Halloween party ideas 2015

foto ilustrasi dari internet
Jangan melupakan hari bersejarah dalam hidup Anda. Hari bersejarah menjadi tanda adanya perubahan dalam perjalanan hidup. Soekarno pernah mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa akan sejarahnya.

Saya ingin mengabadikan salah satu hari bersejarah dalam hidup saya. Bukan mau pamer diri tetapi mau melihat unsur perubahan di dalamnya. Perubahan seberapapun kecil, tak mesti yang luar biasa, tetap memberi sumbangan dalam sejarah hidup kita.

Pada Selasa, 24 apil 2012 yang lalu, saya mengalami peristiwa bersejarah dalam hidup saya. Hari ini menjadi salah satu puncak perjuangan intelektual saya. Dua dosen menguji saya mengenai tugas akhir yang saya buat yakni skripsi. Saya menyusun skripsi itu dalam tahun terakhir kuliah, dalam 2 semester. Saya ingin menjadikan waktu 2 semester ini sebagai bagian dari sejarah hidup saya. Saya menyusun skripsi sampai pada pertanggungjawabannya nanti termasuk perbaikan setelah diuji.

Masa-masa ini saya maknai sebagai momen intelektual. Maksudnya segala daya intelektual dikerahkan untuk menyelesaikan tugas ini. Ada tantangan yang berarti namun tetap dilampaui. Jatuh bangun dalam semangat mengerjakan bab per bab. Godaan untuk mengabaiakan membaca buku sumber dalam sehari. Godaan untuk mendahulukan tugas lain yang sesuai minat saya ketimbang skripsi. Ini semua adalah momen perjuangan intelektual.

Ini menjadi sejarah karena dengan melewati ini kemampuan saya diasah. Kemampuan mengelola waktu. Kemampuan mengasah pikiran agar tetap fokus dalam satu permasalahan yang belum terselesaikan. Kemampuan untuk mengadakan upaya diplomatis melalui dialog dengan nara sumber sekunder seperti teman/dosen yang ahli dalam bidang yang saya geluti. Dari upaya ini kemampuan saya dalam berelasi (dengan rendah hati) dengan sesama semakin teruji.

Selain itu ada juga kepekaan yang amat sensitif. Kepekaan akan tugas yang diprioritaskan. Kepekaan akan permohonan bantuan teman. Dalam menyelesaikan tugas ini, saya melibatkan teman-teman. Ini perjuangan bersama-pribadi. Maksudnya, perjuangan ini dilaksanakan bersama teman-teman dan juga para dosen pembimbing. Meski yang bertanggung jawab penuh adalah saya sendiri. Ibarat menahkodai kapal laut. Teman-teman adalah kru ABK (anak buah kapal) dan sang kapten adalah saya sendiri. Kapal berjalan dalam kerja sama kru dan sang kapten.

Hari ini juga menjadi hari sejarah karena berhadapan dengan dua dosen dalam satu pertemuan. Biasanya satu lawan satu, bukan untuk bertanding tetapi untuk berbincang-bincang. Sejak semester satu kami sudah dibiasakan berhadapan muka dengan dosen dalam ujian semester. Ini modal untuk berani tampil bicara empat mata dengan dosen. Kali ini agak lain. Ada dosen yang mesti dihadapi. Meski kami saling kenal dan sering berjumpa dalam pertemuan kuliah, saya masih merasa agak canggung berhadapan dengan mereka dalam pertemuan ini.

Tetapi saya berprinsip, mereka juga manusia mengapa mesti ditakuti. Mereka tidak membunuh saya. mereka juga membahas tugas yang saya buat, yang saya susun, jadi saya yang lebih tahu tentang topik yang dibahas. Dengan modal ini saya berani berhadapan dengan mereka. Dengan modal ini saya berani mempresentasikan selama 15 menit di hadapan mereka. Setelah itu, saya siap menjawab pertanyaan mereka. Tentu tidak semuanya bisa dijawab dengan benar. Tetapi yang lebih penting adalah saya menjawab dan mempertanggungjawabkan tugas akhir saya ini.

Ini bagian dari sejarah hidup saya. bagian yang tidak saya lupakan. Entahlah mungkin saya tidak mengalami lagi keadaan seperti ini. Kalau saya belajar lagi ke tingkat selanjutnya pasti mengalami juga. Tetapi kalau tidak, tidak apa-apa, toh dalam sejarah hidup saya, bagian ini sudah saya alami. Saya tidak akan melupakan bagian sejarah ini.

Jangan melupakan sejarah hidup Anda. Dengan mengenal sejarah, Anda menjadi tahu perkembangan hidup Anda. Dengan tahu perkembanga,n Anda bisa membuat evaluasi atas hidup Anda.***

CPR, 31/5/2012
Gordi Afri



Post a Comment

Powered by Blogger.