Halloween party ideas 2015


Pernah mendengar suara katak? Saya yang lahir dan hidup di kampung sudah biasa mendengar suara katak. Musim hujan menjadi musim suara katak. Telinga saya juga tidak asing dengan bunyi katak.

Beberapa tahun terkahir saya tidak emndengar suara katak lagi. Saya pindah ke kota dan tinggal jauh dari kampung halaman. Tidak ada katak meski hujan. Suara itu pun jadi asing di telinga.

Saya tinggal di kota Yogyakarta selama beberapa bulan belakangan. Kebetulan rumah kami agak luas. Ada selokan yang cukup panjang dan bersih. Nah, di sinilah saya menemukan katak. Suaranya keluar dari sini.

Sejak saya tiba di kota ini, beberapa kali saya mendengar suara katak. Bunyi itu khas dan musiman. Muncul saat musim hujan. Ketika hujan reda, suara katak mulai terdengar. Yang paling ramainya keluar dari sekitar selokan.

Saya tidak hanya mendengar tetapi melihat. Beberapa kali, sambil menutup pintu gerbang rumah, saya mengintip sumber suara. Saya melihat ada katak menempel di pinggir selokan. Dari situlah muncul suara itu. Ternyata bunyinya merdu. Tidak ada yang merebut bersuara. Jangan heran jika bunyinya saling bersahutan. Saya mendengar sahutan ini meski kadang-kadang memekakkan telinga.

Andai manusia bisa belajar dari suara katak, betapa indah hidup ini. Katak tidak merebut. Dia punya kuasa untuk bersuara. Dia juga punya hak untuk menunjukkan suaranya. Namun, mereka bersuara dengan teratur. Tidak saling rebut. Malah, saling bersahutan.

Saya membayangkan bunyi katak ini seperti irama tarian anak-anak Sekolah Dasar yang rapi dan indah dipandang. Bisakah manusia zaman modern ini seperti itu? Belajar dari sang katak, hidup untuk saling mendengar dan mengikuti dan tidak saling mendahului, saling merebut.

PA, 19/3/13

Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.