Halloween party ideas 2015


Terkesan dengan Kiprah Ibu Teresa di Kalkuta (1)

Baru saja menonton film kisah hidup Ibu Teresa dari Kalkuta. Saya pernah membaca kisah hidup orang suci ini. Pernah juga menonton film tentangnya. Tetapi saya tidak ingat judul film itu.

Baru saja saya menemukan satu kaset/film lagi tentang Teresa. Saya menonton salah satunya. Belum selesai. Tetapi bagian pertama ini cukup berkesan.

Salah satu adegan yang terkesan adalah ketika seorang bapak mengtakan, Aku haus...aku haus...aku haus sambil membuka telapak tangan sebagai tanda bermohon. Dia meminta itu pada Teresa yang sedang melintas di kawasan kumuh itu.

Teresa memberi uang logam. Sayangnya seorang anak kecil langsung meungut uang itu. Bapak itu hanya bisa melihat tindakan anak kecil itu. Tampaknya ia tak berdaya merebut uang itu.

Teriakan aku haus itu adalah teriakan permohonan. Dalam permohonan itu ada harapan. Berharap menjadi tanda orang yang mau berubah. Bapak itu mau berubah dari kehausan ke kepuasan dahaga. Kehausan sebagai lambang penderitaan. Dan kepuasan dahaga sebagai lambang kekenyangan atau kecukupan.

Di negeri ini banyak orang melarat. Bukan miskin. Kalau miskin masih bisa berusaha. Tetapi kalau melarat, amat susah berusaha selain mengharapkan bantuan orang lain. Orang melarat mempunyai harapan yang kuat akan datangnya bantuan.

Sayangnya banyak orang berpunya yang cuek dengan harapan orang melarat. Orang berpunya akdang-kadang tak mau peduli. Saya kadang-kadang bingung membantu orang melarat. Mau beri uang, aku tak punya. Mau dekati, ada rasa enggan karena merasa diri tak memberi apa-apa. Saya pernah mencoba mendekat. Memebri apa yang bisa saya beri. Setelah diamati, ternyata, mereka juga butuh didengarkan. Tidak melulu mengharapkan uang.

Dari cerita ada harapan baru. Anak-anak kecil mulai datang, berkumpul, mendengar cerita. Dalam cerita diselipkan nilai kemanusiaan, rasa iba, perjuangan, kerja keras, dan sebagainya.

Ini juga yang dibuat Ibu Teresa dari Kalkuta. Saya terkesan dengan bagian pertama dari film ini. Besok baru melanjutkan film berikutnya. Terima kasih Ibu Teresa untuk inspirasimu. (bersambung)***

PA, 21/3/13
Gordi

Post a Comment

Powered by Blogger.