FOTO, sologiardino.it |
Suatu
sore, bosku memanggilku ke kantornya. Dia tanya jika saya siap untuk menerima
tawaran kerja. Bekerja sebagai tukang kebun. Hatiku melonjak-lonjak kala
mendengar penjelasannya. Aku berkhayal, aku dulu ingin jadi tukang kebun.
Lebih-lebih ketika mendengar tukang kebun itu membagikan pengalamannya. Dan,
rupanya khayalan ini jadi nyata. Aku ditawari bekerja di rumah itu. Rumahku
selama tiga bulan. Rumah tempat teman-temanku hidup teratur dan bahagia.
Aku
pun pamit sama teman-temanku. Aku pergi ke rumah ini dan bekerja di sana. Dari
hari ke hari, aku menikmati pekerjaanku. Awalnya sulit sekali. Banyak perintah
untuk buat ini dan itu. Belum lagi mengoperasikan banyak mesin yang sama sekali
aku tidak tahu. Tapi, hidup memang mesti dijalani. Dalam perjalanannya aku
mesti belajar. Dan, aku belajar mengoperasikan mesin-mesin itu. Ganti mesin
ganti cara operasinya. Dan, aku harus belajar semuanya. Dari kerja ini, tiap
akhir bulan, aku menerima gaji. Aku tidak melihat uangnya. Uangnya langsung
dikirim ke nomor rekeningku. Aku bisa mengeceknya kapan saja. Dan, setelah
uangnya cukup, aku ingin sekali kembali ke negeriku. Namun, aku pikiri tidak
ada gunanya. Lebih baik aku bekerja di sini saja. Bahagia. Kalau aku kembali,
aku membuang pekerjaan ini. Dan, ini merugikan aku sendiri.
Hidup
memang adalah perubahan. Aku yang imigran ini kini menjadi pekerja tetap di
Eropa ini. Negeri ini cocok bagiku untuk menikmati hidup bahagia. Impianku
dulu, kini jadi nyata. Aku mau mengisi hidup ini dengan kebahagiaan. Aku tak
mau jadi pembunuh lagi. Aku tak mau tergoda nafsu membunuh lagi. Aku mau bantu
sesama sekarang. Banyak temanku yang datang ke Eropa hanya menganggur saja. Sebagiannya
tidak bisa bekerja. Mereka tidak seperti aku yang punya pekerjaan ini. Aku kini
berusaha untuk mencari tempat bagi mereka. Semoga aku dapat. Semoga seperti
aku, mereka kelak bekerja dan bisa menikmati hidup bahagia. (habis)
PRM,
12/5/15
Gordi
*Didedikasikan untuk imigran dari
negara-negara Afrika yang mencari kehidupan yang lebih baik, di Benua Eropa.
Dari postingan di kompasiana, AKU PINGIN HIDUP BAHAGIA SEPERTI MEREKA (2)
Post a Comment