Halloween party ideas 2015

gambar dari internet
Lelucon rupanya bisa menyelamatkan. Meski kadang-kadang lelucon itu menyakitkan. Ini tentu saja lelucon yang dipaksa. Atau, lelucon yang keterlaluan. Di balik lelucon memang mestinya ditunjukkan sisi hiburannya.

Siang ini suasana kelas hening. Seolah-olah tak ada penghuni. Atau, ada penghuni tetapi tak beraktivitas. Hanya bunyi gerak pena dan keyboard laptop. Juga, seorang yang bicara. Suara sang profesor. Para mahasiswa/i-nya pasif. Mereka hanya mendengar. Sesekali bertanya tetapi lebih banyak mendengar. Lebih asyik mendengar ketimbang bertanya.

Suasana ini lama-lama mendominasi. Hening tak beraktivitas. Rasa kantuk pun pelan-pelan datang. Memang kantuk itu menggoda. Banyak yang jatuh dalam godaan ini. Posisi kepala mulai miring. Pertanda, kantuk menghantui. Sesekali sandaran tangan pun jatuh dengan sendirinya. Ah, kurang ajar rasa kantuk ini. Konser semalam bisa jadi biangnya. Bukan mereka yang bernyanyi dan bermain musik tentunya. Ya penonton itu, seperti kami.

Menonton sampai tidur larut malam. Dikira fisik masih kuat, otak masih berfungsi. Rupanya tidak. Fisik perlu tenaga baru. Tenaga baru datang setelah fisik beristirahat. Otak bisa berpikir kalau tidak dibebani. Jika sudah dibebani banyak hal, dia akan mandul. Tak berfungsi. Dan, jika tak berfungsi, maunya ya tidur. Awalnya kantuk lalu jatuh dan tertidur.

Rasa kantuk ini tidak boleh ada. Boleh ada tapi tidak boleh menggoda. Boleh menggoda tapi tidak boleh sampai jatuh. Boleh jatuh tapi harus bangkit lagi. Dan memang kami bangkit dari rasa kantuk ini. Pemeran di baliknya adalah sang profesor. Dia tahu betul keadaan para mahasiswa/i-nya. Sekali dia membuat lelucon, yang kantuk mulai sadar. Buat satu lagi, sebagian besar sudah segar. Untuk ketiga kalinya, semua tertawa. Wah….kelas jadi ramai lagi.

Siang ini jadi saksi. Kaulah penyelamat kami. Kamu memang orangnya. Kamu bukan saja belajar bagaimana mengajar. Kamu juga belajar bagaiamana membangunkan orang dari kemalasannya untuk belajar. Belajar mesti dibuat dalam suasana yang menarik. Tidak boleh dibuat dalam suasana tegang apalagi suasana kantuk. Kantuk tanda orang malas. Mahasiswa/i-kok malas. Tidak. Harus bangkit dan berpikir lagi.

Terima kasih profesor. Kamu memang hobi lelucon. Lelucon yang menyelamatkan kami dari godaan untuk tidur. Boleh lucu asal tahu tempatnya. Lucu seperti ini tidak saja membuat orang tertawa tetapi juga membuat orang segar untuk beraktivitas.

PRM, 6/5/15
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.