FOTO, ninebullets.net |
Benar
kata bapak dulu. Kalau mau maju, jangan cari popularitas. Aku ingat persis
kalimat itu. Aku tak paham sama sekali dalam praktiknya. Maju tanpa mencari
popularitas adalah hal yang sulit. Bagaimana mau maju jika tidak dikenal.
Bagaimana dikenal jika tidak membuat popularitas? Popularitas mestinya dibuat
agar bisa maju.
Tapi
aku tak berhenti di sini. Bapak kok bilang seperti itu. Kata orang tua dulu,
dengar kata-kata orang tua dan para tetuamu. Mereka banyak makan garam. Mereka
merasakan bukan saja pahitnya hidup tetapi juga manisnya. Oleh sebab itu,
mereka bisa berkata-kata dengan bijak. Kata-kata mereka lahir bukan dari
berpikir tetapi dari berefleksi. Refleksi yang berujung pada kebijaksanaan.
Kata-kata mereka itu pada akhirnya menjadi sebuah kebijaksanaan. Tapi, kalau
bapak menyampaikan kata-kata itu pada saya, apakah itu juga muncul dari
kebijaksanaannya?
Sungguh
kata-kata bapak itu memang tidak kupahami betul. Justru kata-kata itu yang
membuat saya terus menerus berpikir. Ada apa di baliknya? Aku tak berhenti pada
bertanya. Aku terus menerus mencari jawaban. Aku berpikir tetapi tak menemukan
jawabannya. Aku membaca tetapi tak menemukan jawabannya. Mungkin aku mesti
kembali kepada ujung kata-kata bapak itu. Kata-kata itu lahir dari kebijaksaan.
Kebijaksanaan yang bermula dari refleksi panjang. Refleksi sepanjang hidup.
Maka, kata-kata itu pada dasarnya adalah kata-kata kehidupan. Kata-kata yang
lahir dari pergulatan hidup.
Jangan
maju jika ingin mencari popularitas. Popularitas memang menjadi pintu untuk
menjadi orang terkenal. Anda populer, Anda menjadi orang terkenal. Anda, dengan
mudah dipilih menjadi pemimpin. Pemimpin hebat kadang-kadang lahir dari
kepopulerannya. Tetapi, ada yang berhenti pada kata populer. Ada yang berusaha
maju selangkah di balik kata populer.
Memang
populer itu penting, apalagi bagi calon pemimpin. Tetapi, populer itu juga
tidak begitu penting. Populer kadang-kadang mengungkung gerak langkah manusia.
Anda populer, kami dukung Anda, tetapi Anda harus balas jasa kami. Anda populer
tetapi lupa akan kebaikan kami, maka Anda akan dicaci maki banyak orang. Maka,
mana yang Anda cari, populer atau kebaikan?
Populer
tentu saja baik, tetapi jika tidak digunakan untuk kebaikan bersama, populer
itu sebaiknya ditinggalkan.
Maka,
aku paham sekarang kata-kata bapak. Kalau mau maju, jangan cari populer.
Carilah kebaikan bersama. Anda menemukan kebaikan bersama maka Anda dengan
sendirinya akan populer.
*Obrolan
sore.
PRM,
13/5/15
Gordi
Post a Comment