Wanita rentan terhadap tindakan diskriminatif. Mereka
direndahkan. Mereka menjadi tak berdaya. Boleh jadi akar dari semua ini adalah
anggapan bahwa wanita itu lebih rendah ketimbang kaum lelaki. Padahal sejatinya
wanita dan lelaki itu mempunyai derajat yang sama. Tak ada yang lebih tinggi
atau lebih rendah.
Penulis novel ini, Abidah El Khalieqy, menyadari
tindakan diskriminatif terhadap kaum wanita. Dia adalah salah satu yang
menyadari lalu bangkit memberontak (dengan menulis). Kiranya dia dan kita
setuju bahwa tindakan diskriminatif terhadap perempuan harus dihentikan.
Novel ini mengisahkan kehidupan Nisa dan pamannya Lek
Khudhori. Mereka mula-mula sama-sama memiliki keinginan yang sama yakni
belajar. Sang ponakan suka dengan gaya
didik pamannya. Ponakan, Nisa, menimba banyak ilmu dari pamannya. Sampai suatu
ketika sang paman kuliah di Arab dan sang ponakan tetap mengirim surat. Mereka saling
mengirim surat.
Meski mengisahkan kisah cinta sang ponakan dan sang
paman, novel ini mempunyai pesan yang menarik yakni perjuangan terhadap kaum
perempuan. Penulis dengan berani mengajukan pertanyaan kritis misalnya mengapa
perempuan dilarang puasa pada saat haid?
Menurut hemat saya, pertanyaan kritis semacam ini
menumbuhkan minat bertanya pada pembaca untuk menggugat diskriminasi terhadap
perempuan. Kiranya dengan pertanyaan ini muncul pertanyaan lain yang kritis.
Penulis yang adalah penyair dan novelis ini mengulas
kehidupan di pesantren. Kisah seputar pembacaan Alqur’an oleh para santri,
pelajaran bahasa Arab, dan pelajaran lain yang terkait. Semuanya diulas dengan
bahasa yang mengalir.
Penulis yang banyak mendapat penghargaan bidang tulis
menulis antara lain Penghargaan Seni dari Pemerintah DIY 1998 mengajak pembaca
untuk membuka mata terhadap kehidupan perempuan. Semoga dengan membaca novel
ini banyak kaum perempuan menyadari kehidupannya dan bangkit berjuang
emngkritisi segala yang ada. Perempuan kiranya tidak boleh tinggal diam,
menerima begitu saja peraturan yang ada. Bukan untuk memberontak secara fisik
tetapi mencari dasar argumen dari peraturan yang ada. Dengan demikian pemahaman
mereka diperkaya.
Judul buku: Perempuan Berkalung Sorban(Sebuah
Novel)
Pengarang: Abidah El
Khalieqy
Penerbit: Arti Bumi
Intaran, Yogyakarta
Tahun terbit: 2001, 2009
(edisi revisi)
CPR, 7/7/2012
Gordi Afri
Post a Comment