GAMBARAN MANUSIA MENURUT
INJIL
|
FOTO: pixabayfree |
Seperti apakah gambaran manusia menurut Injil? Pertanyaan ini mesti
digali dan ditemukan jawabannya dalam Injil, pedoman hidup orang Kristiani.
Tema manusia menurut Injil ini menjadi pergelutan selama retret
persiapan tahbisan saya. Pastor Daniel SX membantu saya menemukan jawabannya
dalam Injil Matius Bab 8-10.
Pastor Daniel mencintai Injil
Matius dan menghabiskan banyak waktunya untuk membaca komentar tentang Injil
ini. Dari sini, ia beranjak ke injil lainnya.
“Saya mulai dengan Injil
Matius,” komentarnya tentang kebiasaan membaca pesan Injil.
“Memahami Matius membantu
saya untuk berbuat serupa dengan Injil lainnya,” tegasnya.
Soal Injil memang bukan hal
baru bagi Pastor yang lama berkarya di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat ini.
“Saya harus terbiasa untuk
membaca komentar Kitab Suci. Sebab, saat berada jauh di hutan Mentawai, saya
tidak mungkin membawa buku-buku komentar,” jelasnya dengan penuh percaya diri.
Kebiasaan inilah yang ia bawa
juga saat bertugas di Jakarta. Di sana, ia memberikan beberapa kursus Injil
Sinoptik bersama umat Paroki St Matius Bintaro. Saat di Pranovisiat dan
Novisiat (2006-2008), saya juga ikut kursus ini. Saat itu, Injil Markus sedang
ramai dibahas. Hanya beberapa bab saja sesuai kemampuan umat.
Titik pusatnya saat itu
memang bukan soal menginterpretasikan Injil tetapi mencari pesan Injil secara
bersama-sama. Dalam kebersamaan, ada tindakan berbagi. Jadi, berbagi dalam
semangat Injil.
Menurut Pastor Daniel, ketiga
Bab dari Matius ini akan dibaca dengan trik tertentu. Bagian ini berisi
kumpulan mukjizat dan wejangan. Di antara beberapa mujizat, ada wejangan atau
penjelasan atau selipan tentang kemuridan.
Selipan ini bisa dimengerti
jika perikop sebelum dan sesudahnya dibaca dengan saksama. Maka, dari sini
lahir skema atau trik membaca. Dalam bab 8 misalnya, ada 3 mukjizat.
Setelahnya, ada selipan penjelasan tentang kemuridan Yesus. Kemudian, lanjut
dengan 4 mukjizat berikutnya yang diikuti dengan penjelasan soal kemuridan
lagi. Skema ini berkembang terus menerus seperti ini.
Dari sini, gambaran manusia
menurut Injil akan terlihat. Gambaran ini kiranya akan berguna di tanah misi.
Boleh dibilang, gambaran ini akan menentukan cara pendekatan terhadap berbagai
realitas manusia yang ada.
Dalam bagian akhir pengantar
ini, ada kata-kata menarik dari Pastor Daniel. Katanya, “Hidup seorang
Kristiani bukanlah datar-datar saja tetapi mesti bercukacita.”
Maka, kalau datar-datar saja,
boleh jadi tidak ada sukacita di sana. Saya cenderung datar atau ada
sukacitanya juga?
BA, 10/10/2017
Gordi SX