FOTO, smilecityitalia.net |
Musim
dingin datang. Aku diberi kesempatan untuk pindah rumah. Hidupku pun berubah.
Di sana, aturannya lebih ketat lagi. Tidak bisa sebebas seperti di rumah lama.
Aku rasa sulit sekali beradaptasi. Namun, pelan-pelan dengan bantuan pemilik
rumah, aku bisa. Tidak lama di sini, hanya tiga bulan. Selama musim dingin. Ini
perjanjian awalnya.
Di
sana aku lihat orang-orang hidup teratur. Mereka rata-rata bersekolah. Pagi
sampai sore di luar rumah. Entah pergi kuliah atau mengajar. Malam berkumpul di
rumah. Makan bersama, nonton bersama, lalu tidur. Pagi hari, mereka mengawali
kegiatan dengan doa. Entah bagaimana doanya. Aku tak tak tahu. Aku hanya
mendengar mereka bernyanyi dan membaca. Mereka berkumpul di satu ruangan. Aku
sekali melihat ruangan itu dengan seorang dari mereka waktu kali pertama masuk
rumah ini. Ada salib di dalamnya. Dan, ada banyak gambar lainnya. Penuh dengan
seni lukis dan foto-foto lama. Aku tentu saja tidak bisa masuk seenaknya saja
di ruangan ini. Aku tidak seagama dengan mereka. Dan, ini adalah ruang doa
mereka.
Aku
senang tinggal di sini. Bercakap-cakap dengan mereka itu menyenangkan. Dan,
rupanya di sini juga aku hidup gratis. Makan siang dan malam serta pagi selalu
ada. Pakaian juga dicucikan. Satu siang, aku melihat tukang kebun mereka.
Orangnya baik. Mungkin karena tua, dia ingin pensiun. Dia sudah lama bekerja di
sini. Banyak pengalaman yang dia bagikan denganku. Aku dengan senang hati
mendengarnya. Dalam hati, aku pikir, mungkin tempatku nanti di sini. Aku senang
sekali jika pengalamannya menjadi pengalamanku.
Tiga
bulan berlalu. Aku pun diberi kesempatan untuk kembali ke rumah lamaku. Di
sana, aku jumpa dengan bosku dan teman-teman lamaku. Mereka semuanya baik-baik.
Tidak banyak berubah. Hidup monoton dan peraturan tidak diganti. Lama-lama
hidup gratis ini menjadi tidak enak lagi. Tidak bisa menikmati hidup gratis di
Eropa ini. (bersambung)
PRM,
12/5/15
Gordi
*Didedikasikan untuk imigran dari
negara-negara Afrika yang mencari kehidupan yang lebih baik, di Benua Eropa.
Dari postingan di kompasiana, AKU PINGIN HIDUP BAHAGIA SEPERTI MEREKA (2)
Post a Comment