Aku perantau
yang gampang galau
Ingat tanah leluhur
Juga sahabat, handai taulan
Juga keluarga tercinta
Ingat tanah leluhur
Juga sahabat, handai taulan
Juga keluarga tercinta
Tapi aku ingin
bersatu dengan tanah baruku
Ingin masuk lebih dalam
Baik dengan bahasa, budaya, dan kebiasaan mereka
Namun aku juga tak ingin lupa kulitku
Ingin masuk lebih dalam
Baik dengan bahasa, budaya, dan kebiasaan mereka
Namun aku juga tak ingin lupa kulitku
Kulitku dari
tanah leluhur
Di situ kulitku terbentuk
Oleh bahasa, budaya, dan kebiasaan
Yang sekarang sudah terbentuk dalam diriku
Di situ kulitku terbentuk
Oleh bahasa, budaya, dan kebiasaan
Yang sekarang sudah terbentuk dalam diriku
Kini aku ingin
melupakan sejenak semua itu
Biar bisa masuk dalam kulitku yang baru
Bahasa, budaya, kebiasaan
Juga suasana dan kondisi masyarakat di sini
Biar bisa masuk dalam kulitku yang baru
Bahasa, budaya, kebiasaan
Juga suasana dan kondisi masyarakat di sini
Kelak ketika kulit
itu terpasang dalam tubuhkuùaku tak guncang dan galau lagi
Aku sudah anggap diriku sekulit dengan mereka
Sehingga aku dan mereka adalah satu
Aku sudah anggap diriku sekulit dengan mereka
Sehingga aku dan mereka adalah satu
Bukan lagi
mereka, kalian, kamu
Kami, aku, kami punya
Tetapi kita, kita semua
Kita bersama-sama
Kami, aku, kami punya
Tetapi kita, kita semua
Kita bersama-sama
Aku ingin menjadi
seperti mereka
Tetapi juga tak ingin melupakan diriku
Yang sudah terbentuk dengan kulit asliku
Tanpa membedakan kulit mereka saat ini dan kulitku
Tetapi juga tak ingin melupakan diriku
Yang sudah terbentuk dengan kulit asliku
Tanpa membedakan kulit mereka saat ini dan kulitku
Jadi, aku
terlahir sebagai orang baru
Tetapi aku tetapi ingat diriku yang lama
Yang sulit dan tak ingin aku lupakan
Kelak suatu saat mereka juga akan bertanya
Tetapi aku tetapi ingat diriku yang lama
Yang sulit dan tak ingin aku lupakan
Kelak suatu saat mereka juga akan bertanya
Dari mana asalmu?
Dari kulit inilah aku ada
Prm, 7 Sept, 2013
Gordi
Post a Comment