Halloween party ideas 2015

Foto, dokumen pribadi
Tulisan ini dibuat saat saya sedang pusing. Entah mengapa malam ini tidak ada semangat belajar. Biasanya belajar malam hari. Tentu juga siang dan sore hari. Tapi hari ini semuanya jadi baru. Entah mengapa.

Memang sore ini saya mencoba untuk berkreatif. Mengubah alamat blog saya sampai saya merasa pas. Pekerjaan ini mulai kemarin siang, malam, tadi siang, juga sore hari. Saya membuat 2 blog masing-masing berbahasa Italia dan Inggris. Tapi saya merasa kurang puas dengan alamatnya. Saya mencoba untuk membuat alamat yang ada nama saya di dalamnya.

Dan akhirnya sore ini saya menemukan alamat yang pas. Semoga ini bertahan lama dan tidak akan berubah seperti alamat 2 blog saya sebelumnya, gordyafri.blogspot.com dan gordyafri2011.blogspot.com. Saya merilis blog baru dengan nama hampir sama dengan ini. Satunya gordyafri-indonesian.blogspot.com untuk yang berbahasa Inggris dan gordyafri-indonesiano.blogspot.com untuk yang berbahasa Itali.

Gara-gara mencari nama ini, saya mengubah alamat blog saya dari kemarin hingga hari ini. Memang ini bentuk kerja yang kreatif. Hanya saja makan banyak waktu. Saya tidak mau buang-buang waktu. Tetapi saat ini saya sedang tidak ada semangat untuk belajar. Itulah sebabnya saya ingin menulis dalam bahasa Indonesia saja. Saya tahu, saya sebenarnya masih ada utang untuk menulis dalam bahasa Italia dan Inggris. Tetapi saat sedang tidak ada semangat seperti ini saya alihkan rasa ini pada kegiatan menulis.

Semoga tulisan ini tidak mengganggu pembaca. Apa pun yang terjadi saya menulis ini saat saya tidak ada semangat untuk belajar. Boleh jadi ini menjadi pelajaran bagi pembaca juga. Jangan biarkan situasi yang menegangkan (tidak ada semangat belajar) ini berlalu begitu saja. Saya pun ingin mengisinya dengan belajar menulis.

Saya tadinya mencoba membaca koran dalam bahasa Italia. Tetapi toh tidak mempan. Tetap taka da niat. Mencoba membaca artikel berbahasa Inggris tetap taka da semangat. Mencoba menghibur diri dengan belajar menyanyi lagu Italia toh tetap tak mempan. Boleh jadi memang otak sedang blank. Saya pun lari ke ruang komputer dan menulis ini. Terima kasih untuk pembaca yang membaca tulisan ini.

Salam dari Parma-Italy
Gordi

DIEDIT: Selasa, 30 Juni 2015

Blog lama http://gordyafri.blogspot.com/ sudah kembali seperti semula dan kedua blog dalam bahasa Inggris dan Italia di atas sudah dihapus, gantinya silakan simak di sini untuk bahasa Inggris dan di sini untuk bahasa Italia Terima kasih untuk pembaca sekalian

Pernah mendengar kalimat ini? Atau pernah menonton film yang berjudul seperti ini?

Benar ini adalah nama film. Tepatnya judul film. Kalimat ini artinya Hidup itu Indah atau dalam bahasa Inggris Life is Beautiful. Saya kira ada di Antara pembaca yang sudah menonton film ini atau minimal pernah emndengar kalimat ini. Saya hanya ingin membagikan sedikit kesan saya tentang film ini.

Saya menonton film yang berdurasi 122 menit ini dua kali. Di Indonesia (2007) dan di Italia (2013). Film ini memang berasal dari Italia dan aslinya terdiri atas 3 bahasa, Italia, Inggris, dan Jerman. Kemudian diterjemahkan lagi ke banyak bahasa. Saya menonton dalam bahasa Inggris di Indonesia. Maklum biasanya ada film yang bahasanya tidak diterjemahkan ketika masuk Indonesia.

Film yang dibuat tahun 1997 ini amat terkenal. Selain karena 3 kali mendapat penghargaan sejak 1998 juga karena aktornya yang terkenal, Roberto Benigni. Siapa yang tidak kenal dengan actor Italia ini?

Nama lengkapnya Roberto Remigio Benigni. Lahir di Fiorentini, Italia. Aktor yang banyak mendapat penghargaan ini kemudian menikah dengan Nicoletta Braschi. Roberto dan Nicoletta berperan dalam film La Vità è Bella. Mereka berhasil mendapat penghargaan dalam film ini. Bagus sekali karena mereka berasal dari satu rumah tangga, kemudian bermain dalam film yang sama, dan berhasil mendapat penghargaan.

Tulisan ini tidak ingin memusatkan pada tokoh film tetapi pada jalannya cerita. Secara singkat, film ini menceritakan tentang sebuah keluarga. Guido, nama sang bapak, adalah keturunan Yahudi. Guido guido mencintai Dora (mama) yang adalah pengajar di sebuah sekolah. Guido bekerja di mana saja. Kadang-kadang jadi pesuruh, kadang pelayan hotel, dan sebagainya. Tapi, satu sikap yang mencolok dari Guido adalah orangnya ceria. Bisa cepat beradaptasi di mana-mana.

Cintanya akan Dora rupanya akan berlanjut. Meski Dora pada suatu ketika mau dinikahkan dengan seorang pangeran Jerman. Saat pesta pernikahan itulah Guido yang berprofesi sebagai pelayan hotel membawa kabur si Dora. Cinta mereka pun membuahkan hasil. Lahir anak mereka, Joshua.

semua gambar dari google
Namun, cinta mereka tidak seromantis seperti pada permulaan. Di mana mereka bisa ke mana-mana bertiga. Cinta mereka putus oleh perang. Perang yang memisahkan Guido dan Joshua dari Dora. Namun, satu hal yang menarik, Guido tidak pernah membiarkan Joshua mengalami kesedihan yang mendalam.

Dalam penjara, Guido selalu emnghibur Joshua. Juga dalam suasana perang. Guido tetap menampakkan wajah ceria meski merasa capek kala kembali tempat kerja sebagai tahanan dalam penjara. Suatu ketika mereka berhasil keluar dari penjara dengan ebrbagai cara. Dan akhirnya Guido-Joshua bertemu kembali dengans ang mama, Dora.
“Mama kita memang”, kata Joshua saat mereka bersua kembali.

Film ini layak ditonton oleh siapa saja. Ada nilai kemanusiaan juga penghiburan di dalamnya. Cinta, kesetiaan, kerja keras, lelucon, dan sebagainya. Jika ada waktu silakan tonton. Selamat menikmati untuk mereka yang belum menontonya.

Parma-Italia, 21/1/2014

Gordi

Photo by Lynn Morag Grace from God like
a candle that become light in the darknes 
Since one week ago, I don’t have the enthusiasm in my life. I do my work very well, but it did as a duty, as an obligation. Really, I feel one moment where I don’t have the enthusiasm of life.

But, I don’t know, suddenly, the God come to me. I know that I avoid from Him. God was coming, but I reject Him. And now, I feel that He comes again to give me the enthusiasm in my life.

For two days, Wednesday and Thursday, 8-9 January 2014, I follow the recollection. This is a time for thanks God. This time is a grace from God. And He comes to me through this time.

I thank God because He comes when I am alone. He becomes my friend. He accompanies me on my way. Thanks God.***

9/1/2014

Gordi
Powered by Blogger.