Sumber gambar di sini |
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah terakhir mahasiswa
di perguruan tinggi. Mereka yang pernah mengenyam pendidikan di perguruan
tinggi—entah selesai atau tidak—pasti mengenal kata skripsi ini.
Ketika masuk perguruan tinggi bayangan membuat skripsi
pasti sudah muncul. Saya pun ketika tahun pertama sudah membayangkan akan
membuat skripsi. Apalagi beberapa teman di tingkat akhir sudah mewati-wanti
untuk membaca banyak buku sejak awal kuliah sehingga tidak sulit membuat
skripsi.
Meski demikian, saya baru menemukan tema skripsi pada
tahun kedua kuliah. Ada banyak pilihan tentunya, sebanyak mata kuliah yang
dipelajari. Pada akhirnya, hanya boleh pilih satu sebagai tema skripsi.
Setelah mendapatkan tema skripsi, saya bergegas mencari
buku di perpustakaan. Ada banyak buku yang menyediakan tema yang saya pilih.
Lagi-lagi saya mesti memilih satu dari yang ditawarkan. Karena saya membuat
model skripsi laporan buku, maka
saya harus mengecek semua skripsi di perpustakaan. Jangan-jangan buku yang saya
gunakan sudah dijadikan bahan skripsi.
Model lain dalam mebuat skripsi adalah tematis. Maksudnya, kita memilih satu
tema lalu sumbernya diambil dari berbagai macam referensi. Beda dengan model
laporan buku di mana kita hanya menguraikan ulang pemikiran penulis buku.
Keduanya tentu mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Yang lebih penting adalah menemukan tema. Setelah tema ditemukan barulah kita memikirkan
modelnya, laporan buku atau tematis. Tema yang dpilih mesti sesuai dengan minat
kita. Kalau tidak, akan banyak kesulitan yang tak terpecahkan dalam
penyelesaiannya nanti. Sebaliknya, jika tema itu sesuai minat, kesulitan apa
pun yang dihadapi pasti akan kita selesaikan dengan usaha keras.
Model skripsi yang saya tulis di sini adalah model yang
digunakan di kampus kami. Tentu ada model lain—tetapi di luar kampus
kami—seperti laporan penelitian lapangan
misalnya. Model ini juga menarik untuk dikaji. Seorang teman saya pernah
bercerita tentang suka-dukanya bertemu narasumber yang akan diwawancarai. Ada
penolakan, pengabaian, penundaan, dan pe pe lainnya yang mebuatnya hampir putus
asa. Di sinilah kesabaran ditempa.
Selain menemukan tema, hal penting lainnya dalam membuat
skripsi menurut saya adalah kemauan yang
kuat untuk menyelesaikannya. Tantangan adalah refren yang selalu muncul di
setiap model skripsi. Jadi, jangan menganggap model laporan lapangan atau
laporan buku lebih sulit dari tematis. Seperti sudah dikatakan, setiap model
mempunyai kekurangan dan kelebihan. Akhirnya, selamat membuat skripsi bagi
teman-tema mahasiswi/a. Saya sedang menyelesaikan skripsi saat menulis seri pertama dari Serial Kiat Sukses Menulis Skripsi ini. Ini sekadar bagi-bagi
pengalaman. Hal lain seputar tema-tema tentang penyelesaian skripsi akan saya
bahas pada bagian berikutnya. Salam, 10/3/2012 Gordi Afri.***
Post a Comment