Segala sesuatu ada hikmahnya. Sejelek apa pun tindakan
bahkan yang merugikan sesama tetap berhikmah. Bisa saja hikmahnya sederhana
saja. Dari tindakan jelek yang kamu lakukan, perbaikilah tindakanmu agar
tidak jatuh dalam kejelekan lagi. Demikian juga dengan judul tulisan
ini. Boleh saja menafsir, emang ada
hikmahnya setelah hukuman mati itu dijatuhkan? Emang membunuh manusia itu baik?
Emang kamu berhak mencabut nyawa manusia yang dalam pandangan berbagai
keyakinan hanya Tuhan yang berhak mencabutnya? Indahnya berargumentasi itu
seperti ini.
Hukuman mati yang dilakukan Indonesia
rupanya membuat dunia gempar. Segempar guncangan gempa
di Nepal. Indonesia menjadi terkenal seketika. Indonesia memang sudah terkenal
dari dulu. Bahkan, akhir-akhir ini lebih terkenal juga karena di mata pengamat
ekonomi internasional, Indonesia patut diacung jempol. Pertumbuhan
ekonominya bagus. Meski pengamat ini sebenarnya bisa keliru. Coba kamu
mengamati di Indonesia, di sana akan lain. Di sana memang ada orang kaya tetapi
ada juga yang miskin. Jadi, kalau pertumbuhan ekonominya bagus, tidak berarti
bagus untuk seluruh Indonesia. Bagusnya itu ya di lingkaran emas ekonomi
Indonesia. Tentu di Jakarta.
Indonesia juga terkenal karena orang kayanya sudah mulai
tampil di kancah perdagangan internasional. Lihat klub terkenal Italia,
Intermilan, mayoritas sahamnya milik orang Indonesia. Belum hitung di tempat
lain. Indonesia dalam hal ini tidak bisa dianggap negara berpenghasilan rendah.
Semua ini membuat warga Indonesia bangga akan bangsanya. Lebih bangga lagi
ketika orang asing melihat orang Indonesia bukan sebagai penduduk kelas bawah
alias penduduk tak berpenghasilan.
Indonesia lebih terkenal lagi setelah hukuman mati ini
benar-benar dilakukan. Dan, lebih heboh ketika korbannya adalah orang asing.
Mungkin kalau hanya orang Indonesia sendiri, hebohnya tidak seperti ini.
kehebohan yang tentu saja di satu sisi menjadi keanehan. Seperti orang sendiri
berkomentar, kalau orang Indonesia di luar negeri dihukum mati, tidak ada
protes dari pihak internasional. Ini berarti pihak internasional yang berprotes
itu rupanya hanya ingat dirinya sendiri saja. Ibarat bisnis, kalau mulai rugi baru bilang, saya bangkrut.
Kalau banyak untung, hanya dibilang, cukup.
Beberapa teman orang asing juga bertanya pada saya. Mengapa
Indonesia begitu menghukum mereka. Saya sudah paparkan situasi
Indonesia saat ini. lalu, ada yang menambah, Indonesia rupanya tidak main-main
dengan ini (kasus narkoba). Memang, Indonesia tidak main-main dengan
hal ini. Indonesia tegas dengan hal ini, seperti tampak dalam keputusan Jokowi.
Lepas dari pro dan kontranya keputusan ini, Jokowi menampilkan pemimpin yang tegas. Sekali jawab A tetap A.
Rasa-rasanya tidak banyak pemimpin Indonesia seperti ini. Jokowi dalam hal ini
seperti Soekarno. Jawaban Jokowi, pihak internasional harus menghormati hukum
di Indonesia. Presiden sebelum Jokowi kiranya jarang yang membuat
keputusan setegas ini khususnya dalam kasus narkoba. Pengamat media yang kritis
bisa mengajukan pertanyaan, ke mana saja pemimpin sebelumnya yang tidak tegas
dengan kasus narkoba seperti ini?
Bukan berarti pemimpin sebelumnya tidak bertindak tegas.
Sudah banyak yang ditangkap dan dimasukkan ke penjara. Sayang seperti diiming-iming
dengan uang, korban ini pun bisa dilepaskan lagi. Pengajuan
pembebasannya diterima. Jadilah, dia berpesta lagi dengan udara kebebasannya.
Dalam hal ini, hukum seperti main-main saja. Karena main-main, hukum menjadi
barang mainan yang bisa dibeli dengan uang.
Hukuman mati yang dibuat Indonesia ini
membuat banyak orang berdiskusi. Di dunia maya, ramai
diperbincangkan. Dari pro sampai kontra. Saya tidak membahas pro dan kontranya.
Saya lebih tertarik dengan proses berargumennya. Ada yang pro dengan berbagai
alasan. Ada pula yang kontra dengan berbagai alasan. Dan, bukan saja antara
sesama orang Indonesia saja. Bahkan, orang di luar Indonesia juga. Bukan saja
pemimpin Australia yang dekat dengan Indonesia. Pemimpin Prancis dan Inggris
juga siap-siap strategi. Ramai-ramai berargumen. Semoga Indonesia terutama
Jokowi sebagai pemimpin tetap tegas menghadapi semua ini.
Teman saya mengatakan kalian tidak berani membunuh
tahanan Prancis karena Prancis sudah mengancam. Prancis melalui
media-medianya memang memberi semacam sinyal kepada Indonesia. Bahasa halusnya
ada konsekuensinya jika Indonesia membunuh warga Prancis ini. Saya setuju tentu
ada konsekuensinya. Tetapi, saya jawab, kamu pikir Indonesia gentar dengan ancaman
itu? Kalau memang warga Prancis itu betul-betul bersalah dan sudah dijatuhi
hukuman mati, Indonesia akan membunuhnya.
Dia lalu diam dan mencari argumen lain. Kalau
warga Amerika, pasti kalian tidak bunuh. Untuk menyenangkannya, saya
jawab, warga Amerika kami lepaskan saja, tetapi kami akan membunuh warga negaramu
(nama negaranya tidak perlu ditulis) yang membawa narkoba ke Indonesia.
Hukuman mati ini tidak saja
menggetarkan dunia. Tetapi, juga membuat banyak orang berdiskusi dan
berargumen, bahkan berdebat panjang.
Salam akhir bulan.
PRM, 30/4/15
Gordi
Post a Comment