gambar dari internet |
Menulis itu ibarat
makan. Maksudnya, makan sendiri. Bukan disuap. Makan selagi bisa makan sendiri.
Kalau sudah tua nanti, tidak bisa makan sendiri lagi. Butuh perawat atau
pembantu atau tukang suap. Belum lagi menu makan harus diatur. Tidak bisa makan
menu orang muda yang hampir semua jenis makanan bisa dimakan.
Ibarat makan,
menulis itu mesti dilakukan terus menerus. Menulislah sampai tangan tidak bisa
menulis atau mengetik lagi. Menulislah sampai tidak ada ide lagi. Menulislah
sampai tidak bisa menulis lagi. Menulislah sampai otak tidak berfungsi lagi.
Kalau otak masih mampu menghasilkan ide, tulisalah.
Dengan rajin
menulis, otak juga sebenarnya bekerja dan bahkan menjadi lebih muda lagi.
Ibarat mobil yang mesinnya bekerja terus, otak juga akan berfungsi baik jika
terus menerus diasah. Jangan jadikan otak terus kaku tanpa kegiatan berpikir.
Otak itu tidak seperti mobil yang terus diparkir. Mobil yang terus menerus
diparkir saja—kata teman saya yang ahli mesin mobil—dengan sendirinya akan
cepat rusak. Otak memang bukan mobil tapi cara kerja otak lebih kurang seperti
mesin mobil. Semakin sering digunakan, kemampuannya semakin tajam untuk
berpikir.
Menulislah sampai
tidak bisa menulis lagi. Seorang sahabat saya sampai umurnya mendekati satu
abad masih bisa menulis. Tahun lalu dia menerbitkan buku baru. Saya selalu
kagum ketika berdialog dengannya. Umurnya tua tapi otaknya masih seperti otak
anak muda yang pintar. Saya selalu mengodanya untuk berbagi cerita. Diumpan
dengan pertanyaan seputar menulis buku atau membuat artikel. Dia dengan senang
hati berbagi cerita. Ini pertanda otaknya bekerja dengan baik. Demikian juga
dengan hobinya menulis artikel. Ucapannya tidak sejelas dulu lagi, tapi alur
pikirannya masih bagus. Ini pertanda orang yang sering tulis, sudah terbiasa
berpikir logis. Otak yang terbiasa berpikir logis memang akan terus menerus
berpikir logis. Otaknya akan mengarahkannya mencari alur pikiran yang baik.
Kemampuan analisnya bagus.
Pertandingan Barcelona
melawan Bayer Muncen baru saja selesai.
Beberapa teman yang suka sekali sepak bola memberi banyak komentar. Mendukung
pemain ini pemain itu, mengkritik itu dan ini,, dan sebagainya. Ini juga bagian
dari cara berpikir. Mereka sebenarnya sedang berpikir, mencari tak tik yang
pas. Dan, dalam pertandingan ini, tak tik ini dipelajari betul-betul oleh Mesi
yang mencetak gol dua kali dan oleh Newmar yang menambah satu gol hingga
menjadi 3-0.
Kalau mau terus
menerus menulis, ambillah ide dari pertandingan ini. banyak hal yang bisa
dikupas. Mulai saja dengan ide besar, Barcelona menang dan Bayern kalah. Tarik
ulasan dan analisis kesana kemari dan jadilah sebuah tulisan. Ini bukan guru
menulis. Bukan pula sedang menggurui. Hanya berbagi pengalaman saja.
Salam menulis.
PRM,6/5/15
Gordi
Post a Comment