami tiba di gereja St Cristina jam
11. Kami masuk gereja dan melanjutkan dengan misa minggu Palama.
Dalam perayaan ini saya dan kedua teman
membacakan passio (bacaan Injil versi panjang). Kami
bertiga, demikian penjelasan Rm Luciano kepada umat dalam misa ini, mewakili
ketiga benua. Saya mewakili Asia, teman saya Simon dari Siera Leonne mewakili
benua Afrika, dan Martina dari daerah Udine-Italia mewakili benua Eropa.
Menarik bukan?
Umat yang hadir memang bervariasi. Ada
yang berasal dari beberapa negara dari benua Afrika (Nigeria, Kamerun, Sinegal,
dll) juga dari Asia (saya dari indonesia dan beberapa umat dari Filipina dan
India), juga tentunya orang Parma-Italia. Hari ini umat yang datang lebih
banyak dari biasanya. Entah mengapa. Saya mendengar komentar beberapa orang
bahwa ada kebiasaan di Parma di mana pada hari Minggu Palma banyak orang datang
ke gereja untuk mengambil daun Palma. Hari ini paroki menyediakan banyak daun
Palma. Dan, memang banyak orang mengambil daun ini lebih dari satu.
Parma, 13 April 2014
Gordi
Post a Comment